PDKT

114 8 1
                                    

Renatha Ivanna, itu nama gua. Gua di kenal anak-anak disekolah 'Princess Es'. Jujur, itu berlebihan banget. Kalau mereka tahu gua yang sebenarnya bakal gak mau pisah. 

Gua akui mimik wajah gua super datar dan jutek. Tapi, kalau senyum jangan harap kalian bakal bilang lebih baik gua senyum saja. Lu kira pipi gua keseleo apa senyum terus? 

Nama sekolah gua SMAN Mandiri. Namanya saja Mandiri ya, berarti kita disini hidupnya mandiri alias sendiri. Yaps, asrama. Sekolah gua itu sangat luas melebihi Lotte Evenue. Iyalah sekalian asramanya. Jadi yang mau masuk sini harus siap gak jadi anak mami lagi. 

Hari ini, mulai detik gua nginjak halaman sekolah. Julukan terlebay itu berubah menjadi...

"Cieee istri ketua kelas XI IPA 1 sudah datang." 

WTF

Oke, Renatha tarik nafas buang nafas. Ngelirik anak-anak disekitar sambil jalan memasukki koridor. Mereka ngeliat gua dengan senyum yang gua tak mengerti. Tahu kok gua cantik gak usah gitu dong. 

TING!

Handphone gua bunyi. Menandakan pesan baru masuk. Gua berhenti di tengah koridor. Buka kunci layar HP terus tekan pesan baru. 

FROM: Yeyen
Gak usah bingung lu. Lu tahu kenapa mereka manggil gitu? Karna kedekatan lu sama Gerry. Kan Gerry semalam resmi jadi ketua kelas XI IPA 1, kelas gua sekaligus ketua OSIS. Wahhh daebak.. gua jadi iri sama lu. Walaupun lu gak pacaran sama dia. Tapi, gua harap lu sama Gerry bisa jadian yah. Fighting!

Mules
Perut gua mules seketika. Banjigur banget si Yeyen. Gua jadi ngerti kenapa gua bisa dipanggil dengan panggilan alay itu. Sumpah risih banget. Ternyata kedekatan gua dan Gerry. Kalian tahu? Gerry itu sahabat gua, teman dekat doang sejak pertama ospek. Kok jadi gini sih? Kalau di pikir-pikir memang bener sih. Gua dan Gerry selalu dekat, kemana-mana selalu bersama, saling bercanda, malah duduk sekursi berdua. Hadeuh... Natha...

Gua mukul jidat lemas. Ngelirik kedepan, tertampaklah Gerry, si ketua kelas baru. Dia tersenyum ngeliat gua. Terus jalan nyamperin gua. Okeh Natha apa yang akan lu lakukan? Lu kesel gak sama makhluk ini? Sepertinya iya.

1 Langkah

2 Langkah

3 Langkah BUK, dengan ringan gua nendang tulang keringnya. Gerry teriak sambil ngelus kakinya yang tadi gua tendang. Uhuy enak yah? Itu belum seberapa gua rasain selama julukan baru ini dimulai. Gua risih sumpah banget. 

"Pagi-pagi itu harus senyum." Gerry ngelus kakinya sakit.

"Kalau gua gak mau gimana?" tantang gua.
"Jadi pacar gua." 
"Nyambung mang?" 

Gua beranjak pergi ke dalam kelas. Mau nurunin bangku alias kursi gua dari atas meja. Tapi, si Gerry tiba-tiba keburu nahan gua. Apa sih ini makhluk.

"What?"

"Biar gua yang turunin." 

Heol.. sok romantis banget sih. Gua lihatin dia yang sedang nurunin bangku. Terus bersihin meja gua. Ala pengawal dia mempersilahkan gua duduk. Gua dengan senang hati duduk saja. Kalau gini terus gua gak capek nih rasanya. Senyum tipis. 


11:25 WITA

Gua dan Yeyen sedang ngerjain tugas Fisika. Eh salah kita semua sekelas XI IPA 1 lagi ngerjain tugas yang dikasih Bu Nafis. Beberapa menit berlalu, anak-anak satu persatu datang ke meja gua buat nyalinin jawaban yang sudah gua dapat. 'Anjeerrr kebiasaan' desis gua dalam hati.

"Natha.. itu seharusnya di kali!" ucap Nuri. Gua ngendus doang. 

"Kalau dikali gak bakal dapat hasil sayang. Ini harus dibagi." 
"Oh..ya sudah gua pinjem yah buku lu."

Tanpa aba dia sudah ngambil buku tugas gua terus dibawa ke belakang dengan anak-anak lain. Untung temen. 

Gua lihatin mereka yang dibelakang. Tiba-tiba tangan yang paling gua kenal megang tangan kanan gua. 

"Udah kerjain Tha?" gua lirik dia. 

"Sudah. Kenapa?" curiga gua.
"Minta dong jawabannya." bener kan.
"Ada noh di anak-anak." gua nunjuk anak-anak yang lagi berkumpul seperti diskusi dibelakang.
Gerry ngangguk mengerti. Tangannya masih setia genggam tangan kanan gua. Biasanya sih biasa kalau Gerry megang kalau kali ini aneh.

"WOY MANA BUKU TUGASNYA RENATHA!" dia berteriak.
"BENTARAN NAPA GERRY!" jawab salah satu mereka yang dibelakang.

"CEPETAN! GUA MAU KERJAIN!" 
"IYA! SATU NOMOR LAGI! MENTANG-MENTANG PUNYA 'ISTRINYA' GITU"
"Iya dong harus." 
Dalam hati, gua rasain sebuah hal aneh bercampur risih.

Gerry tidak sabar lagi. Dia langsung nyamperin anak-anak terus rebut buku tugas gua. 

"HUUU PAYAH!!! NATHA SUAMI LU PELIT!"
Gua hanya ketawa kecil. Dasar Gerry.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 05, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Istri Ketua KelasWhere stories live. Discover now