Jane & Fran

3.3K 182 9
                                    

Jane menghela napasnya tatkala menatap matahari yang baru saja terbenam diatasnya, Jane kini berada disebuah tempat dimana rerumputan dengan bunga-bunga gandum yang mendominasi tempat itu.

Sebuah tempat yang penuh kenangan antara dirinya dan Fran beberapa puluh tahun yang lalu.

Dimana Jane yang merupakan seorang anak dari seorang petani anggur bertemu dengan seorang pangeran dengan sebuah tekad yang sangat kuat yaitu Fran.

Fran dulu sering membeli anggur kepada ayahnya, katanya untuk ia jual kembali ketengah kota namun nyatanya...
Ia mengolahnya menjadi sebuah minuman yang terkenal, Fran melamar Jane pada saat ia sudah menjadi seorang pedagang yang sukses.

Katanya... ia tak berani mendekati Jane karena ia merasa belum pantas bersanding dengan Jane, padahal mereka sama-sama tau bahwa mereka merupakan sepasang mate.

Sungguh kenangan yang indah, dimana Fran berjuang sendirian untuk bisa bersama dengan Jane tampa harus mengajak Jane masuk kedalam perjuangannya untuk membangun karirnya.

Satu langkah...
Dua langkah...
Fran menjadi seorang pedagang yang paling terkenal diseluruh negeri bersama Jane, koneksi Fran sangatlah luas sehingga ia dapat membuat satu kawasan dengan perjuangannya sendiri.

Jane bangga sangat bangga...
Dimana satu biji anggur dapat merubah Fran menjadi sebuah pohon dengan akar yang besar dan kuat.

Fran tak pernah berubah sejak dulu ketika ia muncul dengan gerobak kayunya hingga sekarang yang duduk dibangku bagian belakang mobil mewahnya, Fran tetaplah Fran... seorang pria yang tak pernah lelah untuk memperjuangkan cintanya untuk Jane yaitu dengan tidak membawa Jane dalam kesengsaraan dunia.

Dahulu...
Ada sebuah peristiwa dimana Fran terpuruk akan bisnisnya dimana hampir separuh dari hartanya menghilang karena peristiwa itu, peristiwa yang bahkan menyebabkan putra keduanya Alex.

Ya...
Malam itu Alex meninggalkannya, kemurkaan langsung menghampirinya untuk pertama kalianya. Dimana... ia sosok itu merampas putra kesayangannya juga memblokade usahanya.

Namun Fran..
Tetaplah Fran...
Ia tak ingin membuat istrinya sedih ataupun anaknya kecewa, ia menerimanya...
Dia mengikhlaskan sedikit usahanya, hanya demi Jane orang yang dicintainya.

Jane tersenyum sendiri akan nostalgianya, ia memang tak terlalu paham dengan cara Fran mencintainya namun ia tau bahwa hanyalah Fran orang yang berarti dihidupnya.

Terpaan angin menerbangkan rambutnya...
Sudah seratus hari Fran meninggalkannya, sungguh tak terasa...

Jane kira ia benar-benar akan terpuruk namun ternyata... Fran tak akan pernah membiarkan Jane terpuruk yaitu dengan menyatukan putra-putranya kembali melalui Austin, Daniel dan Aidan.

"Konyol..." Jane bergumam tatkala ia melirik cincin yang masih melingkar dijari manisnya, itu pemberian dari Fran dimana pada saat itu Fran muncul dihadapannya dan tiba-tiba menyematkan cincin tersebut tanpa sebab.

Kenapa tampa sebab ?

Jika Jane mengingat ceritanya...
Ia juga ingin sekali terkikik jika diberikan kesempatan untuk mengulangnya.

Pagi itu...
Ketika Jane memetik anggur dengan sang ibu dikebun belakang rumahnya seseorang tiba-tiba muncul dan langsung menarik tangan Jane. Tanpa kata apapun cincin itu langsung disematkannya dan berlari begitu saja setelahnya...

Bukankah itu lucu ?

Padahal mereka berdua belum mengenal satu sama lain, mengetahui masing-masing namapun tidak...
Dan pada saat itu Jane terikat oleh Fran, dimana ia sadar bahwa pria yang muncul dengan tiba-tiba itu adalah mate nya, belahan jiwanya.

Kenangan yang paling manis dari mereka tentunya kehadiran putra pertama mereka, Daniel. Daniel bertepatan dengan ulang tahun dirinya dan Daniel lah kado terbaik yang dimiliki oleh pasangan Jane dan juga Fran.

Selang lima tahun...
Mereka kembali dianugerahi seorang putra yang tampan, yaitu Alex. Alex adalah sumber kebahagiaan mereka, dimana kesedihan ataupun kesulitan hilang begitu saja ketika melihat wajah tampan itu tersenyum dan tertawa.

Begitulah...
Hidup mereka..
Tak ada pertengkaran atau perdebatan karena Fran selalu memperjuangkan cintanya dan Jane selalu mempercayai cintanya.

"Aku mendengar ibu sering menghabiskan waktu ditempat ini bersama ayah ?" Tanya seseorang yang tiba-tiba muncul dan berdiri disamping Jane dengan pandangan mereka yang mengarah pada arah depan yang disuguhkan pemandangan langit sore.

"Hmm... ini tempat favoritnya" jawab Jane pada sang putra, Daniel.

"Benarkah ?"

"Saat dia merasa lelah... saat dia merasa sedih... saat dia merasa kecewa... ia selalu datang kesini untuk menatap langit dan melepaskan semuanya"

"Bersama ibu ?"

"Tidak" jawab Jane sambil menggeleng "ia tak membiarkan ibu untuk mengetahuinya, ia tak ingin membuat ibu ikut merasakannya. Tapi ibu... diam-diam mengikutinya" Jane terkekeh disela ceritanya "ibu selalu bersembunyi disana dan memperhatikannya" Jane menunjuk sebuah pohon yang tak jauh dari sana "ia mungkin menyadari kehadiran ibu, tapi... ia tak mungkin menegur... ia tau ia ingin membagi keluh kesahnya pada ibu... tapi, kau sangat mengenal bagaimana karakter ayahmu bukan ?"

"Dia tak ingin melihat ibu sedih"

"Benar... seperti itulah"

"Ibu merindukannya ?"

"Tentu... siapa yang tak merindukan pasangan mereka ?" Daniel menoleh dan menatap wajah sang ibu yang masih terlihat cantik meski diusianya yang sudah tak muda. "Tapi... ibu bersyukur... melihat kebahagiaan kalian... ibu selalu bersyukur dan berterimakasih pada ayahmu, berkatnya... kalian memperoleh kenyamanan dan kebahagiaan"

"Bukankah aku anak yang tak tau diri ?"

"Tidak... ayahmu bangga padamu"

"Seperti apa ayah dulu ?"

"Sepertimu... ia mirip sekali denganmu ! Dia penuh dengan kepercayaan diri sepertimu"

"Apa dia juga ambisius sepertiku ?" Canda Daniel.

"Tentu... jika dia tidak ambisius... tak mungkin ia mendapatkan semua ini sekarang"

"Ibu pasti lelah ?"

"Hmm... ? Tidak...karena ayahmu tak pernah membiarkan ibu lelah"

"Hah... dia sosok yang baik ternyata" Daniel menghela napasnya "apa mereka sedang melihat kita disana ?"

"Ckckck... apa kau anak kecil yang percaya hal semacam itu ?" Ledek Jane membuat tawa keduanya

"Aku hanya menghibur diri ibu..." jawab Daniel sambil tersenyum.

"Mereka mungkin sedang menertawakanmu..." Daniel mengernyit tidak mengerti "Alex... pasti sedang meledekmu diatas sana" tambahnya membuat Daniel berdecak tidak suka dan Jane tertawa.

"Aku tau... kau sedang tersenyum disana, konyol memang jika aku mempunyai pemikiran seperti itu. Tapi... jangan khawatir aku sudah bahagia disini. Terimakasih Fran... bagiku kau adalah sosok malaikat yang diturunkan untukku" ujar Jane dalam hati.

AIDAN 2 ( Revolution ) [THE END]Where stories live. Discover now