chapter 2

310 31 4
                                    

Chapter 2

Sebagian besar penduduk bumi mungkin tak akan percaya tentang kebaradaan putri duyung. Mereka menganggap putri duyung adalah mahluk fiksi yang tercipta karena khayalan manusia. Apa lagi di jaman modern seperti ini. Orang yang percaya akan keberadaan putri duyung akan dianggap gila atau orang yang hanya cari sensasi. Kita dapat memperoleh banyak informasi tentang putri duyung di internet, tapi mengenai kebenarannya? Tidak ada yang tau.

Sehun tidak bisa tidur semalama, ia merasa laut selalu memanggilnya. Tubuhnya terasa panas dan kepalanya sakit.

"Kau sudah bangun?" Kai berjalan menghampiri Sehun.

"Aku ingin berenang. Tolong lepaskan gips kakiku." Kai sigap dan melepaskan gips kaki Sehun, lalu ia memenggendong Sehun.

"Sehun, aku memiliki rapat penting pagi ini. Dan aku harus mandi. Jadi kau bisa berendam di bak mandi kamar tamu." Kai menggendong Sehun menuruju kamar tamu yang berada di lantai yang sama.

"Baiklah, aku tidak keberatan jika harus berubah menjadi duyung sampai kau kembali." Sehun mengeratkan pelukannya pada tubuh Kai.

"Bagus. Berapa lama kau bisa bertahan tanpa berubah wujud?" Kai meletakkan tubuh Sehun pada bak mandi berbentuk persegi di kamar tamu. Sehun dengan cepat menarik kaos longgar Kai yang ia kenakan. Kai sepertinya harus terbiasa dengan tingkah vulgar si wanita ikan.

"Entahlah, aku aku merasa mencapai batas jika tubuhku terasa panas." Sehun memutar kran air sesuai dengan yang Kai ajarkan kemarin. Kakinya ia luruskan dan dalam sekejap sisik-sisik cantik itu keluar dan membentuk sebuah ekor ikan yang sangat cantik.

"Kau memiliki 2 sisa pertanyaan hari ini." Sehun tersenyum nakal pada Kai.

"Dasar kau ini, masih ingat saja." Kai mengusap kepala Sehun dan berjalan keluar kamar mandi.

"Kai berikan aku benda penunjuk waktu itu, agar aku tau kapan kau akan datang." Sehun berteriak sebelum Kai mencapai pintu.

"Benda itu bernama jam Sehun. Ya aku akan memberikannya padamu jika aku selesai bersiap-siap. Nikmatilah waktumu." Kai tersenyum pada Sehun dan menutup pintu kamar mandi.

"Shit shit shit shit shitttt.. morning wood sialaaannn.." Kai mengumpat dirinya sendiri karena ia sudah sangat tegang pagi-pagi seperti ini. Setiap pagi memang normal bagi seorang pria jika mengalami ereksi, tapi untuk Kai biasanya ia akan mengalami setengah ereksi dimana kejantanannya akan menggembung sedikit. Tapi saat melihat Sehun pagi ini dengan segala tingkah polosnya yang vulgar, rasanya kejantanannya tak mau berkompromi dan membesar sempurna tanpa perintah.

"Aku harus segera membelikannya pakaian." Kai segera menuju kamar mandi dan menyelesaikan urusannya.

.

.

.

Banyak orang yang berpendapat bahwa hari Senin adalah hari yang menyebalkan, karena jauh dari akhir pekan. Sebagai CEO dari perusahaan perhotelan terbesar abad ini, Kai harus memberi contoh yang baik pada pegawainya. Mulai dari disiplin, tepat waktu, dan giat bekerja. Kai termasuk tipe atasan yang ditakuti oleh pegawainya. Bukan karena ia sinis atau kejam, tapi karena aura yang sangat kuat dari pria itu. Dan juga karena Kai termasuk orang yang sangat sulit tersenyum. Kai hanya akan tersenyum pada rekan-rekan kerjanya, sebagai bentuk basa-basi jika suasana canggung.

Pria itu keluar dari walk in closet-nya dengan tampilan yang sangat menawan. Setelan jas abu-abu tua dengan motif kotak-kotak, kemeja putih dengan dasi biru dengan corak khas Gucci membuat penampilannya terlihat seperti model yang akan berjalan di runway. Rambut hitam itu ditata dengan gel dan menghasilkan sebuah style yang disebut dengan coma hair. Ia berjalan mengambil sebuah sepatu kulit berwarna hitam dan sebuah tas kerja keluaran Burberry. Tak lupa ia menyambar sebuah jam digital untuk Sehun dan berjalan menuju dapur, ia membuat sarapan super cepat hanya dengan roti tawar dengan lembaran keju. Lalu bergegas menuju tempat Sehun berada.

Sea DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang