The Interview

3.3K 318 85
                                    

A. N. Hello guys 🖐🖐 Sebelum baca, kalian perlu tahu kalau segala isi cerita ini cuma imajinasi doang (apapun isinya, gak betul2 beneran terjadi kepada para pemeran) , dan mengandung kata2 dan adegan yang tidak untuk kalian yang dibawah umur. So, yg masih kecil jauh2 dulu, nanti besar baru mampir lagi... Hhaha Enjoy Dear~
.
.
.
Krist Perawat membanting diri ke atas sofa selagi menghela nafas panjang, memejamkan mata. Aktor yang sedang naik daun itu sedang rehat, dari letihnya sesi belanjanya pagi ini. Setiap kali ia keluar ke publik-bahkan hanya beberapa meter dari rumahnya, gadis-gadis histeris dan berusaha mencabik sedikit daging miliknya, yang menuntutnya harus jago dalam hal melarikan diri, paling tidak harus merobek pakaiannya untuk bisa kabur, yang membuatnya percaya bahwa gadis-gadis itu benar serakah akan dirinya.

Dia menghela nafas lagi begitu mengangkat kelopak matanya, menatap sebuah majalah tergeletak di atas meja. Di sampulnya terpajang jelas wajahnya dan para pemain Sotus S: The Series lainnya, dan tercetak kata 'interview' disana.

'Interview? Aku tidak ingat melakukan interview baru-baru ini.'

Dia mencondongkan tubuhnya, meraih majalah itu, dan membolak-balik halamannya menghiraukan halaman lain. Yang lain sedang keluar saat ini, jadi ia pikir tidak ada salahnya dia membaca majalah yang bukan miliknya ini. Yang Krist maksud dengan 'yang lain' disini adalah para pemeran Sotus S lainnya. Mereka semua sedang menginap di rumah yang disewa staff dalam proses syuting episode dari serial tv tersebut.

Dia suka momen seperti ini, selain karena lokasi syuting mereka yang tak jauh dari pantai, tinggal bersama teman-teman yang lainnya membuat momen ini serasa liburan. Mereka sudah melalui pahit-manis bersama, bahkan sejak serial ini mulai diproduksi, dan hal tersebut membuat memori terbaik. P'Off yang menghibur, P'New yang paling banyak menghabiskan sun-block, P'Jun yang hobi main game dan P'Singto yang selalu menggodanya. Mereka berlima kebagian rumah yang sama untuk menginap kali ini.

Krist menemukan halaman interview yang ia cari dan kemudian alisnya membentuk satu garis. Dia mendekatkan majalah itu ke wajahnya, mungkin saja dengan jarak yang lebih dekat ia bisa membaca judulnya dengan benar. Tapi ia tidak salah lihat, judul halaman itu:

Apa yang dipikirkan para pemain Sotus mengenai Krist.

Krist menggulung halaman sebelah majalah itu sebelum memperbaiki posisi duduknya dengan nyaman. Dia menatap halaman kertas yang berkilau itu, perutnya mendadak mulas. Itulah mengapa ia tidak mengingat interview ini; karena dia tidak ada disana.

Dia bertanya pada dirinya, apakah ia benar-benar ingin tahu pendapat teman-temannya tentang dirinya, kata hatinya bilang ini bukan hal yang baik. Jika salah satu dari mereka berkata buruk tentangnya, mereka benar-benar dalam masalah. 'Tetapi... Majalahnya... masih disana.'

"Tidak!" Krist menampar pipinya yang chubby dan menutup mata, tidak terlalu rapat agar ia bisa mengintip. Majalahnya masih terbuka manis disana. 'Jangan baca!' Krist mengalami pergolakan batin. Rasa-rasanya benda mati itu terus menyebut namanya. Memanggilnya, mengajaknya mengkhianati teman-temannya agar membaca apapun yang tertulis di kertasnya yang berkilau.

Namun perlahan tapi pasti, ia mulai kehilangan akal. Karena keinginannya yang terlalu kuat untuk membaca hasil interview itu.

"God, just do it." Krist membentak dirinya dan mulai menyentuh majalah iblis itu, menatap covernya sekali lagi. Mengambil nafas panjang, dia membuka dengan baik halaman tadi dan duduk manis siap membaca. Hal pertama yang ia tangkap adalah tanggal mereka melakukan interview yang adalah hari dimana mereka semua bilang akan pergi menonton film horror.

"Those bastards." Matanya menyipit membentuk garis. "Sudah kuduga P'New tidak akan berani nonton film horror."
Dia melanjutkan membaca, memindai pertanyaan yang ada disana berserta jawaban variatif dari teman-temannya. P'Singto hanya menjawab sesekali selama jalannya interview hingga hampir berakhir, sekalipun banyak pertanyaan yang diajukan.

The Interview (SOTUS Fanfiction - Oneshot - Bahasa Indonesia) Onde histórias criam vida. Descubra agora