O3. Bulan

483 48 0
                                    

Udara di pagi hari yang sejuk berhembus melalui jendela yang terbuka lebar. Seorang gadis tengah melongok keluar menatapi area sekitar rumahnya dari kamarnya yang berada dilantai dua.

Sudah sejak jam 6 tadi dia bangun dan mandi serta berpakaian rapi lalu bertengger dekat jendela. Senyuman manis seolah enggan dipadamkan dari wajahnya.

'Tin-tin'

Suara klakson berbunyi didepam gerbang rumahnya. Seolah mengerti, ia langsung saja meraih ponsel dan tasnya lalu berlari menuruni tangga.

Dibawah, kedua orang tuanya tampak menggelengkan kepala melihat putri semata wayangnya berpamitan. "Mah, pah aku pergi dulu ya."

Sang ayah hanya mengangguk saja, fokusnya kembali pada koran pagi ini. Sementara sang ibu menggeleng pelan, "Pasti udah diapelin lagi pah, semoga aja sih gak nangis-nangis lagi kaya dulu pas ditinggal sama yang sebelumnya."

Papa Kim tertawa renyah, "ya maklum aja anak muda mah, emang mamah dulu ga pernah gitu?" ledek sang ayah.


Mobil sport putih berhenti tepat di depan gerbang rumah Bona. Senyumnya merekah mendapati si empunya mobil tengah bersandar di dekat pintu sambil menunggunya.

Paras tampan si lelaki dan senyum manisnya membuat pagi Bona lengkap.
"Pagi Cantik," sapa lelaki berambut hitam legam tersebut setelah Bona menghampirinya.

Merasa gugup dan malu, Bona lantas malah memukul pelan dada sang lelaki. "Genit ih."

"Halah kamu juga demen kan digenitin," Bona berdecih. Lelaki itu lantas mencubit gemas kedua pipi Bona.

"Ayo Princess, keburu ketinggalan pesawat."

Gadis itu kaget bukan kepalang. Pasalnya ia hanya janjian untuk pergi kepantai bersama. Kenapa naik pesawat segala....

Matanya memicing menatap sang kekasih. "Loh kok naik pesawat? Kan cuma ke Busan?"

"Masa kita ngerayain anniv ke Busan? Yang jauh dikit ah. Gak spesial banget beberapa bulan sekali kesitu kalo gak cuma piknik di deket sungai Han," cerocos sang pacar.

Lelaki itu membelai rambut Bona dengan lembut dan menatap dalam matanya. "Udah yuk, dua hari aja ya? Mumpung lagi dapet cuti nih.." rengeknya manja.

Bona hanya bisa diam, speechless lebih tepatnya. Selain ia tak menyiapkan apa-apa, ia bahkan belum pamit pada kedua orang tuanya.

"T-tapi aku kan belum nyiapin apa-apa, Yun...t-terus gak bilang mama sama papa juga kalo bakal pergi lama."

"Yaudah sekarang aku bakal ijin ke orang tua kamu, cepetan ya tapi ambil barangnya? Jam 10 tiket pesawatnya."

Lelaki bernama Minhyun tersebut lantas menarik tangan Bona masuk kembali kedalam rumahnya. Tentu saja untuk meminta ijin pada calon mertuanya untuk berlibur.

🌌🌌🌌

Setelah beberapa jam perjalanan, Bona dan Minyun sampai di hotel. Merebahkan tubuh mereka diatas ranjang berukuran king size. Mata keduanya bertatapan sejenak.

"Harusnya kalo ga jauh jauh kita udah bisa main..." Bona merengek manja. Bukan karena tidak senang. Tapi ia tak akan menhabiskan waktu lama diperjalanan dengan Minhyun.

"Kan dua hari, masa masih kurang? Hehe.. " Minhyun hanya nyengir. Mengusap pelan pipi Bona yang sedang merajuk.

"Kamu laper gak? Aku laper banget nih. Ke restoran aja yuk? Mumpung lagi jam makan siang dibawah ada buffet," ajak Minhyun yang berusaha merayu Bona agar lekas sembuh dari ngambeknya.

Hwang Minhyun x Kim Bona OneshootWhere stories live. Discover now