Chapter 1

1.1K 120 42
                                    

Rinduku memuncak kala semilir dingin angin musim gugur menyapa. Sepercik kenangan indah kita menyeruak di ingatanku, mengoyak pertahanan sia-sia ini. Semburat kemerahan senja seakan mengejek segala ucapanku yang terus berdengung. Aku ingin kembali. Aku merindukan rumah. Aku merindukanmu, hyung.

.

.

Alunan lagu Faded milik Alan Walker memenuhi hiruk pikuk siswa dalam aula sekolah yang cukup besar. Seorang namja brunette tengah duduk santai di pojok aula dengan headphone bertengger di telinganya, seolah menjadi penyelamat dari keramaian aula.

“Yak Cho Kyuhyun,” teriak melengking seorang namja jangkung sembari melepas headphone namja bernama Kyuhyun itu sedikit memaksa. “Jangan duduk saja, bantu menghias stand. Kalau stand klub kita tidak menarik bagaimana para hoobae akan menghampiri stand kita,” omelnya yang membuat Kyuhyun berdecak malas sambil kembali memasang headphonenya.

“Klub tenis meja memang tidak begitu menarik, jadi jangan terlalu berharap kita mendapat banyak hoobae tahun ini,” ucapnya sarkatis membuat namja jangkung itu menggeram marah.

“Jangan berlebihan Chwang, tahun kemarin saja para sunbae hanya mendapat kita dan Henry,” sambungnya sambil melirik Henry yang sibuk menghias langit-langit stand dengan rumbai warna-warni. Changmin ikut melirik Henry. Senyumnya terlihat miris melihat stand klub lain menghias beramai-ramai dan stand mereka hanya terlihat namja yang terus tersenyum tidak jelas sambil menggantung rumbai-rumbai itu.

‘Trakk’

“Akhhh,” teriak melengking Changmin mengusap kepala malangnya yang entah mendapat pukulan benda keras dari siapa. Kyuhyun terlihat melempar headphone yang ia gunakan untuk memukul Changmin ke meja.

“Wajahmu seperti seorang ibu yang miris melihat anaknya bekerja banting tulang,” sinis Kyuhyun sambil berlalu.

“Yakk, Cho sialan!” teriak Changmin tidak terima. Sedetik kemudian raut mukanya melembut melihat Henry tersenyum senang ketika Kyuhyun menawarkan bantuan.

“Berhentilah jadi pecundang Cho. Waktu tak akan pernah kembali sekalipun kau merutukinya seumur hidup,” lirih Changmin.

.

Hari ini Hanguk Senior High School tengah mengadakan event pengenalan klub yang ada di sekolah mereka untuk para hoobae baru. Para sunbae tingkat 2 berlomba-lomba menarik perhatian para hoobae agar bergabung dengan klub mereka.

Acara sudah berjalan selama setengah jam. Seluruh stand dipenuhi dengan hoobae yang ingin tau apa saja kegiatan klub yang akan mereka pilih. Terlihat di stand klub tenis meja Changmin dan Henry tengah berdiri dengan senyum tidak percaya mereka, sedang Kyuhyun masih sibuk dengan headphonenya di kursi belakang mereka.

“Sudah kubilang jangan terlalu berharap,” ucap Kyuhyun membuat Changmin segera berbalik menuju Kyuhyun dengan amarahnya, tetapi Henry dengan sigap menahan pergerakan Changmin.

“Jangan Changmin hyung, Kyuhyun hyung juga jangan membuat kami putus asa,” mohonnya sambil memeluk tubuh jangkung Changmin dengan susah menahan agar tidak lepas kontrol. Hyung, bukankah mereka satu angkatan? Ya benar, hanya saja Henry masuk sekolah lebih dulu, jadi usianya satu tahun lebih muda dari kedua temannya itu.

“Kau selalu saja pesimis Cho, aku benar-benar muak mendengar kau.....”

“Jwesonghamnida,” suara lirih namja menginterupsi kemarahan Changmin yang hampir meledak dengan kata-katanya. Henry dan Changmin menoleh, sedang Kyuhyung menengkelerkan kepalanya melihat siapa itu.

“Boleh saya minta dua formulir pendaftaran klubnya sunbae?” Henry segera melepas pelukannya pada Changmin lalu keduanya merapihkan jas almamater mereka.

DIPHYLLEIA GRAYI Where stories live. Discover now