Chapter 13

496 62 22
                                    


Ketakutan, kegelisahan, penyesalan, dan kesedihan...

Semuanya terasa jelas dirasakan. Malapetaka dan teror yang terjadi, mengambil hampir semua nyawa orang yang bersangkutan dengan papan kematian.

Tangisan dan rasa takut selalu menghantui orang yang tersisa.

'Semua kekonyolan maut ini, apakah bisa dihentikan?'

Jinyoung terbangun.

Ia terduduk dan termenung, matanya menelusuri sekitarnya. Ia dikelilingi kegelapan, yang sangat gelap.

"Dimana... ini?" gumamnya. Maniknya masih menerawang sekeliling. Tetapa saja, hanya kegelapan yang ia lihat.

Jinyoung terkesiap, dari jauh ia melihat seberkas cahaya muncul dan bersinar dengan terang kearahnya. Cahaya itu seakan memanggil dirinya untuk pergi kesana. Ia bangkit dan perlahan berjalan kearah cahaya itu.

Dengan tenang ia melangkahkan kakinya, tubuhnya terasa sangat ringan. Semua rasa sakit yang ia rasakan sebelumnya langsung sirna. Pandangannya hanya fokus pada cahaya tersebut.

Saat langkahnya hampir sampai, cahaya itu semakin besar dan semakin terang. Jinyoung tak bisa berpaling, ia terhipnotis dengan cahaya itu. Jarak tubuhnya hampir sampai, ia mengarahkan tangan kanannya bermaksud menyentuh cahaya tersebut.

Dan saat tangan Jinyoung hampir menyentuh cahaya,

SLAP!!

sesuatu menarik tubuh dan tangan kirinya dengan cepat dan sangat kuat. Tubuh Jinyoung tertarik kebelakang, menjauh dari cahaya yang hampir akan ia sentuh.

Kini jarak dirinya dengan cahaya menjadi jauh. Jinyoung bingung dan menoleh kekanan dan kekiri mencari sesuatu yang menariknya dengan sangat kuat.

"Siapa, apa yang menarikku tadi?!" pekiknya bingung.

"Jangan kesana, hyung."

Jinyoung terhenyak. Suara itu, ia sangat mengenalnya. Suara khas anak kecil yang cempreng, hanya satu orang yang memilikinya.

"Yugyeom...?" Jinyoung menolehkan kepalanya kebelakang dengan lambat. Dan saat pandangannya sampai kebelakang tubuhnya, ia terkejut tak percaya melihat sosok yang berdiri tepat dibelakangnya.

Yugyeom.

"Hai, Jinyoung hyung." sapa Yugyeom dengan senyuman. Sosoknya sangat terang, memakai pakaian yang terakhir kali ia pakai namun berwarna putih bersih.

Jinyoung terpaku menatap sosok dibelakangnya, ia berbalik dan masih menatapnya tak percaya.

Yugyeom masih tersenyum, dan Jinyoung masih terpaku menatap sosok sahabatnya yang sudah tiada dengan tak percaya.

"Kau... sudah tiada." gumam Jinyoung lantas menutup kedua matanya, "I-Ini pasti hanya halusinasiku. Kau hanya ilusi dan tak nyata."

"Hyung, ini memang aku-"

"Tidak, tidak! Kau sudah pergi, Youngjae dan Bambam juga! Kalian bertiga sudah mati! Semua ini pasti hanya ciptaan pikiranku sendiri-"

GREP

Jinyoung terkejut, sosok yang ia anggap hanya halusinasi pikirannya saja kini memeluk tubuhnya. Benar-benar bisa memeluk tubuh Jinyoung yang gemetar.

"Kau tidak berhalusinasi hyung, ini benar-benar diriku. Kim Yugyeom." ujar Yugyeom pelan mengeratkan pelukannya bermaksud untuk meyakinkan Jinyoung lagi.

Jinyoung terpaku, dengan ragu ia mencoba melingkarkan kedua tangannya ketubuh Yugyeom. Saat tangannya berhasil terkait, ia sadar dan benar-benar yakin.

OUIJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang