Bagian 12

32 7 0
                                    

Budayakan Vote & Comment❤❤


Akinory yang tiba-tiba pergi, Ayaka yang tiba-tiba pergi juga. Guntur bingung dengan kejadian tersebut. Hanya saja kadar rasa bingung Guntur hambar yang membuat dia seperti hanya sebatas bingung dan hanya merasa ditinggal pergi ketika makan.

Berbeda dengan Ayaka bahkan mungkin juga Akinory yang sama-sama mencoba untuk saling melupakan kini malah dipertemukan.

Mendung kini mewarnai langit biru dengan warna kelabunya, rintik hujan mulai turun sedikit demi sedikit hingga akhirnya deras. Bumi yang terasa panas mendadak sejuk karena guyuran hujan yang membasahi lapisan-lapisan tanah beraspal dibumi. Mungkin begitu bagi orang lain, karena tidak bagi Ayaka. Dari balik kaca-kaca jendela kantornya Ayaka merasa kalau tubuhnya membeku karena hujan dan tentu saja karena kembali hadirnya sosok Akinory.
Sesekali dia menggosok-gosokan kedua telapak tangannya agar merasa lebih hangat.

Akinory yang masih menyusuri jalan dengan berjalan kaki ditrotoar juga masih gundah, hingga akhirnya hujan turun pun tidak ia pedulikan.

Sekujur tubuhnya basah kuyup karena hujan. "Apa yang dia lakukan disini?" Atau "Kenapa dia disini?".

Mungkin kata-kata tersebut yang ada dibenaknya.

Akinory duduk disebuah bangku panjang disebuah taman sembari menikmati hujan turun hingga akhirnya, bruuuuuuukk.... Akinory ambruk diatas bangku. Badannya yang diselimuti baju kemeja basah kuyup, tangannya lemas, dan bibirnya membiru.

***

Guntur menghampiri Ayaka yang sedang duduk mengerjakan kerjaannya.

"Kaeda-san apa kau bosan denganku?" Guntur berbisik.

"Tunggu.. apa tingkahku terlihat begitu?" Balas ayaka lewat bisikan.

"Tidak juga. Tapi aku bersyukur karena kau tidak merasa bosan bersamaku." Guntur tersenyum.

Ditengah percakapan tanpa suara mereka tiba-tiba nada dering hp Guntur berbunyi.

"Hallo kakak. Kei-san masuk rumah sakit." Maria memberitahu kakaknya.

"Eeh? Dia ngerampok?"

"Bukan idiot!! Dia pingsan dijalan tadi siang." Maria langsung mematikan telfonnya tanpa mengucapkan salam atau selamat tinggal untuk kakaknya.

"Eh mati?"

Tidak berapa lama jam kerja selesai semua karyawan mulai membereskan meja-meja mereka. Tidak terkecuali Guntur, dia terlihat buru-buru membereskannya. Guntur juga memohon pada Ayaka untuk menemaninya kerumah sakit menggunakan mobil milik Guntur.

"Kaeda-san."

"Ya?"

"Mau menemaniku lagi?"
"Mungkin akan membosankan juga sih dirumah sakit."

"Mmm.." Ayaka masih bingung mau menjawabnya. Tapi Ayaka pun mengiyakan tawarannya karena ia tidak enak hati untuk menolak ajakan partner kerjanya tersebut.

Mereka pun bergegas pergi kerumah sakit. Ayaka tidak tahu kalau teman yang disebut Guntur tidak lain adalah Akinory, orang yang berusaha ia hapus dari ingatan.

Akinory sedang makan potongan-potongan apel yang sudah disiapkan Maria. Beberapa saat kemudian Guntur datang bersama Ayaka. Ayaka melihat Akinory yang sedang disuapi makan buah oleh Maria, dan tentu saja rasa hampa menghampiri tatapannya.

Mata indah Ayaka seperti menahan air mata, dadanya terasa sesak. Ayaka pun berhenti dipintu masuk. Dia menatap Akinory yang sepertinya sedang bercanda juga dengan adik perempuan Guntur tersebut.

"Yoo.. Kei." Guntur menaruh parsel buah dikaki Akinory.

Akinory menoleh kearah guntur. Tidak, mungkin kearah orang yang jauh dibelakang Guntur. Sosok Ayaka berdiri ditengah pintu masuk sebelum akhirnya dipanggil partner kerjanya tersebut untuk masuk ruang rawat.

Tidak kentinggalan Guntur memperkenalkan Ayaka yang membuat Maria sedikit kaget dan akhirnya izin untuk undur diri ke toilet.

Ayaka masih menahan air matanya melihat Kei Akinory yang terbaring. Tapi Akinory menggerakkan tangannya sebagai isyarat agar Ayaka jangan menangis. Tentu saja mereka masih saling mengerti satu-sama-lain.

"Kei Akinory." Ia mengulurkan tangannya.

"Ya.. aku Ayaka Kaeda. Yoroshiku."

Mereka saling berjabat tangan, saling menatap, saling berbalas senyum. Meski terlihat menyenangkan tapi tidak dihati keduanya. Ayaka tak kuasa melihat Akinory, dan ia pun pergi dengan alasan mencari udara segar.

"Bagaimana menurutmu?" Guntur bertanya. Tentu saja maksud dari pertanyaannya adalah bagaimana menurut Akinory kalau Guntur bisa memiliki Ayaka.

"Yaa tentu saja dia cantik, gadis kaca rasa kopi yang manis. Mungkin aku akan memakan kaca tersebut hingga mulutku robek sekalipun."

"Dia pantas untukmu. Tapi begitu tidak beruntungnya dia kalau diperkawinan duduk denganmu. Ahahaha." Lanjut Akinory.

"Sepertinya aku setuju denganmu bro."

Mereka saling melempar candaan seperti biasanya.

Guntur tidak tahu kalau Ayaka adalah mantan kekasih sahabatnya tersebut. Karena Akinory adalah tipe orang yang tidak akan memberi tahu sesuatu kecuali ada yang bertanya.


TBC❤❤

A Y A K A Where stories live. Discover now