Orange

221 31 5
                                    

Cahaya jingga menerobos masuk melalui ventilasi udara yang ada di tangga dalurat tersebut. Bias cahayanya menyinari kedua tubuh yang tengah berjalan beriringan. Senja hampir berlalu dan akan segera terganti dengan pekatnya malam.

Sang pemuda berkacamata berhenti berjalan. Dia menunduk menatap lantai di bawah pijakannya. Spontan pemuda yang berjalan didepannya berhenti dan berbalik.

"Watari, aku... aku menyukai Miyazono Kaori!" Ucap pemuda berkacamata itu yakin. Orang bernama Watari sama sekali tidak terkejut, meski begitu dia tidak bisa menyembunyikan ekspresi kecewanya.

Sebuah senyum manis terukir dibibir Watari. Bersamaan dengan angin musim semi yang akan segera berakhir, kata-kata Watari terlantun layaknya angin musim dingin yang sanggup membekukan seluruh isi hati sang pemuda berkacamata.

****
Shigatsu wa Kimi no Uso by Arakawa Naoshi

All characters belong to Arakawa Naoshi

Orange by Ikaikal

****

Yang Watari tahu semenjak mengenal gadis itu, kepribadian Kousei sedikit berubah. Dia juga akhirnya kembali menemukan dunianya lagi. Dunia yang tidak bisa dia masuki, bahkan Tsubaki. Dunia yang khusus tercipta hanya untuk Kousei dan Kaori.

Kaori gadis yang baik, dia sangat ceria dan baik hati. Dia mampu merubah Kousei dan membuat hidup Kousei yang selalu suram menjadi berwarna bagai bunga di musim semi. Namun Kaori akan membuat Kousei terluka dan kehilangan lagi, satu fakta yang tidak bisa Watari terima. Dia tidak akan pernah bisa membuat Kousei bangkit seperti apa yang dilakukan Kaori.

Musim semi berlalu, bunga-bunga berguguran. Warna jingga dan merah menghiasi daun-daun pohon yang berguguran. Kondisi Kaori semakin memburuk, begitu juga dengan mental Kousei. Tidak ada yang bisa Watari lakukan, dia hanya berharap Kousei bisa bangkit lagi.

Dan ketika memasuki awal musim dingin, Kaori pergi untuk selamanya. Meski hanya saling mengenal untuk beberapa bulan, semuanya merasa kehilangan.

Hari ini hari pemakaman Kaori. Watari dan Tsubaki tengah menunggu Kousei yang sedang berbicara dengan orang tua Kaori. Hujan salju turun dengan deras, membuat suhu lebih rendah beberapa derajat. Tsubaki sudah menggigil kedinginan, sepertinya dia bertambah demam.

"Kalau masih sakit seharusnya kau tidak usah keluar hari ini. Lihat sakitmu tambah parah!" Omel Watari.

"Mana mungkin aku melewatkan upacara pemakaman Kao-chan. Aku tidak akan melihatnya lagi." Ucap Tsubaki.

Setelah perdebatan kecil mereka, Kousei datang. Wajahnya terlihat suram.

"Apa yang mereka bicarakan?" Tanya Watari penasaran.

"Tidak ada. Mereka hanya memberiku surat terakhir Kaori." Jawab Kousei menunjukan sebuah surat.

Karena hari yang semakin dingin mereka memutuskan pulang ke rumah masing-masing.

****

Musim dingin sudah berakhir. Sebentar lagi akan memasuki musim semi, musim semi tanpa Kaori. Kousei begitu sibuk mempersiapkan kompetisi piano tunggalnya, dari luar dia terlihat baik-baik saja. Tapi Watari tahu Kousei masih terpuruk. Tidak ada yang bisa dia lakukan, dia hanya berharap Kousei bisa bertahan.

Dengan kondisi mental yang seperti itu, Kousei berhasil masuk ke putaran final. Dan ini mengingatkannya pada Kousei dua tahun yang lalu. Mereka menjulukinya budak partitur, si manusia monotrone. Namun permainan Kousei yang sekarang tentu sudah jauh berkembang, Watari yang sangat awam dalam hal musik saja masih bisa merasakannya. Perasaan yang ingin Kousei sampaikan lewat alunan musik. Entah kenapa setiap lagu yang Kousei mainkan terlantun begitu sedih.

OrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang