Prolog

9.8K 829 40
                                    

Butiran salju turun menutupi jalan bahkan segalanya. Sebuah tangisan bayi membuat seseorang tersenyum.

Akhirnya!

Ya, akhirnya anaknya lahir. Tidak satu, melainkan dua!

Sebuah jarum jahit pun kembali menutup sayatan pada bagian perut seseorang. Tidak seorang pun boleh mengetahui keberadaannya. Tidak siapapun.

...

"Cari Jaejoong sampai dapat! Bawa Jaejoong dan anakku kembali!" Seorang pria bermata musang menatap tajam dan penuh amarah terhadap orang-orang suruhannya. Mereka pun mengangguk.

Pria itu mengusap kasar wajahnya. Bagaimana pun ia harus mendapatkan kembali seseorang bernama Jaejoong, pemuda yang telah menjadi istrinya tersebut, terlambat memang untuk mengakui, tetapi ia tak sanggup untuk kehilangan Jaejoong.

...

"Brengsek! Karena dia Yunho mengabaikanku dan tak mencintaiku lagi! Lihat saja kau Yun, aku akan membuat semua buruk!" Seorang wanita  terlihat begitu kesal, bagaimana tidak? Impiannya menjadi Nyonya Jung musnah.

.

"Kalian sudah tahu dimana Jaejoong?"

"Ya Nona. Jaejoong saat ini berada di sebuah klinik daerah Incheon."

"Begitu? Bawa anaknya, jika aku tidak dapat menjadi Nyonya Jung karena menikah dengan Yunho, aku akan gunakan anak itu untuk menghancurkan Jaejoong dan menguasai harta Yunho."

..

"Sudah Umma katakan! Jauhi Jaejoong! Kau sudah tak ada urusan dengannya!"

"Umma, bukannya kalian yang memaksaku menikah dengan Jaejoong? Dan di saat aku mencintainya kalian menyuruhku membuangnya? Tidak! Jaejoong sedang mengandung anakku Umma, cucumu!"

"Hentikan pecarianmu, karena sebentar lagi kau akan mendengar kabar kematian pemuda itu Yun."

"Jangan lakukan apapun Appa. Ku mohon."

...

Api telah membakar sebuah klinik, di dalam sana seorang pemuda cantik berusaha melindungi kedua anaknya, tak peduli punggungnya terluka asalkan kedua anaknya selamat, bayi-bayi itu hanya menangis.

"Jae!"

"Tol-long selamatkan mereka." Ujarnya, tak lama kesadaran pemuda itu hilang dengan darah mengalir dari punggung serta bagian perut bekas operasinya. Seseorang pun membawa salah satu bayi tersebut, tak lama seseorang datang dan membawa bayi yang lain, Jaejoong tersadar sesaat, ia menyadari yang membawa anaknya bukanlah dokter, Jaejoong ingin berteriak, tetapi ia tak mampu, ia hanya mampu diam meringis ketika anaknya di bawa oleh seseorang yang tak sama sekali ia ketahui.

...

Jaejoong tersadar, suasana putih menghiasi. Ia pun tersadar akan anaknya. Dimana mereka?

"Kau sudah sadar Jae?" Ujar Yunho, Jaejoong hanya menggelengkan kepalanya melihat Yunho. Ia takut, takut akan sikap kasar Yunho.

"Ku mohon. Biarkan aku pergi. Aku akan membawa anak-anakku, tapi biarkan aku pergi, jangan menggangguku." Tangan Yunho pun menggenggam bahu Jaejoong membuat Jaejoong gemetar.

"Anak kita telah meninggal Jae. Saat kebakaran dan ia tak dapat selamat." Mata Jaejoong membulat, ia pun menepis kasar tangan Yunho.

"Bohong! Mereka masih hidup! Mereka hidup dan kau membawa salah satunya! Kembalikan anak-anakku Yun! Kembalikan mereka! Haaaaaaaaaaaa mengapa kau tak pernah membiarkanku bahagia! Apa salahku Yun! Apa?!" Jaejoong histeris, Yunho pun segera meminta seseorang memanggil dokter.

Di lain tempat, seorang wanita tertawa. Ia berhasil mendapatkan anak Jaejoong dan Yunho. Ya, ia berhasil.

...

24 tahun pun berlalu......

Yunho menatap seseorang yang benar-benar menyedihkan, 24 tahun sudah berlalu, tetapi rasa sakit itu tak pernah hilang. Gila. Biarlah mereka menganggap Jaejoong gila, ia hanya ingin anak-anaknya, ia sangat yakin anaknya belum mati. Batinnya mengatakan itu, anak-anaknya masih hidup. Dua bukan satu!

"Ajushi makanlah, Tuan Jung menyuruh anda, setelah anda makan, baru kita mencari anak-anak anda lagi." Ujar seorang. Jaejoong pun menatap pemuda itu, wajahnya sudah pucat dan berantakan.

"Benar? Benarkah? Ki-kita akan mencari mereka?" Pemuda itu mengangguk semangat.

"Ya, sekarang anda makan dulu." Jaejoong mengangguk cepat. Yunho hanya menatap miris istrinya, jika saja ia tak pernah melakukan kesalahan, jika saja ia mencintai Jaejoong dari awal.

...

Di tempat yang lain, pemuda tampan bernama Jung Changwook menatap kesal potret seseorang disana. Disisi lain seorang wanita tersenyum.

"Karena dia, Appa kandungmu membuang Umma dan berakhir Umma harus merawatmu sendiri. Semua harta milik keluarga Jung milikmu Changwook-ah, dan juga milik Umma, tetapi kehadiran Jaejoong membuat semuanya buruk, Appamu membuang kita. Kau harus merebut semuanya nak, harus."

"Aku akan mengembalikan apa hak Umma, percayalah." Wanita itu tersenyum mendengarnya. Permainan pun akan di mulai.

...

"Changmin! Dengar, bagaimana pun dia Ummamu. Appa sudah mengetahui alamatnya. Semua cerita yang kau dengar dari orang-orang itu bohong, Jaejoong tidak membuangmu!"

"Berhenti menyebut nama orang itu Appa! Orangtuaku hanya Appa dan Umma, bukan mereka. Sampai mati pun aku tidak akan menganggap Jaejoong, dia telah membuangku! Dan dia bukan Ummaku!"

...

..

Yunho menatap wajah Jaejoong ia meraih tangan Jaejoong yang sedari tadi memeluk pakaian bayi.

"Anak kita sudah tenang sayang." Ujar Yunho, Jaejoong hanya menatap tajam Yunho.

"Anak-anakku masih hidup Yun! Mereka masih hidup! Kau yang membuat mereka pisah dariku! Kau jahat Yun! Kau jahat.. huks kau jahat. Kembalikan mereka, aku butuh mereka. Aku hanya ingin mereka." Yunho menarik dan memeluk erat Jaejoong. Ia tak peduli akan Jaejoong yang memberontak. Ya ini kesalahannya. Tapi bagaimana untuk perbaikinya? Sementara anaknya sudah mati?

Lanjut?

CARNATION✔Where stories live. Discover now