"Apa kau benar kekasih putraku—Oh Sehun?"
Pertanyaan dari wanita paruh baya yang berdiri di hadapannya saat ini menggema di dalam kepala Tzuyu.
Dirinya dalah kekasih Oh Sehun?
Atas dasar apa seseorang bisa menarik kesimpulan bahwa Tzuyu dan Sehun adalah sepasang kekasih?
Mereka memang akrab. Tetapi, jika akrab dapat dijadikan indikator penunjuk dua sejola itu menjalin hubungan khusus, itu artinya Tzuyu juga memiliki hubungan khusus dengan Chanyeol, Jongin, Baekhyun, Kyungsoo, dan sejumlah pelanggan Screaming Beans lainnya yang juga akrab dengan sang dara.
Jadi, kenapa harus Sehun dan Tzuyu?
"Jadi, apa itu benar?" Suara wanita paruh baya itu berhasil menarik Tzuyu kembali dari lamunan.
"Ah, i-itu—maaf, Nyonya. Tetapi, saya bukan kekasih Oh Sehun." Tzuyu menjawab pertanyaan itu dengan gugup. Ia juga tidak mengerti mengapa ia harus merasa gugup. Toh, dia sedang mengatakan yang sejujurnya, bukan?
Wanita yang mengaku sebagai Ibu dari Sehun itu menunjukkan raut kecewa di wajahnya.
Hati Tzuyu mencelos seketika. Ia pun akhirnya menyadari apa yang membuatnya gugup saat ini. Karena ia tidak ingin membuat wanita di hadapannya ini kecewa. Wanita itu menunjukkan determinasi yang amat tinggi saat pertama kali bertemu tatap dengan Tzuyu. Saat ini, binar penuh semangat yang semula terpancar di netranya pun sirna seketika.
"Jadi, kau bukan kekasih Sehun?" tanya wanita itu memastikan.
Tzuyu memasang senyum lemah, kemudian menggeleng kecil.
Akan tetapi, secara mengejutkan, wanita paruh baya tersebut justru menunjukkan senyum tipis. "Maafkan aku karena sudah mengganggu waktumu, kalau begitu. Aku permisi dulu." Ia berpamitan sebelum pergi meninggalkan Screaming Beans.
Di balik meja kasir, Tzuyu hanya bisa membungkukkan tubuhnya dengan kikuk. Tidak ada kata apapun yang meluncur dari bibirnya saat itu juga. Hatinya terlalu sakit, hingga rasanya, lidahnya kesulitan untuk berkata-kata.
Sekarang, apa yang harus Tzuyu lakukan?
—
Selama sepekan penuh, pelanggannya yang bernama Oh Sehun itu sama sekali tidak muncul di Screaming Beans.
Dan selama sepekan penuh pula, Tzuyu masih diliputi perasaan bersalah. Ia sangat ingin bertanya kepada Sehun, perihal insiden di mana Ibunya yang datang dan menanyakan status hubungan mereka. Di sisi lain, Tzuyu sama sekali tidak ingin mengganggu Sehun yang sedang sibuk dengan pekerjaannya. Sementara, ia tidak memiliki seorang pun yang bisa ia percaya untuk ia jadikan tempat curhat mengenai masalah ini. Pada intinya, gadis itu sedang menghadapi dilemma yang amat besar.
Di tengah kegamangan yang sedang menyerangnya saat ini, tiba-tiba saja, ada yang mengusiknya.
"Hei. Jangan melamun."
Tzuyu mendongak dan mendapati wajah Jongin di hadapannya. Gadis itu hanya mendengus pelan, kemudian memalingkan wajah.
"Ada apa denganmu?" Jongin—dengan gelas di tangannya yang diyakini Tzuyu berisi cokelat panas, minuman favorit sang adam—duduk tepat di hadapan Tzuyu yang sedang duduk termenung di salah satu bangku kosong di sudut Screaming Beans. "Kau tidak bekerja?"
Tzuyu menggeleng seraya melirik sekilas ke arah Jongin. "Jam kerjaku sudah berakhir," jawabnya sebelum kembali menatap ke luar jendela.
Jongin memandangi Tzuyu dengan bingung. Tidak biasanya, gadis itu menunjukkan sikap demikian. Meskipun gadis itu bukan tipikal gadis yang periang dan berisik, tetapi Tzuyu tidak pernah terlihat murung seperti saat ini. "Apa yang sedang kaupikirkan?"
