2. School

13.9K 858 36
                                    

"Pagi," sapa seorang pria berkulit pucat dengan iris biru terang di depan kelas.

Jane menatap wajah pria itu, ia tak menyangka, bahwa di kampus ini akan menemukan pria tampan, sangat tampan.

Pria itu menatap kursi kosong di samping Jane, kemudian berjalan menghampiri kursi itu dan duduk di sana tanpa menatap Jane.

Gugup.

Itu yang dirasakan Jane, wangi mint dari pria itu menyengat, namun memberi sensasi kesegaran.

"Aku Jane," ujarnya membuka pembicaraan.

"Alex," sahutnya tanpa menoleh ke arah Jane, pandangannya fokus ke pintu kelas.

Jane tersenyum kecut melihat respon Alex yang sangat sombong itu, "Aku menyesal mengajaknya berkenalan," umpatnya dengan suara selirih mungkin.

Namun suaranya masih bisa terdengar, "Hh, memang seharusnya tak perlu,"

Jane melongo, menatap sisi kiri wajah Alex dari tempat duduknya.

Tak lama kemudian datanglah seorang pria dengan rambut acak-acakan. Mata kuning keemasannya menatap setiap orang di kelas, kemudian berkilat saat menatap Jane. Ia menyeringai puas, kemudian melangkahkan kakinya menuju kursi di depan Jane.

"Hai, aku Peter," sapanya ramah sambil mengulurkan tangannya ke arah Jane.

Gadis yang diulurkan tangan itu sejenak mematung, namun dengan cepat ia meraih tangan berjari panjang itu, "A-aku Jennyfer, kau bisa memanggilku Jane,"

Peter tersenyum ramah, "Senang berkenalan denganmu," ia melepas tangannya.

Peter menatap wajah Jane lamat-lamat, benar kata asisten ayahnya itu,  gadis Wetford ini begitu cantik, dan yang membuatnya berbeda dengan wanita Wetford adalah rambut dan matanya. Gadis itu berambut pirang dan bermata biru, tak seperti bangsa itu yang biasanya berambut dan bermata hitam.

Satu hal yang mengusik Peter, salah satu vampire yang bangsanya baru saja ia pikirkan ternyata ada di sampingnya. Ia begitu heran, mungkin vampire itu ditugaskan untuk menjaga Jane. Namun, jika memang begitu, mengapa mereka mengutus Alex? Pria yang terkenal dengan sifat dingin dan pribadi yang cuek. Bahkan jika ada bom meledak pun, dia tak bergeming.

Sementara Alex, ia menatap Peter dan Jane bergantian. Ia keheranan dengan munculnya seorang bangsa Abloor di sini, di dunia manusia. Hal itu membuatnya semakin yakin, bahwa ia kemari untuk mencari pangeran dan putri yang hilang juga.

Terbesit di pikirannya, bahwa Jane adalah putri yang ia pikirkan itu, namun ia segera mengalihkan pikirannya, karena ia hanya mengantongi ciri-ciri saja, ada banyak wanita berambut pirang dan bermata biru di sini, bahkan ribuan.

Mereka semua larut dalam pikiran masing-masing, kecuali Jane, ia hanya melamun dengan pikiran kosong. Ya, itu kebiasaan sehari-harinya, entah untuk memikirkan apa.

"Jane," ujar Peter sambil tersenyum ke arah Jane.

Sang pemilik nama tersentak, "Eh, ya Peter?"

"Kalau boleh tahu, kau tinggal di mana?" tanya Peter, berusaha seramah mungkin.

"Di hutan Moscov, kau hanya perlu mengikuti jalan di sana dan kau akan menemukan rumahku," terang Jane.

Peter memanggut-manggut paham, "Mengapa kau tinggal di hutan?" tanya Peter lagi.

"Itu rumah peninggalan kedua orang tuaku, terakhir aku tinggal di sana sekitar 5 tahun yang lalu. Kakakku bekerja di perbatasan, jadi akan lebih dekat jika aku tinggal di sana," jelas Jane.

"Oh, jadi kau memang orang asli sini,"  Peter mengangguk paham "Oh ya, jarang sekali orang di sekitar sini memiliki rambut pirang," ujar Peter, sebenarnya banyak, hanta saja mereka berasal dari daerah lain yang memang ingin bersekolah di sini.

"Oh itu, entahlah, aku juga heran. Kedua orang tuaku juga berambut hitam.:

"Bagaimana dengan kakakmu?"

"Dia juga berambut pirang,"

Alex yang sibuk menatap setiap orang yang melewati depan kelas kini menoleh ke arah Jane, tatapan menyeramkannya berhasil membuat Jane bergidik ngeri.

"A-ada apa?" tanya Jane dengan gagap.

Alex mengalihkan pandangannya, kemudian ia menggendong tas ranselnya, ia berdiri kemudian pergi begitu saja dari hadapan Jane dan Peter.

Jane menautkan kedua alisnya. Ia berfikir, mungkin ada yang salah dengan dirinya, hingga pria bertatapan dingin itu pergi begitu saja.

Tapi tidak dengan Peter, ia malah tersenyum miring. Pria ini malah senang, karena ia dapat mengetahui Jane lebih dalam, tanpa adanya Alex.

_________________________

Maaf kalau part ini pendek lagi hehe:)

Soalnya lagi sibuk *author sok sibuk

Revisi.

A kingdom Of Vampire(END)Where stories live. Discover now