Dibela

50 24 34
                                    

Lily POV

Gue udah berusaha buat gak mikirin tuh cowok. Tapi hati gue nolak buat nurutin pikiran gue. Sampe gue bangun jam tiga ini cuman gara-gara gue mimpiin dia. Bayangin aja dimimpi gue dia nembak gue ditengah taman yang lagi rame. No jangan ingat lagi mimpi laknat itu. Daripada tidur lagi gue mutusin buat ambil hp dan buka instagram gue. Gue liat Justin Bieber, Alex Lange, Ivan Martinez baru aja ngepost dijam yang sama, membuat gue pencet layar hp gue sampe gak tau berapa kali. Tak lama kemudian, gue dapat notif kalo ada satu orang follow gue. Gue terlalu males buat nanggepinnya sekarang, soalnya mata gue tertujunya pada orang ganteng dihp gue. Tak lama kemudian Theo nelpon gue. Nelpon geys. Mati gue. Awalnya gue diamin. Tapi dia nelpon terus. Karna jengkel gue matiin itu hp,trus tidur lagi.

_______

Author POV

Keesokan paginya wajah Lily dihiasi senyum diwajah. Ia mandi, lalu mengenakan seragam sekolah. Setelah itu dia memolesi mukanya dengan daycream lalu ditambahkannya sedikit pupur agar wajahnya tidak terlihat berminyak. Tak lupa ia memolesi bibirnya dengan lipbalm berwarna pink agar ia tidak nampak pucat. Ketika sedang asik berkaca, ia mengambil hpnya lalu menyalakannya. Tiba-tiba muncul notif dari Theo.

Gue sudah didepan rumah lo
06.30

"Astaga itu anak pagi amat ya datangnya trus ngapain coba pake acara jemput gue. Eh tunggu, dia send nya jam 06.30 sekarang 06.42. Mampus" ucapnya sambil menepuk jidatnya lalu berlari secepat-cepatnya kebawah.

Ia terkejut melihat papa dan mamanya berbincang sambil tertawa kecil ketika mereka berbicara dengan Theo.

"Hai Li? Udah siap? " ucap Theo.

"Loh? Pa, aku kan perginya sama papa! " ucap Lily merengek.

"Iiihh, gak malu apa kamu ngerengek didepan cowo? " ucap mamanya.

Mendengar hal itu, Theo hanya tersenyum kecil melihat tingkah manja Lily pada orangtuanya.

"Nih, mama tadi kebetulan masak banyak. Ini bekal untuk kamu, dan ini untuk nak Theo" ucap mamanya sambil memberikan kotak bekalnya pada mereka.

"Ayo Li, keburu telat nanti. Mana helmnya? " tanya Theo.

"Oh iya, diatas hehe. Bentar gue ambil" ucapnya nyengir.

"Om, tante makasih ya udah repot-repot siapin bekalnya".

"Kan tadi tante bilang lagi kebetulan masak banyak, jadi gak bakal repot kok".

"Om pesan kalo kamu bawa motor hati-hati jangan suka kebut ya!"

"Siap om" ucap Theo sambil memberi hormat.

Kedua orangtua Lily terkekeh melihat tingkah Theo.

"Ayo cepet, keburu telat nih. Ma, pa pergi ya! " ucap Lily sambil menarik Theo.

"Om, tante pergi ya. Pulangan biar Theo aja yang anter Lily pulang, om" ucap Theo.

"Yang penting pulangnya selamat" ucap papanya.

"Lo apa-apaan sih! Kalo besok lo jemput gue lagi, gue jamin lusa gue pindah rumah! " ucap Lily bengis.

"Justru ini, gue harus terbiasa dulu dengan sifat dan tingkah lo. Gue pengen dekat sama lo tapi dengan cara gue sendiri. Gue pengen buka diri gue buat lo, dan lo juga harus buka diri buat gue. Masa orangtua lo aja nerima gue lo engga? " ucap Theo sambil memasangkan helmnya lagi pada Lily.

UNFAITHFULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang