saka #1

7.6K 554 31
                                    

"jadi nak kieran bisa kan nemenin saka ke pasuruan?"
"bisa sih tante, tapi saya yang sungkan."
"tante yang khawatir kalo saka nyetir jauh sendiri, dia sering ngantuk. bahaya. kalo ada nak kieran kan bisa diajak ngobrol."
saka pun kembali ke ruang tamu dengan membawa satu nampan berisi minuman dan cemilan.
"saka, kieran bisa nemenin kamu ke pasuruan."
"buk-"
"sudah ibuk masuk dulu."

"kier gak usah nemenin aku juga gapapa, nanti kamu capek."

saya menggelengkan kepala dan tersenyum.

"gapapa, aku mau nemenin kok. lagian kata ibu kamu, kamu tuh suka ngantuk kalo nyetir jauh?"

lelaki yang telah menjadi kekasih saya selama hampir 4 tahun ini hanya nyengir.

"tuh kan. sebenernya aku yang sungkan sama ibu kamu, sak."
"ah ibuk nyantai banget orangnya. ibuk gak akan berhenti sampai kamu mau ikut, sayang."

saka memang ada urusan di pasuruan demi melengkapi data skripsi yang mengharuskan ia terjun langsung ke pasuruan. dan disinilah kami, di penginapan yang akan menjadi tempat kami bermalam untuk 2 hari ke depan.

"kier maaf ya aku lupa book kamar lain buat kamu. aku lupa banget maaf."
"lupa apa lupa?"
"lupa beneran sayang."
"gapapa kok, twin bed kan?"
"twin, hasil maksa mas-masnya."

kami kembali ke hotel cukup larut karena saka ingin makan lontong kupang (yang dibumbui dengan acara salah jalan) setelah segala urusan dia selesai.
saka keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah, hanya ia keringkan seadanya dengan handuk.

"kier sorry aku lupa bawa sampo, tadi aku minta punya kamu."
"ih gapapa kali sak, sini aku mau cium sampo aku di kamuu!"
saka pun menundukkan kepalanya saat ia sudah berada di depan saya.
"you smell like me."
"suka?"
saya menganggukkan kepala dengan antusias. saka menepuk kepala saya sebelum ia menangkup pipi saya dengan tangannya yang lebar itu.

"sayaka?"
then he squishes my cheeks.
"bentar aku lagi gemes sama kamu. jangan panggil sayaka, nanti aku makin gemes."
"sayaka sayaka sayaka-"
saka pun semakin gencar menguyel-uyel pipi saya sembari menghujani ciuman di setiap sudut muka saya.

"kieran."
"hmm?"
"can i hug you to sleep?"

saya tertawa dan menarik saka hingga ia berbaring di sebelah saya.

"manja banget sih? sempit nih."

ia terkekeh dan mengecup kedua mata saya. ia juga melingkarkan lengannya pada tubuh saya, menarik saya mendekat.

"kangen."
"aku juga. tapi sak,"
"kenapa?"
"tau gitu gak usah twin ya? sempit beneran."
"nanti bahaya kalo gak twin."

saya menjitak dahi saka.

"pikirannya ya."

saka tertawa seraya menarik kepala saya ke dekapannya hingga saya bisa mendengar gemuruh tawanya.

"engga lah, kan kata orang-orang hestek imamku."
"imamku mana ada kelon gini. tunggu halal lah."
"kan imam untuk kieran seorang."

cuddly6Where stories live. Discover now