Tentang Kematian.

60 2 0
                                    

Empat hari ini, aku menerima dua kabar kematian dari dua orang yang sangat berbeda.

Yang pertama adalah seorang laki-laki berusia 27 tahun. Penyanyi yang tak hanya terkenal di negara asalnya namun juga mendunia. Ia diduga meninggal karena bunuh diri sebab keracunan karbon monoksida.

Yang kedua adalah seorang anak perempuan berusia 8 tahun. Seorang kakak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Meninggal karena mengidap penyakit tumor ganas di otaknya.

Aku terus memantau berita-berita tentang kematian penyanyi itu di sosial media. Aku pun datang takziyah ke almarhumah putri guruku yang meninggal karena tumor itu. Saat berada di rumah duka, aku terus memperhatikan sekitar. Ada yang menangis, ada yang bercengkerama, antara tentang membahas penyakit yang diderita anak kecil itu, atau membahas hal lainnya.

Pertanyaan-pertanyaan ini terus berkelebat di kepalaku.

Saat aku meninggal nanti, berapa orang yang akan menangis?
Apakah sedikit, hanya sahabat karibku, atau bahkan banyak orang yang tidak kukenal akan menangisiku, seperti penyanyi laki-laki itu?

Siapakah yang benar-benar bersedih, akankah duka mereka berlalu begitu saja, atau ada yang ingin menyusulku dengan bunuh diri?

Akankah ibuku yang memandikanku, atau aku yang memandikan ibuku?

Atau Allah melarang keluargaku untuk memandikanku?

Apakah aku pergi tanpa meninggalkan beban? Ataukah masih ada urusanku di dunia, hingga mereka yang memberiku hutang menagih kembali?

Apakah kematianku akan terus diberitakan awak media? Atau yang mengetahui kematianku hanya sebatas keluarga dan teman saja?

Bagaimana kondisi rumah dukaku nanti? Apakah ibuku menangis hingga pingsan? Apakah orang-orang yang melihat jasadku akan menangis? Apakah orang-orang akan membicarakan penyebab kematianku? Atau banyak yang akan bersikap biasa saja, mengobrolkan hal lain, seolah kematianku hanyalah hal lumrah yang akan segera berlalu? Seolah tak ada apapun yang terjadi?

Apakah banyak orang yang akan memberikan sumbangan?

Atau banyak yang bersyukur atas kematianku?

Siapa yang benar-benar tulus berdoa untukku, saat tahlilan dibacakan? Apakah ada yang hanya membaca sekedar untuk formalitas?

Berapa orang yang akan menshalati jenazahku? Apakah lebih dari 40 orang? Atau justru kurang?

Di manakah aku akan dimakamkan? Apakah sama dengan kota kematianku atau kota kelahiranku? Apakah di sisi makam keluargaku ataukah mengeduk tanah yang baru?

Berapa orang yang akan terus mendoakanku bahkan setelah kematianku?

Berapa orang yang akan melakukan kebaikan atas namaku?

Kapankah aku mati?

Apakah hari ini?

Atau besok?

Atau masih 1000 tahun lagi?

Atau tepat setelah aku menulis ini?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 27, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tentang Kematian.Where stories live. Discover now