2

325 52 3
                                    

"Tin, lu mah lama banget jalannya. Gua udah mau nembaknih gak bisa maju gara-gara lo kejauhan." ucap Linong berfokus pada hpnya.

Ia dan Justin sedang bermain game bersama. "Sabar keles, ini juga gua udah cepet larinya. Gua susah ngelewatin musuhnya."

"Sip, maju dikit lagi dah keliatan itu gua. Cepet bantuin nembak. Anjir nyawa gua tinggil dikit."

"Lu berlindung aja gua yang nembak."

Saat mereka hampir mencapai puncaknya hp Linong tiba-tiba mati karena lowbath.

"Anjer, mati hp gua."

"Yah..."

"Temenin gua yuk! Pipis." Linong beranjak dari tempatnya. Ia berdiri sambil berjinjit-jinjit.

"Gak ah, mager." Justin berbaring dan memunggungi Linong.

"Ayolah, gua gak tau dimana wcnya."

"Pintu samping, lurus belok kiri." Linong membulatkan matanya lalu berlari keluar kamar.

Linong berlari keluar asrama lewat pintu samping. Ia harus berlari cukup jauh berbelok-belok mengikuti bentuk bangunan asrama. Di luar asrama sangatlah gelap walaupun sudah di penuhi lampu sepanjang jalan.

Bhuuk

Linong menghentikan langkahnya.
Pikirannya mulai berpikir macam-macam tentang suara apa itu. Ia melanjutkan larinya mencari wc karena sudah tidak tahan lagi.

Ia menabrak seseorang berpakaian serba hitam lengkap dengan topi hitam juga. Ia tidak menggubrisnya. Ia tetap berlari hingga sampai di depan pintu wc.

Beberapa menit kemudian Linong kembali ke kamarnya. Saat ia memasuki pintu kamar seseorang mendorongnya dan ikut masuk kedalam kamarnya.

"Ijin ... Ijinin gue sembunyi disini ... Guan ... Gualin bakal nangkep gua." ucap Nahee dengan napas terengah-engah.

"Siapa lo dan kenapa kak Guanlin mau menangkap lo?" tanya Linong berjalan sedikit menjauh dari Nahee.

"Apa lo pencuri?" tanya Justin dengan nada mengintrogasi.

"Pencuri apa? Gue bukan pencuri. Lo tadi menabrak gue jadi tolong sembunyiin gue dan kita impas." ucap Nahee bersembunyi di balik selimut kasur Justin.

"Yakk, jauh-jauh  dari kasur gue." Justin mendorong Nahee. Tanpa sengaja topi Nahee terlepas dan membuat rambut panjangnya yang tergulung ke atas terjatuh sempurna.

"Nong, dia wani—" ucapan Justin tergantung saat Nahee menutup mulut Justin.

"Apa kalian tau, kalau gue tertangkap kalian juga akan kena masalah. Ingatkan peraturan sekolah kalian 'wanita tidak boleh masuk asrama'." ucap Nahee. Mau tidak mau Linong dan Justin harus menyembunyikannya.

Toktoktok

Nahee kembali bersembunyi di balik selimut Justin. Justin dan Linong mencoba mengatur ekspresi mereka. Saat Linong ingin membuka pintu kamarnya pintu itu telah di buka dari luar membuat pintu tersebut menabrak dahinya.

"Kenapa lama bangetsih di bukanya?" tanya Guanlin tanpa merasa bersalah sedikitpun pada Linong.

"Maaf kak, ada perlu apa ya?" tanya Linong memasang wajah polosnya.

"Kamu liat ada orang asing masuk sini? Pake baju dan topi serba hitam." Guanlin menunjukkan ciri-ciri Nahee.

Linong dan Justin serentak menggeleng kuat. Guanlin menatap Justin curiga. Justin mengernyitkan dahinya seperti berkata tidak terjadi apa-apa. Linong mulai panik jika saja Guanlin menghampiri Justin.

Asrama Cogan ● Chen LinongWhere stories live. Discover now