005. Asking for

21.9K 2.5K 59
                                    

Dan sepertinya Taehyung benar-benar menjalankan perkataannya. Sudah seminggu berjalan dan Taehyung benar-benar sama sekali tak menghubungi Nayoung. Bahkan Taehyung sudah sama sekali tak menunjukkan rasa sedihnya, dia sudah kembali fokus pada pekerjaannya.

Entah bocah itu terbuat dari apa, sangat mudah bahagia dan sedih dalam waktu bersamaan. Berharap semoga Taehyung tak mempunyai kelainan atau disorder apapun yang dapat berakhir dengan bunuh diri nantinya. Ya Tuhan, Yoora benar-benar berdoa jangan sampai seperti itu.

Dan siang itu jam istirahat, Yoora sedang mendengarkan Jungkook yang lagi-lagi tengah menelpon Hyejin, Yoora mendadak mempunyai ide untuk sedikit mengusili Jungkook saat menelpon Hyejin. Jungkook yang tahu kalau Yoora punya niat iseng padanya malah membuat Yoora bergabung pada obrolannya dengan Hyejin.

Yoora dan Hyejin pun sudah saling mengenal saat mereka di bangku kuliah. Dan hasilnya niatan buruk Yoora mengerjain Jungkook pun tak terlaksana dengan baik.

Yoora yang tengah memandang Jungkook beralih mengedarkan pandangannya mencari sahabatnya yang satu, pandangannya menemukan Taehyung yang tengah berjalan keluar. Sekelebat dia segera meminta ijin Jungkook dan segera menyusul Taehyung karena tahu betul Taehyung hendak kemana. Yoora segera berlari menyusul Taehyung.

Yoora mulai melangkahkan kakinya, sejenak dia ragu akan terus berlanjut untuk menemani Taehyung atau tidak, hatinya sebenarnya sangat ingin, namun ada perasaan lain dalam hatinya, perasaan takut dan canggung. Entah mengapa akhir-akhir ini dia merasa begitu canggung pada Taehyung, tepatnya setelah ia merasa debaran lain yang terasa saat bersama Taehyung. Mungkinkah Yoora mulai menyukai Taehyung?

Namun entah mengapa kakinya masih terus melangkah mendekati Taehyung yang telah duduk ditepi atap sambil menatap pemandangan didepan. Yoora berjalan mendekati Taehyung dan duduk tepat disamping lelaki itu. Ditempat biasanya ia duduk menemani Taehyung.

Taehyung menoleh sejenak, manik matanya menatap lembut mata hitam milik Yoora, sedetik kemudian senyum lembut tersungging di bibirnya. Taehyung sangat bersyukur mempunyai Yoora yang selalu ada untukknya disaat apapun. Dan Yoora selalu tahu apa yang sedang terjadi pada Taehyung.

Keduanya kembali terdiam, menikmati keindahan pemandangan dari atap itu, kebiasaan yang sering mereka berdua lakukan setiap jenuh pada pekerjaan di kantor dan dilapangan.

"Kau belum menghubungi Nayoung lagi?" pertanyaan Yoora memecah keheningan. Dari nada bicara Yoora terselip perhatian pada Taehyung dan Nayoung, dan hubungan mereka. Entah apa yang menjadi tujuan Yoora menanyakan hal itu, hanya saja ia benar-benar ingin mengetahui sesuatu.

"tidak! aku tidak berniat menghubunginya!" masih terselip suatu kecewa dari nada bicara Taehyung. Dan mendadak rasa lega menyeruduk hati Yoora setelah mendengarnya langsung. Namun mengetahui raut kecewa di wajah Taehyung, perasaan lega itu bercampur dengan rasa kecewa pula. Yang jelas Yoora tahu kekecewaanya bukan karena berempati pada Taehyung, namun karena hal lain.

"Cobalah menghubunginya, dia pasti punya alasan tersendiri mengapa bertindak seperti itu."

Demi apa pun yang ada didepan mereka, Yoora mengucapkan sesuatu yang benar-benar bertolak belakang dengan hatinya. Sebenarnya Yoora tak ingin Taehyung menghubungi Nayoung lagi.

"aku tidak akan pernah menghubunginya lagi!!" ucapan Taehyung begitu dingin dengan nada yang tinggi dan sarat dengan kemarahan yang berlebih. Seketika Yoora terdiam melihat  Taehyung yang terlihat sangat marah, membuat badannya mundur sedikit.

Sudut mata Taehyung menangkap gerakan tubuh Yoora yang mundur mendadak. Taehyung baru ingat bahwa sahabatnya itu takut dengan orang yang dilanda kemarahan.

"Maaf" lirih Taehyung memandang Yoora, seberapapun dekat mereka, disaat dia dan Jungkook sedang marah, entah karena apa, Yoora selalu tidak pernah berani mendekati mereka. Yoora merasa sangat takut dengan orang-orang yang sedang dilanda emosi tinggi. Tangan Taehyung terulur meraih bahu Yoora, memeluk lembut bahu Yoora.

"Tidak, aku yang minta maaf, aku tak akan membahas tentang Nayoung lagi!"Yoora mendesah lega, menumpukan kepalanya di bahu Taehyung.

"itu akan lebih baik"

Dengan pelukan lembut Taehyung, Yoora merasa lebih tenang. Yoora mulai bergerak melepaskan diri dari Taehyung disaat dia tersadar bahwa posisi mereka benar-benar dekat.

"Taehyung-ah, lepaskan aku!" Yoora sedikit bergerak-gerak untuk melepaskan pelukan Taehyung. Kembali demi apapun yang ada didepan mereka, pelukan Taehyung adalah yang terhangat yang pernah dia rasakan. Yoora tidak ingin melepaskannya, namun mau tak mau Yoora harus meminta Taehyung melepaskan pelukannya, demi jantungnya yang semenjak tadi telah berdetak tak karuan. Yoora tak ingin mati muda hanya karena serangan jantung seperti ini.

"Tidak, biarkan seperti ini sebentar" dan akhirnya Yoora menyerah, dia tidak bisa melawan Taehyung yang keras kepala, dan tidak bisa melawan hatinya yang dilanda rasa bahagia yang mendadak membuncah disana. Mengalir hingga menghasilkan sebuah senyuman lebar di wajah Yoora.

"Yoora-ya..." Taehyung melepaskan pelukannya dan menatap Yoora dalam. "Boleh aku minta sesuatu?" Yoora menyamankan badannya dan yang pasti detakan jantungnya masih terasa meledak setelah pelukan Taehyung tadi.

"apa? Jika aku bisa membantu pasti aku aku bantu Tae.." Yoora menatap wajah Taehyung yang meneduhkan.

"menikahlah denganku-" Yoora tertegun mendengar panuturan Taehyung. Matanya mengerjap berkali-kali, mencoba menyesapi bahwa yang didengarnya bukanlah fatamorgana.

Taehyung menatap teduh mata Yoora yang tengah terdiam. Entah apa yang akan Yoora jawab mendengar ajakan Taehyung.

"jangan dijawab sekarang jika belum siap! Ayo kembali ke kantor!" Taehyung tersenyum jahil pada Yoora. Taehyung tahu betul bagaimana cara membuat perempuan disampingnya itu bersemu merona. Senyum indah terbit dibibir Yoora, Taehyung ikut tersenyum menatap wajah Yoora yang merona bahagia.

Namun tanpa Taehyung sadari, senyuman Yoora musnah seketika saat dia menyadari sesuatu.

'hatimu sudah terpaut di satu hati Tae, tak mungkin bisa berpindah ke tempat lain!'

Yoora bergumam kecil, namun gumaman Yoora cukup membuat Taehyung berhenti melangkahkan kakinya dan berbalik ke arah Yoora. Taehyung kembali menatap Yoora dalam.

"bukannya tidak bisa! Namun belum ada hati lain yang bisa kutempati, kuharap yang bisa mengalihkannya itu hanya hatimu!" Taehyung langsung berbalik meninggalkan Yoora yang membeku akibat ucapannya. Taehyung meninggalkan Yoora untuk kembali ke kantor.

"yayyyy!! Kau mau kita diomelin Jungkook lagi? Ayo kembali ke kantor!" dan teriakan Taehyung sukses membuat Yoora kembali kedunia nyata, setelah dia merasa melayang akibat kata-kata Taehyung tadi. Dan Yoora berjalan menyusul Taehyung untuk kembali kantor, tangan kirinya meraih tangan kanan Taehyung dan menautkannya dengan nyaman. Taehyung menoleh pada Yoora dan tersenyum indah.

- rewritten on Dec 26, 2017

The RED [M] ✔️Where stories live. Discover now