Bab 11

4.4K 303 47
                                    

Sora update kilat #nyengir
.
.
.
'Nyawa Kaa-san lebih berharga daripada nyawaku, aku tak ingin Tou-san kehilangan cahaya hidup Tou-san, aku tak ingin ada yang menggantikan keberadaan Kaa-san karena hanya Kaa-san yang akan menjadi ibu bagi adik-adikku dan aku tak ingin mereka kekurangan kasih sayang dari kalian, aku ingin melihat adik-adikku bahagia bersama kalian."

.

.

.

"Mau sampai kapan kau seperti ini, Hinata?" tanyaku pada Hinata yang masih tiduran di ranjang. Ini sudah hampir satu minggu sejak peristiwa menakjubkan itu dan Hinata tetap tak mau memakan apapun.

"Seharusnya aku yang mati bukan anak kita," ujar Hinata, lagi, selalu saja kalimat itu yang Hinata ucapkan.

"Bukan salahmu, Hinata. Ini adalah keputusan putra kita,"

"Bagaimana mungkin dia bisa mengambil keputusan sementara dia masih bayi bahkan dia belum genap satu hari?!"

"Tapi itulah yang terjadi Hinata, dia istimewa, dia punya kemampuan yang kita semua bahkan tak tahu itu apa. Terserah kau akan percaya atau tidak, setiap malam saat aku tidur seperti ada suara anak laki-laki, mungkin itu putra kita atau entahlah aku tak tahu itu mimpi atau hanya imajinasiku saja tapi suara itu menginginkan supaya kita bisa hidup bahagia dan adik-adiknya tak kekurangan kasih sayang kita," ujarku sambil membelai surai indigo Hinata karena sekarang Hinata sedang tiduran memunggungiku yang duduk di tepi ranjang. Dan aku tak berbohong tentang apa yang aku katakan karena aku benar-benar mendengar suara itu di alam bawah sadarku.

"Aku juga mendengarnya," ujar Hinata lemah.

"Oleh karena itu, kamu harus makan Hinata agar kondisimu cepat pulih dan kau bisa cepat keluar dari sini. Tidakkah kamu ingin melihat kedua putra kita yang lain? Kamu belum pernah melihat mereka bukan? Kasihan mereka, mereka tak mau meminum susu formula, selama ini mereka hanya hidup dengan setetes madu, mereka menunggumu, Hinata. Mereka menunggu ASI dari mu, jangan membuat pengorbanan putra sulung kita sia-sia, kau tentu tak ingin kehilangan mereka juga bukan?" kataku dan aku berkata jujur karena Tsunade-sama juga mulai mengkhawatirkan keadaan si kembar di tambah lagi mereka bayi prematur.

"Aku ingin makan, aku ingin melihat mereka dan merawat mereka."

.

.

.

.

.

12 Tahun Kemudian

.

.

"Ohayou, Nii-san. Kami datang lagi, seperti biasa kami membawakanmu bunga lily of the valley karena berkat pengorbanan Nii-san, hidup kami menjadi sempurna," ujar Hikaru, dia adalah putra pertama kami -dia adalah yang kedua dari kembar tiga, jujur saya aku bingung anakku kembar jadi aku harus menyebut mereka bagaimana?- sedangkan putra sulang kami yang telah tiada kami beri nama Hikari Uchiha, dialah cahaya bagi kehidupan kami semua.

"Pagi ini kami cuma datang berdua, ke empat adik kita masih tidur Nii-san lalu Kaa-san juga sudah tak boleh kecapean, kandungan Kaa-san sudah memasuki bulan 9 kata Tou-san tinggal menunggu kelahirannya saja, Tou-san juga tak ikut karena tadi Tou-san belum pulang dari misi, katanya sih pulang hari ini tapi kami juga kurang tahu Tou-san pulang pukul berapa," ujar Hideki, dia adalah si sulung tak benar-benar sulung karena dia juga memiliki 4 adik bahkan mau 6 tapi dari ketiga putra kembar kami yang pertama dia adalah yang termuda. Mereka memang tak tahu jika aku mengikuti mereka ke makam Hikari tadi saat aku baru pulang Hinata bilang jika mereka sedang ke makam Hikari oleh karena itu aku memutuskan untuk mengikuti mereka.

"Sebentar lagi kami, Yuki, Rura, Sauta dan Kirei akan mengikuti ujian Chunin, doakan agar semua berjalan lancar ya, Nii-san," ujar Hikaru, seperti yang kalian tahu jika Rura adalah anak pertama Naruto dan Sakura, sedangkan Yuki adalah putri pertama Sai dan Ino, kalau Sauta adalah putra pertama Neji dan Tenten, lalu Kirei adalah putri pertama Shikamaru dan Temari.

"Dan adik kita, Itachi akan segera melakukan misi pertamanya sebagai genin, katanya dia akan pergi ke Suna bersama Ayako, Tsuki dan Sei-Nii, Itachi sangat senang karena bisa bertemu dengan Rieki, putri Kazekage," ujar Hideki, mereka memang senang sekali bercerita kalau di makam Hikaru, berbeda jauh kalau sedang di tempat umum, sangat Uchiha. Aku sengaja memberi nama Itachi pada putra ke dua kami -atau ke empat? Kita hitung saja jika ketiga putra kembarku yang pertama adalah putra pertama kami- aku ingin salah satu anakku memakai nama Aniki. Ayako sendiri adalah keponakanku karena dia putri pertama Hanabi dan Konohamaru, kalau Tsuki, dia putri kedua Shikamaru dan Temari sedangkan Sei adalah putra pertama Kureinai-sensei dengan Asuma-sensei tapi karena Kureinai-sensai sudah menikah dengan Kakashi-sensei jadi dia juga anak Kakashi-sensei bukan? Sei adalah jonin yang membimbing Itachi, Ayako dan Tsuki, Sei menjadi jonin diusia yang masih tergolong muda -aku tak tahu berapa-.

"Tahun ini Yui dan Yoru juga akan masuk ke akademi bersama Kiseki, Sachi, Mitsuki dan Shaki," kali ini gantian Hideki yang berbicara, aku tersenyum kecil melihat mereka berbicara bergantian. Yui dan Yoru adalah putri dan putra kembar kami yang ke tiga, sedangkan Kiseki adalah putra kedua Neji dan Tenten, Sachi adalah putri ke dua Hanabi dan Konohamaru, kalau Mitsuki itu putra kedua Ino dan Sai sedangkan Shaki adalah putra Kakashi-sensei dan Kureinai-sensei.

"Nii-san tahu Himeka sudah bisa berjalan loh, kami senang sekali akhirnya Himeka bisa berjalan beda 1 bulan dengan Asei, kalau Kazuki baru bisa tengkurap dan kabarnya Kazekage juga baru memiliki putri lagi namanya, Rinka," ujar Hideki, Himeka itu anak ke empat kami, baru berusia 18 bulan tapi sudah mau mempunyai adik, Asei itu putra Sakura dan Naruto lebih muda 3 bulan dari Himeka tapi sangat aktif, sedangkan Kazuki itu putra Hanabi dan Konohamaru, kalau Rinka sudah jelas putri Gaara dan Matsuri. Sebenarnya masih banyak anak-anak lainnya seperti Yuzuko putra Kiba, Shizuka putri Lee, Shin putra Shion, Hitami putra Hana -kakak Kiba- dan Kaito putra Shizuna, masih banyak yang lain tapi aku tak terlalu hafal, tak terasa kami sudah semakin tua dan generasi baru semakin berkembang.

"Baiklah Nii-san, kami pulang dulu besok kami akan kemari lagi."

.

.

.

.

.

"Kamu pasti cape setiap hari mengurus mereka semua," ujarku sambil memijat kaki Hinata, sekarang sudah malam dan anak-anak juga sudah tidur semua, kami juga sudah berada di dalam kamar.

"Aku justru merasa sangat beruntung bisa merawat mereka, ini semua berkat Hikari," ujar Hinata, kami sungguh beruntung sempat memiliki putra seperti Hikari, dulu Tsunade-sama pernah berkata jika Hinata selamat dia juga tak diizinkan untuk mengandung lagi karena itu dapat membahayakan nyawa Hinata tapi secara ajaib saat Hikari menukarkan nyawanya dengan nyawa Hinata, dia juga memperkuat fisik Hinata.

"Ya, kita harus bersyukur karena Kami-sama mengirimkan Hikari dalam hidup kita."

"Anata benar, ngomong-ngomong Anata sudah memikirkan nama untuk mereka?" ujar Hinata sambil membelai perutnya.

"Tenang saja aku masih memiliki stok nama lumayan banyak untuk anak-anak kita, Murasaki, Hyuna, Hasuki, Hisuka, Shota, Hyaki, Hinaka, Syana dan masih banyak lagi," ujarku seraya mencium perut Hinata.

Rencana Tuhan memang selalu indah, Dia akan memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan karena apa yang kita butuhkan lebih berharga dari apa yang kita inginkan.

The End

Ada yang nyangka endingnya kaya gini?

Setelah ini tinggal sequelnya
Jangan lupa Vomment biar sequelnya cepet update 😘

Eh jangan lupa mampir terus Vomment ke fanfic Sora yang lainnya... Makasih~

Purwokerto, 7 Maret 2018

My Little FamilyWhere stories live. Discover now