Bab 1

14.1K 786 97
                                    

Kenapa yang sudah tua tidak mau mengalah dengan yang muda? Kenapa yang punya duit suka seenaknya? Kenapa orang yang berlabelkan bos suka bikin kesal setengah mati?

Yeri sudah telanjur kesal, darah tinggi, rasanya ingin mencekik orang, tapi maunya manusia yang sudah buat ia kesal. Bodoh amat, mau Sehun pemilik perusahaan ini. Bodoh amat, Sehun itu ganteng seperti artis sinetron. Tapi kalau kelakuannya satu-dua-tiga sama pasien rumah sakit jiwa. Lagian Amat juga tidak kenal Sehun, memang Yeri peduli.

Oke, cukup acara melanturnya. Sekarang Yeri harus kembali menyelesaikan pekerjaannya sebelum Mak Lampir Irene berkoar-koar seperti petasan tahun baru. Keep Calm, orang cantik banyak yang sayang.

Yeri melihat jam tangannya, kemudian mendesah berat. Ini sudah lewat jam makan siang, lagi untuk kesekian kalinya Yeri melewatkan waktu makan siangnya. Mau sembunyi-sembunyi makan roti, tapi ada Seulgi yang duduk di sebelah meja kerjanya.

Mau lari ke kantin bawah, nanti malah ketemu Mak Lampir lagi. Ini semua gara-gara bosnya yang tidak tahu diri. Cuma ingin mengancingkan lengan kemejanya harus memanggil Yeri. Belum lagi menyuruh memasangkan dasi yang harus rapi, tidak boleh miring, tidak boleh kepanjangan juga tidak boleh kependekan.

Kalau pasangin kancing kemeja sama dasi itu mudah. Tapi omongan bosnya itu loh.. Yang buat Yeri menarik kencang dasinya sampai Sehun sulit bernapas. Ada begitu manusia terjahanam spesies Sehun Aldebaran yang keberadaannya buat tensi orang naik.

Baru saja setengah jam Yeri berkutat dengan pekerjaannya. Dari ekor matanya, Yeri melihat Sejeong yang berstatuskan sekretaris fenomenal Sehun menghampiri meja kerjanya. Kalau ada Sejeong di sini, pasti ada perintah menyengsarakan untuknya.

"Disuruh ke ruangan Pak Sehun sekarang, nggak boleh banyak tanya." Sejeong menyampaikan perintah Sehun dengan suara ketus. Semua orang satu kantor ini tahu kalau si bohay Sejeong ini punya rasa-rasa dengan Sehun. Tapi sayang, dia tidak mendapatkan balasan.

"Tadi kan udah."

"Tapi Pak Sehun mau ketemu lagi," kata Sejeong.

Perasaan si bos demen banget ketemu gue.

Jangan-jangan Sehun mau balas dendam lagi gara-gara dasi. Itu si Bos seperti anak SD saja.

Seulgi yang sudah tidak fokus lagi dengan pekerjaannya, memperhatikan Yeri penuh rasa ingin tahu. Anak buahnya Lambe-lambe Instagram suka sekali ingin tahu urusan orang. Yeri itu mulutnya lebar macam anaknya Anakonda, sekali ngap gosip yang belum jelas langsung mengalir.

"Lo lagi bisnis online shop yak sama si Bos?" tanya Seulgi.

Online Shop kepalanya Sehun bundar. Kalau nurutin perintah Sehun terus lama-lama pekerjaannya bahaya. Sudah susah-susah melamar kerja di sini, bersaing ketat dengan pelamar lain. Ternyata cuma dijadikan tukang antar barang sama bos.

"Iya, bisnis Online Shop nuklir ori dari Korut yang dibuat sendiri sama Kim Jong Un. kalau minat tinggal ikut PO aja, chat sama gue."

"Jigongnya Dora. Gue nanya beneran malah begitu jawabnya," umpat Seulgi.

"Udah deh, gue harus cus ke ruangannya si bos. Kalau lama-lama takut kangen, soalnya udah tegang antenanya si Bos." Yeri langsung bergegas menuju ruangan Sehun. Dari jarak jauh saja sudah tercium bau-bau bakaran hati.

"What?!" Seulgi menganga terkejut. Jangan bilang Yeri suka mudik ke ruangan si Bos karena ada sesuatu.

Bahaya.. Bahaya!

Seburuk-buruknya Seulgi yang doyan nongkrong di Lambe Instagram. Tapi ada rekan kerja yang jadi mangsa dinosaurus, Seulgi jadi ikutan panas dingin. Gila, Seulgi sudah merasakan siraman air hujan si bos yang gantengnya mengalahkan Jefri Nichol.

Bisa-bisanya Yeri yang mirip Ayu Ting Ting itu menyalip targetnya. pakai mantra apa sih, sampai si bos mau menebar benih tunas togenya?

"Seulaiman, lo kesambet yak?"

Badak terbang jatuh di jamban. Lagi khusyuk bayangin nanina si Bos sama Yeri, makhluk tak diundang tapi sering berkeliaran di kantor memang suka sekali mengagetkan orang.

"Temennya lengkuas. Kalau sampai kabel jantung gue putus, gue gunting pusaka lo."

"Abis lo gue panggil-panggil diem aja. Yak, gue kirain lo kesambet penunggu ruangan ini." Jaehyun menyengir tanpa dosa. Matanya melirik meja Yeri yang kosong, kemana gerangan permaisuri hatinya itu? Padahal waktu istirahat sudah habis.

"Adinda Yeriana kemana, Sul?"

Seulgi menyebik tidak terima, "Emang nama gue Samsul?"

"Kan bapak lo namanya Samsul."

Somi yang merupakan bagian penghuni ruangan ini tertawa, begitu juga dengan Doyoung dan Taeyong, mana keras pula suaranya. Bisa-bisa Mak Lampir Irene dengar terus marah-marah.

"Gue tanya Yeri kemana?"

"Digondol sama kucing" jawab Somi.

"Hah?" Jaehyun tidak mengerti maksud Somi. Memang Yeri pepes ikan apa digondol kucing.

"Kalau lo tanya Yeri di mana. Cari aja di ruangan bos," ucap Taeyong. Jaehyun semakin tidak mengerti, "Ada keperluan apa Yeri ke ruangan si bos?"

"Katanya sih antenanya bos udah tegang," Seulgi menyahut. Lipatan kerutan di dahi Jaehyun semakin bertambah. Mereka ini lagi terkena sawan semua? Bicaranya tidak jelas begini. Antena? Memang Yeri bisa pasang antena?

"Antena apaan sih maksudnya?" Jaehyun menggaruk tengkuknya. Ditatapnya satu-persatu orang di ruangan ini yang sedang menahan senyum.

"Iya, antena di balik segitiga pria."

"Monyet sinting!"

Jaehyun menatap horor Seulgi. Apa tadi? Jaehyun mau buka mulut lagi, tapi suara Mak Lampir berteriak nyaring seperti terompet tahun baru.

"Jaehyun kembali ke ruanganmu!"

Tbc.

Boss Kampret ✔ (PINDAH KE CABACA)Where stories live. Discover now