Part 5

549 91 10
                                    

Seperti hari-hari biasanya Jihyo menjalani aktifitasnya dengan bekerja di toko roti. Dibilang bosan ya tidak juga, dari mana dia dapat uang kalau tidak bekerja disini.

Sebenarnya ia ingin bolos bekerja hari ini, fikirannya sedang benar-benar kacau. Siapa lagi penyebabnya kalau bukan Jungkook, melihat Jungkook dengan yeoja lain membuatnya sangat sakit. Apalagi yeoja itu sangatlah cantik. Ditambah lagi, Taeyeong yang sepertinya marah dengannya. Hari yang membuatnya frustasi.

Hari ini sepertinya benar-benar hari yang menyebalkan buatnya, sepertinya niat untuk bolos kerja hari ini adalah yang terbaik.

Bagaimana tidak menyebalkan, yeoja yang kemarin bersama Jungkook datang ke toko Jihyo. Sepertinya ia membeli roti.

"Tolong dibungkus"

Roti gandum? ini favorit Jungkook. Kemana dia, apa dia sakit? kenapa yeoja ini yang kemari? semua pertanyaan berkecamuk dikepala Jihyo.

Entah apa yang merasukinya tiba-tiba Jihyo bertanya "Memang Jungkook kemana?" oh shit, kenapa aku menanyakan Jungkook padanya. Benar-benar cari mati.

"Biasanya dia yang beli roti ini untukku. Tapi dia sedang meeting, jadi aku beli sendiri roti ini"

Jadi selama ini Jungkook beli roti itu untuk yeoja itu? Fikiranku terlalu jauh, kalau berfikir Jungkook menyukaiku. Mungkin dia mengingatku saja tidak, pasti dia hanya menganggapku yeoja penjual roti. Ya Jihyo sadarlah, kamu bukan apa-apa.

"Melamun lagi" celetuk bosnya, sambil menyetakkan jarinya didepan wajah jihyo.

"Yaaa sajangnim menganggu saja"

"Ya kau fikir tempat ini untuk melamun, lihat lah banyak pelanggan"

.

Sepertinya Jihyo memang sedang banyak fikiran, sampai-sampai jalan saja tidak fokus. Dijalan menuju pulang, tak sadar dia bertabrakan dengan seseorang. Karena merasa bersalah, Jihyo langsung membungkuk meminta maaf tanpa melihat orang yang ia tabrak. Sadar bus tiba-tiba lewat dia langsung lari menuju bus tersebut.

"Yaaa busss" teriak Jihyo sembari berlari ke arah bus

.
Hari ini Jihyo pulang dari toko lebih awal, karena memang roti sudah habis. Masih sore dia harus pulang, sepertinya ia akan bosan kalau jam segini dirumah. Dia butuh tempat untuk menyenangkan fikirannya, beberapa hari ini buruk untuknya.

Untung saja ada sepedanya, jadi dia bisa bersepeda di punggiran sungai han menghirup udara segar.

Entah sial apa lagi yang menimpanya, saat sedang asiknya bersepeda. Tiba-tiba ban sepedanya bocor, dan menyebabkan ia oleng. Karena memang tiba-tiba, jadi dia tidak bisa mengendalikan sepedanya dengan begitu ia menabrak bangku dan terjatuh.

"Waeee" gerutunya

Bukannya langsung bangun, Jihyo masih terduduk di tempatnya jatuh.

Dia tidak berani melihat sekelilingnya, apakah ada banyak mata yang sedang memperhatikannya.

Tiba-tiba ada tangan mengulur kearahnya. Saat ia lihat kearah orang tersebut, seperti ada bunga-bunga musim semi berjatuhan. Wajah Jihyo berseri campur malu, jantungnya berdegup kencang.

Mungkinkah aku mimpi, atau aku sudah mati dan sekarang sudah di surga?

Tangan Jihyo meraih tangan yang ingin membantunya itu.

"Gwenchana?" tanya orang tersebut

"Oh gwenchana" jawab Jihyo dengan sedikit malu

Ternyata seorang yang membantunya itu adalah Jungkook. Rasanya sial membawa keberuntungan.

Jungkook membantu Jihyo bangun, dan mendudukkannya di bangku.

"Tunggu disini, biar ku beli obat"

"Gwenchana, aku bisa mengobatinya dirumah. Disini toko pasti jauh"

"Kalau begitu biar kuantar pulang"

Kalau yang ini Jihyo bingung harus menolak atau menerimanya. Ini kesempatannya bisa ngobrol dengan Jungkook.

"De, khamsahamnida" Jihyo tidak bisa menolak tawaran yang ini

Luka di kakinya benar-benar perih, sepertinya dia tidak akan sanggup jika pulang sendiri.

.

Sesampainya di rumah Jihyo, Jungkook lansung membantu Jihyo kedalam.

"Khamsahamnida, letakkan saja obatnya diatas meja"

"Yaa kapan kamu akan memberi obat pada lukamu?"

"Nanti akan aku lakukan"

Jungkook langsung membantu Jihyo duduk di sofa, dan ia langsung berlutut didepannya mengobati luka di lutut Jihyo.

Jihyo tidak pernah menyangka kalau Jungkook sebaik dan seperhatian ini pada orang yang tidak pernah mengobrol dengannya. Berbeda dengan aura dingin milik Jungkook, yang Jihyo pikir sifat Jungkook juga akan dingin.

"Kenapa bisa jatuh? melamun lagi?" tanya Jungkook tiba-tiba

"Oh? Jihyo keget dengan pertanyaan Jungkook"

"Kemarin kamu melamun, sampai-sampai dijalan tidak sadar menabrakku. Tapi kamu lari begitu saat melihat bus"

"Oh, josohamnida. Jadi kemarin kamu yang aku tabrak?"

"Gwenchana, untung saja bukan preman yang kamu tabrak. Kenapa? putuh dengan namja chingu?"

Itu semua karenamu.

"Oh aniya, hanya sedang malas saja"

Sudah selesai, Jungkook langsung pamit untuk pulang.

"Aku pulang Jihyo sshi, cepat sembuh"

"De, khamsahandina"

Mwo, Dia memanggilku namaku?

TBC

Yeee im back, sedikit dulu ya storynya. Doakan minggu depan bisa update lagi. Masih panjang soalnya ini cerita.

Khamsahamnida readers setiaku 💚💚.


I Loved YouOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz