Zugzwang

2.2K 325 94
                                    

-Pertemuan kita adalah sebuah kejatuhan.
Kau jatuh, aku menangkapmu. Aku jatuh, kau melepasku.-

🌠🌠🌠

A

Aku melihatnya.

"Kau mau jadi pacarku?" dia mengatakannya dengan wajah super polos.

"Kau gila?!" aku sedikit berteriak, berusaha mengalahkan angin agar suaraku bisa sampai ke bawah sana.

Dia menggeleng.

"Mau tidak jadi pacarku?" dia bertanya lagi dan ekspresinya sama sekali tidak berubah.

"Kau laki-laki, brengsek. Dan, kita tidak saling mengenal!" aku membulatkan mataku.

"Kalau begitu biarkan aku mati saja! Lepaskan tanganmu!" bibirnya mengerucut di bawah sana.

Oh sial, tanganku mulai mati rasa!

"Kau berat brengsek, cepat naiklah!" aku mempertahankan kekuatan tanganku mati-matian.

"Tidak kalau kau tidak mau jadi pacarku!" nadanya serius.

Shitttt, aku sedang berurusan dengan orang gila rupanya. Oh, tangan brengsek ini kenapa harus berkeringat di saat seperti ini?!

"Baiklah, mati saja sana!" Apa peduliku padamu, dasar bedebah licik.

"Aku akan mati, lepaskan tanganmu, aku mohon." nadanya memelas.

Aku dapat melihatnya yang mulai bercucuran air mata di bawah sana. Astaga, aku sedang dalam situasi gila macam apa, sih ini?!

"Serius, aku bisa dipenjara kalau membiarkanmu mati seperti ini, brengsek! Diam dan biarkan aku menolongmu!" titahku.

Dia menggeleng lagi, rambut peraknya bergerak-gerak tertiup angin malam.

"Kalau mau menolongku, jadi pacarku, ya?" matanya yang berurai air mata itu mengerjap lucu.

Mati saja sana! Kenapa aku harus repot-repot menolongmu?!

Genggaman tanganku pada tangannya menyusut, oh hell, apa ini?

Mulut semerah cherry-nya mengucapkan sesuatu, "Selamat ting-"

"Oiiii!! Baik-baik aku akan jadi pacarmu, genggam tanganku yang erat, sialan!!" aku panik, brengsek sekali. Orang gila ini memang menyusahkan, tapi aku masih sayang nyawa dan tidak mau masuk penjara.

Pegangan tangannya pada tanganku mulai stabil kembali, tapi serius, aku sudah kelelahan.

Sepasang mata abu-abu itu menatapku dengan penuh harap, seperti anak anjing, "Kau serius?"

"Ya." Iya kan saja, setelah ini aku akan membawamu ke rumah sakit jiwa, brengsek.

"Kau tidak akan meninggalkanku?" air matanya mulai berhenti mengalir.

"Ya ya ya." terserah apa katamulah.

"Janji?"

"Janji." kau pikir aku sudah ikut gila juga karena membuat janji dengan orang gila, huh.

"Oke, kalau begitu angkat aku, pacarku." dia menggenggam balik tanganku.

Hell, ucapannya sangat menggelikan.

Aku mengangkat dia perlahan-lahan, dan hell pinggang dan perutku sakit sekali karena harus menekan pagar pembatas itu.

Kalau kalian ingin tahu aku sedang dalam situasi macam apa sekarang ini, jawabannya adalah...

Zugzwang [KOOKV - ONESHOOT - KOOKVWEEKS]Where stories live. Discover now