Rudi si Musang Memberi Pelajaran Berbagi

66 3 0
                                    

Rudi si Musang adalah musang yang baik hati. Dia tinggal di rumah yang indah bersama isterinya, Susi si Musang, dan tiga anak mereka yang menggemaskan. Kehidupan mereka bahagia.

Suatu hari, terjadi sesuatu hal yang menyedihkan. Susi sakit, karena dia tidak memiliki apel yang cukup, dan dia harus meninggal.

Rudi berusaha agar anak-anaknya tidak pernah menderita sakit, dan selalu memiliki apel yang cukup. Sayangnya, ini bukanlah hal yang mudah.

Budi si Musang, anak tertua yang jago main sepakbola seperti ayahnya, kehilangan sebuah apel. Siti si Musang, yang memiliki kecerdasaan di atas rata-rata anak seusianya, memiliki dua buah apel, namu kecil-kecil dan busuk.

Anak musang ketiga, Dedi, tidak memiliki kemampuan khusus sama sekali, kecuali dia memiliki dua buah apel yang sehat dan sempurna.

Dedi menyadari bahwa tidaklah adil musang biasa sepertinya memiliki dua apel sempurna, sementara abang dan kakak tercintanya yang mempuanyai bakat luar biasa, malah memiliki apel yang buruk. Jadi, dia memutiskan untuk berbagi, dan memberikan masing-masing abang dan kakaknya satu apel bagus miliknya.

Dan mereka hidup bahagia selamanya.

"Kamu mengerti kenapa ayah membacakan cerita ini kepadamu, Dedi?" Rudi Yanuar bertanya kepada anak bungsunya, menutup buku cerita anak-anak yang dia buat sendiri.

"A... Aku mengerti ayah," Dedi berkata, menatap pintu besi di ujung ruang tunggu tempat dia duduk ditemani ayahnya.

"Dan kamu mengerti seberapa pentingnya pengorbananmu ini?" Rudi bertanya, dan anaknya mengangguk.

Rungan sedikit bertambah terang saat seseorang dengan jubah putih memasuki ruang tunggu. Dedi berhasil melihat sekilas abang dan kakaknya, tertidur nyenyak di ruang sebelah sebelum pria berjubah putih menutup pintu besi.

"Apakah dia siap?" tanya pria berjubah putih, dan Rudi tersenyum.

"Tentu saja," Dia menuntun Dedi menuju ruang sebelah. "Jangan khawatir, nak, kedua ginjalmu akan dipergunakan dengan sebaik-baiknya."

SEBUAH CERITA UNTUK MENAKUT-NAKUTI ANAKKUWhere stories live. Discover now