#Part 15 [Luka yang tersimpan]

19 5 0
                                    

Sudah hampir sisa sepertiga pagi akan terang Claudy baru tiba di kediaman rumahnya, yang terlihat mobil Daniel sudah berada di dalam garasi. Hatinya begitu bimbang dengan jawaban apa yang sekiranya akan ia beri jika Daniel masih bangun menanti dirinya.

Rasa takut dan menyesal menjadi satu namun tidak mungkin juga rasanya ia harus mengisi waktunya berdiam diri didepan teras rumahnya.

Claudy mencoba menelpon salah satu pembantu rumah yang bernama Ani, yang kebetulang terdengar nada sambung.

"Halloo.. " nada yang terdengar begitu berat

"Halloo ni... bukakan saya pintu dari belakang aja yaa, cepetan sekarang !!"

"Ohh..iy, iyaaa yaa bu"

Tak lama Claudy pun berhasil masuk kedalam rumah, dan dengan jalan berjinjit secara perlahan

Membuka pintu kamar anaknya. Sengaja Claudy tidur di kamar anak, karena ia tidak ingin Daniel mengetahui kepulangannya ke rumah sudah menjelang pagi yang tidak biasanya di lakukan saat Daniel di rumah.

Selama ini Claudy hanya beralasan pergi kerumah teman dan hangout hanya untuk sekedar makan bersama sama dengan teman, saat ia hendak menemui Dave. Kecuali ia tidak akan pulang kerumah apabila Daniel sedang bertugas entah keluar kota atau ke luar negri.

Daniel sendiri sudah mencium gelagat Claudy ketika anaknya berkeluh kesah pada Daniel mengenai Claudy yang jarang pulang jika ayahnya tidak di rumah.

Untungnya Daniel masih bisa me-reduce fikiran dan hati dalam akal yang sehat sehingga tidak terlalu ia membesarkan masalah yang sudah ia ketahui.

Daniel sangat bijak menanggapi hal yang menyangkut rumah tangganya, hingga ia menjaga betul perasaan Claudy dan buah hati hasil pernikahan mereka yang bernama Chatrine yang masih berusia 7 tahun.

Chatrine begitu dekat dengan Daniel dan ia sangat merasa kesepian apabila Daniel sedang bertugas keluar kota. Daniel adalah seorang Arsitek dalam projeck pembangunan wilayah dimana keahliannya mendesign suatu denah bangunan sangat minati oleh investor baik dalam maupun luar negri.

Ia bekerja idependen tanpa dibawah naungan perusahaan dalam hubungan kerja dengan relasi.

Dalam dedikasi kerjanya cukup membanggakan diakui oleh para relasi, begitu juga dalam hal cintanya terhadap Claudy yang begitu besar.

Tak heran jika Daniel yang berawal dari penganut agama Kristen menjadi mualaf hanya untuk membuktikan kesungguhan dan keseriusannya pada Claudy yang telah ia korbankan.

Hanya saja sayang Daniel bukan tipe seorang laki laki yang dapat mengungkapkan rasa, akan tetapi dengan bukti yang nyata yang bisa ia berikan pada Claudy dan keluarga kecil yang ia miliki saat ini.

***************

Pagi menjelang jam wekker sudah berbunyi di kamar Daniel, ia terbangun melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi. Ia melihat tidak ada Claudy yang biasa menemani tidur disampingnya, hingga terbesit rasa curiga mulai menghantui di benak fikirannya.

Saat Daniel duduk melamun di pinggiran ujung tempat tidur, muncul seorang gadis kecil yang menyapa dirinya.

"Morning Dad " sapa Chatrine dengan senyuman yang sudah terlihat rapih mengenakan seragam sekolah.

"Dad... mami ada di kamar aku.. kok mami ngga tidur sama Daddy malam ini ?" tanya nya dengan polos.

Daniel hanya tersenyum dan sesaat menghela nafas, untuk menenangkan hati di hadapan buah hatinya.

Daniel mengelus elus kepala bocah itu, lalu berkata " Mami kangen tidur sama kamu nak, ngga apa apa kan kalau mami tidur sama kamu, sayaang ?" sambil melemparkan senyuman dan memberi kecupan pada anak yang sangat ia cintai.

"Yaudah Dad, aku berangkat sekolah dulu yaa.. Daddy pulang kan malam ini ?.. " tanya Chatrine yang sangat mengharapkan Daniel bersama dirinya.

"Daddy pulang cepet kok nak.. nanti kita keluar makan ya bersama mami"

"Aku mau sama Daddy ajah.. mami ngga pernah ada di rumah kalau Daddy belum sampai rumah" keluh Chatrine dengat wajah cemberut.

Tiiin Tiiiiiin..tiiin

Terdengar bunyi mobil jemputan sekolah yang biasa Chatrine tumpangi sudah berada didepan rumah.

"Yaudah Dad.. salim dulu.. aku berangkat ya dad.. love you " ujar Chatrine sambil mengecup pipi ayahnya dan berlalu meninggalkan Daniel di kamar.

"Love you too sayaang"

Kemudian Daniel beranjak berdiri melangkahkan kaki keluar kamar dan menuju kamar Chatrine dimana untuk memastikan keberadaan Claudy yang tidur di kamar sebelah.

Ia hanya bisa menggelengkan kepala dan menarik nafas dalam dalam setelah melihat Claudy yang sangat tertidur pulas.

"Bii.. bi.. sinii" ujar Daniel memanggil ani sang pembantu.

"Ya tuan"

"Kamu semalam yang bukain pintu ibu kan?"

"Ohh..mmhh anu Tuan, mhh ".. Ani yang ditanya seperti tidak sanggup menjawab pertanyaan

"Jam berapa ibu sampai rumah ?"

"Maaf Tuan saya ngga melihat jam saat buka pintu " tutur Ani yang merundukkan kepala tanpa berani menatap.

"Yakin kamu ngga lihat jam ?.. kamu ngga lagi bohongin saya kan saat ini ?"

Terdiam tanpa menjawab dengan masih wajah tertunduk.

"sekali lagi saya tanya ...Jam berapa ibu sampai rumah?"

"Tapi Tuan janji ya... jangan bilang dari saya.. dan jangan langsung marah ke ibu"

"Ok.. jam berapa tiba di rumah ?"

"Jam 4 subuh tuan"

"Permisi Tuan saya mau ke dapur" ujar Ani yang mengakhiri pertanyaan Daniel.

(Sungguh ini sangat keterlaluan, gumam Daniel dalam hati).

Lalu ia bergegas ke kamar mandi yang berada di dalam kamar pribadinya untuk berangkat menepati janji pada klien pagi ini.

Sengaja Daniel membiarkan Claudy tertidur pulas, hingga ia berencana selepas ia selesai meeting bersama klien, akan mencari tahu mengenai gerak gerik istrinya selama ini yang dianggap sudah melampaui batas kewajaran sebagai seorang ibu yang masih berstatus istrinya.

Setelah rapih Daniel langsung menuju mobil, tanpa menyapa Claudy lalu pergi tanpa meninggalkan pesan, seakan mulai muak dengan tingkah laku yang dilakukan Claudy secara diam diam seperti ini.

Daniel merasa dibohongi selama ini oleh istrinya, membuat sedikit goresan luka yang sulit di ungkapkan tapi cukup sakit yang dirasakannya saat ini.

Selang sejam kepergian Daniel dari rumah Claudy terbangun dari tidur, dan kaget melihat jam yang masih melekat di pergelangan tangan.

"Duhh mati gw ni hari ngga mungkin dateng kekantor telat.. apa yaa alasannya" gumam Claudy sambil menepuk jidat.

"Biiii...bibiiiiii" teriak Claudy dari dalam kamar.

" Ya nyoya... " ujar Ani yang segera menghampiri Claudy yag sedang di kamar.

"Tuan sudah pergi kekantor ?"

"Sudah nyonya "

"Trus tadi tuan nanya apa apa ngga ke kamu ?"

"Ngga nyonya"

"Yaudah.. bikin aku sarapan nasi goreng sosis"

"Baik nyonya".

"Ehh, tungguuuu.. anakku sudah jalan juga ke sekolah ?"

"Sudah nyonya".

"Yaudah kalau gitu.. pergi sana buatin aku sarapan".

"Iyaa nyonya".

Ani segera berlalu meninggalkan Claudy yang kembali membaringkan tubuhnya diatas ranjang bermalas malasan sambil membuka handhone untuk memberitahukan bahwa hari ini tidak bisa hadir ke kantor.

Qh

I will let you goWhere stories live. Discover now