Part 26 - Stay

5.9K 525 39
                                    

(Song of Chapter – Through The Dark – One Direction)

“Cmon” bisik Harry lebih pelan, dengan pelan aku mulai mengeluarkan tubuhku dari jendela kamarku. Aku mengigit bibir bawahku, memastikan tidak ada siapa-siapa disekelilingku kecuali Harry.

            Aku berlari kecil di belakangnya, melihat tubuhnya yang tinggi dan rambtunya tergoyang terus membuatku tersenyum, sampai matanya menatapku dan tersenyum.

            Kami memasuki gang kecil dibelakang gedung hotel yang tinggi. Remang-remang lampu tak membuat matanya berhenti berkelap-kelip. Aku tersenyum menatapnya.

            Tangan yang menyentuh pipiku pelan dan menciumku cepat. Aku hanya menunduk malu, lalu dia menarik tanganku dan kembali berlari. Setelah kembali melewati trotoar, kami mencoba tenang, dengan kaca mata hitam yang mengantung di kedua mata. tangan besarnya masih memegang tanganku erat.

            Satu yang selalu membuatku kagum, saat hawa hangatnya yang selalu membuatku nyaman, tatapan teduhnya yang selalu membuatku merasa ingin lebih lama denganya. Sebenarnya aku belum pernah merasa segundah ini.

            Saat semua seperti berhenti, saat aku lebih suka menangis dan mengurung diri. Disetiap malam-ku, dia selalu menatapku dari jendela kamarku, memberikan senyumnya yang sangat tidak asing bagiku.

            Dia selalu ingin kami kembali, bahkan sedikit memaksa. Jawabanku tentu saja Ya, tapi tidak pernah ada yang selalu membuatku mengatakanya. Dia tidak pernah menutupi segalanya, tentang orang tuanya, tentang teman-temanya, atau mungkin cerita hidupnya.

            Dan satu yang membuatku tidak bisa berpaling darinya, saat dia mengatakan dengan sungguh-sungguh, saat dia tidak mau aku menangis, dia tidak ingin aku lebih suka mengurung diri. Dia merindukan Rachel yang lama, katanya.

            Kisah hidupku juga lebih berbeda, hampir sebagian orang mengenalku, dengan sebutan model dengan penuh sensasi, maksudku, berita tentang putusnya kami membuat dunia hampir guncang.

            Aku tidak peduli, aku masih ingat kata Harry,

aku mati rasa.

...

Harry’s P.O.V

            Aku melihat rambutnya yang terhempas angin, matanya belum bisa berpaling dari indahnya langit malam. Rasanya agak lucu, saat kami baru saja mengikuti kapal patrol polisi disini.

            Aku bukan anak yang suka bertindak criminal, jadi aku lebih suka meminta ijin untuk mengikuti polisi malam yang sedang berjaga di Sungai Thames ini.

            “Aku bisa bilang, ini cukup gila” ucap Rachel sambil sedikit teriak, “Yeah” ucapku. aku bisa mendengar bisingnya suara mesin kapal dan deburan air yang ditambrak kencang oleh kapal ini.

            “Minimal kita bisa berteman dengan polisi-polisi disini” ucapku dan tertawa. “Mereka baik, selama kita berbuat baik” katanya dan tersenyum kearahku.

            Matanya sangat indah, semua bentuk dan lengkuk wajahnya terlihat sempurna, matanya menutup dan menikmati angin yang terus menerjangnya. Entah apa yang selalu membuatku benar-benar tenang, aku lebih suka berada disampingnya.

            Baru saja kami merasakan hal yang paling sulit, saat rasanya seperti seseorang yang mencekik leherku keras. Melihatnya menangis setiap hari, membuatku selalu lemas, aku tidak ingin membuatnya menangis.

Liar // h.sWhere stories live. Discover now