Perfect Partner [Seulmin] ✔

16. lupakan

Jam berapa kamu baca part ini? 😊

-

-

-

"Terserah kamu percaya atau tidak, yg penting aku telah menjelaskan semuanya. Aku juga sudah mengatakannya kepada Jimin kalau aku sama sekali tidak meminta pertanggung jawabannya--"

"Baguslah kalau begitu, minum obat ini" potong joy kemudian yg membuat Irene berhenti berbicara.

"A-apa?"
"Obat apa ini?"

"Joy ah" tahan Hoseok juga.

"Kita tidak boleh lengah oppa. Aku melakukan hal ini juga demi Jimin, bagaimana kalau gadis jalang ini--"

"Yah! Jaga ucapanmu!" Teriak Irene tidak terima.

"Apa? Memang kenyataannya seperti itu bukan?"

Irene hampir menamparnya kalau Hoseok tidak menahannya.

"Maafkan ucapannya yg sedikit kasar, tapi menurutku ini adalah tindakan yg benar. Kamu juga.. tidak berharap kamu hamil bukan?"

"Atau mungkin itu yg ia harapkan" sambung Joy lagi.

Kesal, Irene pun langsung mengambil pil tsb dan memasukkan ke dalam mulut. 

"Apakah kalian puas sekarang? Aku sama sekali tidak seperti yg kalian bayangkan, padahal aku lah korbannya disini hiks" Irene pun mulai menangis.

Hoseok ingin menepuk pundaknya tapi Joy langsung mencubiti kakinya ini.

Kamu berani!! - Joy 😠

"Pokoknya aku ingatkan sekali lagi, jangan sampai kamu membocorkan hal ini dan jangan pernah mendekati mereka berdua lagi. Kalau tidak, awas saja! aku tidak akan segan segan padamu"
"Ayo oppa!" Joy pun langsung menarik Hoseok pergi.

Sesampainya di mobil, Hoseok langsung di marahin habis habisan sama dia.

"Kamu dan Jimin sama saja, begitu melihat gadis cantik menangis langsung luluh hatinya. Kamu bahkan tidak tau itulah senjata mereka!"

"Iya iya.." jawab Hoseok seadanya.

Iya tau, itu kan senjatamu juga - Hoseok 😞

.

.

.

Irene memuntahkan obat tsb dari mulutnya dan dengan kesal ia menatap ke arah mobil itu pergi.

Lihat saja nanti! Aku pasti akan membalas perbuatan kalian - Irene 😠

***

Sejak kejadian malam itu, Jimin terlihat sedikit menghindari Seulgi.

Walaupun ia tidak begitu menunjukkannya, tapi Seulgi bisa merasakannya.