Chapter 2

262 30 5
                                    

"Zayn, aku merasa bahwa aku ini adalah ibu terburuk di dunia ini," keluhku pada Zayn, tetanggaku sekaligus sahabatku yang berprofesi sebagai seorang dokter di Royal London Hospital. Ia menerimaku dengan begitu ramah ketika pertama kali aku menginjakkan kaki di kota ini. 

"Jangan berbicara seperti itu. Aku yakin Rose pasti mengerti dengan keadaanmu. Lagipula hari ini aku sedang kosong," balasnya diakhiri dengan senyuman menawannya.

Ia tak memakai seragam dokternya, melainkan kemeja putih dengan kancing terbuka di bagian atas yang menampilkan sedikit dada bidangnya yang tak berbulu, celana jins ketat, dan sneaker. Gosh, mengapa aku harus memiliki sahabat semenarik dia? Ku akui mungkin aku memiliki sedikit rasa suka padanya, tetapi tak mungkin hubungan kami akan lebih dari sekedar sahabat. Karena ia tentu saja tak akan melirik wanita seperti ku yang sudah memiliki seorang anak. Terlebih lagi aku masih belum bisa menghilangkan bayang-bayang Harry dari pikiranku.

"El, apa kau mendengarku?" tanya Zayn sembari mengibas-ngibas tangannya di hadapan wajahku.

Kusadari bahwa aku baru saja melamun tentangnya dan itu membuatku menjadi salah tingkah. Kuharap ia tak melihat rona merah di pipiku. "Ya, ada apa?"

Zayn menghela nafas. "Jika kau masih sibuk dengan pekerjaanmu, aku bisa menjemput Rose nanti sore."

"Oh Zayn, aku tak ingin merepotkanmu. Akan kupastikan bahwa aku akan menyelesaikan semuanya sebelum siang hari ini."

Zayn pun tersenyum. "Jangan memaksakan dirimu."

Tak ingin memperlihatkan kegugupanku akan perhatiannya, aku lantas menoleh ke belakang dimana Rosaleen sedang duduk bersama kameranya.

"Rosaleen, waktunya untuk pergi sekolah. Kau tak ingin paman Zayn menunggu lama kan?" 

Dengan malas Rosaleen bangkit lalu berjalan menghampiri kami. Melihatnya yang tak begitu bersemangat membuatku semakin merasa bersalah. Rose sama sekali tidak menyinggung masalah aku tak mengantarnya, tapi tetap saja aku sebagai ibunya tentu tahu akan perasaannya saat ini.

Aku pun berjongkok hingga mataku dan matanya sejajar. "Rose, maafkan mom. Mom ada banyak pekerjaan sekarang ini. Kuharap kau mengerti. Tapi mom berjanji, mom akan menjemputmu nanti oke?"

Rose tetap menunduk, tak berani menatapku balik dan itu benar-benar membuatku sedih.

"Ayo Rose, kau tak ingin terlambat di hari pertamamu kan?" Zayn mengulurkan tangannya pada Rosaleen dan Rosaleen menerimanya.

"Tak apa, El. Dia pasti mengerti," kata Zayn.

Ya, kuharap begitu.

***

HOAA... gomen gomen baru update xD Dan dikit pula T_T

Truly Madly DeeplyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang