Keputusanmu.

22 1 0
                                    

"Kita putus."

Dua kalimat yang menghancurkan; hati, pikiran, terutama... hidupku.
Saat keputusan yang kamu pikir akan jauh lebih baik daripada kebersamaan kita saat itu, nyatanya tidak. Bahkan setelah 4 tahun berlalu, hidup dan hatiku masih terpusat akan kamu.

Aku tahu itu hal bodoh. Tapi aku saja tidak mengerti apa yang hati aku inginkan.

Aku sempat berpikir bahwa perpisahan kita adalah jalan-Nya untuk mendapatkan yang lebih baik. Tapi sampai detik ini, kamu masih tetap menjadi yang terbaik.

Hatiku seperti buta, atau bahkan mati rasa. Pria manapun seolah tidak menarik, apalagi sampai membuatku tertarik. Hanya kamu, kamu yang selalu membuatku terus terusik.

Aku yang selalu hidup dengan bayang kamu, sangat merasa tersiksa. Tapi kamu, hidupmu bahagia dan jauh dari kata merana, berbeda denganku. Hingga muncul pertanyaan yang berontak untuk keluar.

Dapat dari mana cara cepat melupakan kisah luar biasa dengan seseorang? Mengapa tidak berbagi denganku? Aku pun ingin sepertimu yang dengan mudahnya lupa akan kisah yang sudah seharusnya tidak lagi diungkit.

Baiklah, kali ini aku pikir cukup sampai disini. Emosi yang selalu terpancing saat mengingat masa itu membuat energi sedikit terkuras. Besok akan ku beritahu lagi apa yang aku rasa setelah.. kepergiannya(:

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 31, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Rubble Where stories live. Discover now