chapter 4

1.5K 125 0
                                    

Setelah kepergian Jimin,Suga pun langsung mendudukan dirinya dibangku yang di tempatinya dan Jimin tadi,dia sedang mengontrol emosinya.

"Aishh dasar namja gila! Seenaknya saja langsung memelukku dan memanggilku hyungnya" gerutu Suga kesal.

"Eoh hyung kau kenapa?" tanya namja bergigi kelinci yang baru saja datang dan langsung duduk disamping Suga.

"Ahh tadi ada seorang namja gila yang tiba-tiba memelukku sambil menangis dan memanggilku hyungnya" ucap Suga menjelaskan dengan rasa kesal yang masih belum reda.

"Tenanglah hyung,lalu dimana dia sekarang?" ucap Jungkook menenangkan dengan kalimat pertanyaan diakhir kalimatnya.

"Aku sudah membentaknya dan mrngusirnya untuk pergi" ucap Suga dengan emosinya yang mulai mereda.

"Mwo? Hyung membentaknya? Aishh hyung itu sangat kejam" ucap Jungkook kaget.

"Ahh sudahlah,kajja kita pulang" ajak Suga mengalihkan pembicaraan.

"Hmm ne kajja" ucap Jungkook.

~•~•~•~•~•~•~•~•~

Sekarang Jimin sudah berada didalam kamarnya,dia membaringkan tubuhnya di kasur king size miliknya.

"Waeyo hyung? hiks..waeyo hyung tak mengenalku? hiks..setelah 2 Bulan menghilang hiks..dan kau malah melupakanku hiks..ada apa denganmu? hiks..bahkan kau sampai membentakku hiks..padahal dulu kau tak pernah membentakku hiks.." Jimin bermonolog dengan isak tangisnya yang begitu memilukan.

"AAAHHHHHHKKKKK YOONGI HYUNG~~~" teriak Jimin mengeluarkan segala kesedihannya.

~•~•~•~•~•~•~•~•~

Sekarang Jungkook sudah berada dirumahnya dengan Suga.

"Ahh lelahnya" ucap Jungkook sambil mendudukkan dirinya disofa ruang tamu.

"Kau lelah eoh?" tanya Suga sambil ikut mendudukkan dirinya disamping Jungkook.

"Hmm sedikit,tapi sangat menyenangkan karena aku dan hyung bisa melihat bunga berguguran" ucap Jungkook sambil tersenyum menampakkan gigi kelincinya yang mengemaskan.

"Aigoo...lucunya dongsaengku" ucap Suga gemas sambil mengacak-acak rambut Jungkook.

"Heheeee" Jungkook hanya cengegesan.

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

Keesokkan harinya Jimin sedang Jimin sedang berjalan kaki menuju sekolahannya.
Dia hari ini ingin berjalan kaki karena dia merasa sedikit pusing,takutnya terjadi sesuatu saat dirinya sedang menyetir mobil.

Jimin berjalan sedikit sempoyongan karena rasa pusing dikepalanya yang semakin menjadi.

'Brukk...'

Jimin tak sengaja menabrak seseorang.

"M..mianhae-yo" ucap Jimin meminta maaf dengan suaranya yang lirih dan membungkukkan badannya.

Saat Jimin mendongkrak untuk melihat orang yang ditabraknya,ternyata adalah....

"Yoongi hyung" ucap Jimin sambil tersenyum dengan wajah pucatnya dan berusaha menegakkan tubuhnya.

"Mwo? Aishh kau lagi,sudah kubilang bahwa namaku SUGA bukan YOONGI" ucap Suga kesal dengan menekan kata Suga dan Yoongi.

"Ahh ne kau benar,kau memang bukan Yoongi hyungku,karena kalau kau hyungku kau tidak akan mungkin membentakku" ucap Jimin lirih.

Walaupun bibirnya mengatakan demikian,tetapi hatinya berkata lain.

"Hiks..kalau begitu aku pergi dulu S..suga-ssi" ucap Jimin dengan isakan yang keluar dari mulutnya.

Entah kenapa,Suga seperti ada yang aneh pada hatinya saat Jimin mengatakan bahwa dia sudah tak menganggap dirinya sebagai Yoongi hyungnya lagi,rasanya sedikit sakit.

Suga melamun karena memikirnya.

Saat Jimin baru saja melangkahkan kakinya 3 langkah,tiba-tiba...

"Ahhkk" Jimin mengerang kesakitan sambil berjongkok dan memegangi kepalanya.

Suga yang mendengar erangan Jimin pun langsung membuyarkan lamunannya dan segera berbalik ke belakangnya untuk melihat Jimin.

Saat Suga berbalik,dia melihat Jimin yang mengerang kesakitan sambil memegangi kepalanya.

Suga yang melihat tidak ada orang satupun,langsung menghampiri Jimin.

"G..gwenchana" tanya Suga sambil memegang pundak Jimin.

"Ahhkk kepalaku pusing sekali,tapi kau tak perlu khawatir karena kau kan bukan hyungku dan kau juga membenciku kan?" ucap Jimin sambil menahan rasa pusingnya.

'Deg..'

Sungguh,entah kenapa lagi-lagi ucapan Jimin seperti menyayat hati Suga.

"Yak! Aku kan hanya ingin menolongmu" ucap Suga kesal.

"Ahkk..aniyo kau tak perlu repot-repot" ucap Jimin.

Suga pun hanya bisa diam sambil memperhatikan Jimin.

Jimin pun mulai mencoba berdiri,
"Ahk" ringis Jimin,namun Jimin masih berusaha berdiri.

Dan akhirnya Jimin berjalan menjauh dari Suga dengan jalannya yang masih sempoyongan.

Suga memperhatikan punggung Jimin yang semakin menjauh,entah kenapa Suga tiba-tiba ingin mengikuti Jimin dan pada akhirnya Suga mulai mengikuti Jimin.

~•~•~•~•~•~•~•~

Suga pun berhenti saat melihat Jimin berhenti.
Yang Suga anehkan adalah Jimin memakai seragam sekolah tapi tidak pergi ke sekolah,melainkan pergi ke
Taman.

"Taman? Aishh anak ltu kenapa tidak pergi kesekolah atau paling tidak kalau dia sakit dia seharusnya pergi kerumah sakit" gerutu Suga dengan nada pelan,karena Suga sekarang sedang bersembunyi dibalik pohon sambil memperhatikan gerak-gerik Jimin.


Suga pov

Aku melihat dia sedang duduk ditepi danau,

"Hiks..Yoongi hyung appo" ucapnya mengadu sambil menangis.

Dia mengadu kepada hyungnya yang jelas-jelas tidak ada dihadapannya.

"Hyung aku sedang sakit hiks..apakah kau tidak khawatir? Hyung biasanya akan merawatku hiks.." ucapnya ditengah isak tangisnya.

"Ahkk" ringisku pelan,karena tiba-tiba seperti ada yang melintas dipikiranku.

"Eoh Jimin-ah kau panas sekali"

"Kita kerumah sakit ne"

"Sireo"

"Ahh arraseo,kalau begitu hyung akan belikan obat dulu dan membuatkanmu bubur"

"Aahkk"

Lagi-lagi aku meringis,pikiran apa itu? Apakah dia bernama Jimin? Apa yang bersamanya adalah hyungnya? Tapi mengapa aku tak melihat hyungnya dan malah seolah-olah aku yang menjadi hyungnya dipikiranku tadi?

Ahh mollayo,aku malah semakin pusing memikirkannya.

"AAHHKKK..YOONGI HYUNG..." teriaknya tiba-tiba dan membuyarkan lamunanku.

Aku pun segera beralih menatapnya lagi.
Tunggu,dia berdiri dan dia berjalan kedalam danau?

Dia masuk kedalam danau sudah sampai lututnya,satu yang aku pikirkan,dia akan...

"Bunuh diri" gumamku

Dengan segera ku berlari dan menarik tangannya untuk keluar dari danau tersebut.

Saat aku sudah berhasil membawanya ketepi danau,kulihat wajahnya yang terkejut dengan air mata yang sedari tadi mengalir tanpa henti.

"YAK! APA YANG KAU LAKUAKAN EOH?" tanyanya dengan nada tinggi,awalnya aku kaget karena baru kali ini dia berbicara dengan nada tinggi,tapi aku tak peduli.

"HARUSNYA AKU YANG BERTANYA,APA YANG KAU LAKUKAN?" tanyaku balik dengan nada yang tak kalah tinggi.

"Hiks..aku-"

Spring Day [END]Where stories live. Discover now