LEVEL 16 (Repost)

4.7K 65 28
                                        

Hentakan musik membuat lantai terasa seperti bergetar. Sorak sorai penonton nyaris mengalahkan bunyi sound system. Lautan kepala manusia terlihat ke arah manapun, sehingga sosok si artis justru sulit tertangkap kecuali kita berada di dekat panggung.

Inilah alasan utama Al tidak pernah datang ke konser. Suaranya terlalu bising. Dan baginya, untuk apa berdesak-desakkan kalau artisnya saja tidak terlihat, justru lautan kepala manusia lah yang nampak?

Satu-satunya alasan Al mau datang ke konser kali ini hanya karena tidak enak pada Bang Andy. Al menepati janjinya pada Caca dengan memintakan tiket konser The Players, dan karena diberi dua lembar mau tidak mau Al harus datang. Untungnya ia bisa bebas berkeliaran di back stage berkat pass yang diberikan Bang Andy. Jadi kini Caca justru sedang jingkrak-jingkrak dengan Lafy di barisan penonton paling depan. Sedangkan Al justru asyik menonton melalui layar di ruang tunggu bersama Layla.

Lebih tepatnya, Al menonton sendiri. Layla sedang menekuni laptop mengerjakan revisi untuk skripsinya.

“Al, bisa nggak tanyain Mike, apa sih tips nya biar nggak revisi berkali-kali?” tanya Layla lesu.

Al tersenyum kecil melihatnya. “Mendingan revisi berkali-kali sekarang deh La, biar ntar pas sidang beneran siap. Daripada waktu proses gini revisi cuma satu-dua kali, pas sidang hancur dan revisi lagi. Malu dan paniknya nggak ketolongan, sumpah!” ucap Al teringat pengalamannya sendiri.

Layla mendengus lelah. “Punya Rama sudah selesai revisi dan diterima. Malah punyaku yang belum selesai,” keluhnya lagi.

“Soalnya aku ngotot buntutin pembimbing, La. Pak Danu kayaknya risih kubuntuti terus,” suara Rama tiba-tiba menyahut. Sosok Rama terlihat memasuki ruangan dengan anggota yang lain. Layla bahkan tidak sadar bahwa giliran The Players sudah selesai.

“Sini kukasih suntikan semangat,” ujar Rama lalu menarik Layla ke pelukan dan mencium istrinya yang memberontak karena kesal itu.

“Rama!” bentak Layla dengan wajah memerah, Rama justru tertawa berderai. Dan Al menangkap Rama mengucapkan i love you tanpa suara. Wajah kesal Layla berubah menjadi senyum lembut. Al segera membuang muka, tersenyums-senyum sendiri karena lupa menutup mata dari pasangan suami istri tersebut.

“Kenapa lo, Mike? Kok merenung serius gitu?” Al melihat Devon yang menatap penasaran pada Mike.

“Nggak, cuma gue kayak lihat orang yang gue kenal tadi,” Mike tampak menggelengkan kepala, seperti mengusir pemikiran dari benaknya. Matanya kemudian bertatapan dengan sepasang mata Al.

Al segera mengalihkan pandangan. Sejak kejadian laknat kemarin, Al berusaha keras menjaga jarak dari Mike. Dan kini Al tidak perlu melihat, ia bisa merasakan tatapan Mike ke arahnya.

“Makanan datang!” seru Bang Andy. Ia dan beberapa orang di belakangnya masuk lalu meletakkan kotak-kotak makanan yang kemudian diserbu oleh anak-anak The Players. Al menerima bagiannya dari Layla lalu meletakkan jatah milik Caca di samping tempat duduk.

“Caca sama Lafy mana?” tanya Bang Andy. Sedetik kemudian Caca masuk bersama Lafy, “halo, merindukan kami?” sorak Caca.

“Oh, ya. Tadi ada cewek yang ngaku kenalan kalian,” ucap Lafy.

“Siapa?” tanya Dewa.

“Kanaya namanya,” jawab Caca mengambil jatah makannya sendiri.

“Kanaya sudah balik ke indo?” Rama terdengar kaget, Layla menatap penuh tanya pada suaminya. Sedangkan Rama justru melirik Mike. Yang dilirik hanya bergumam, “ah, jadi tadi itu beneran dia yang kulihat?”

Pintu ruangan itu terbuka dan sebuah kepala menyembul mengintip ke dalam. “Halo.” Al membelalak mengenali wanita yang pernah ditemuinya di toko buku dulu.

PLAYED (The PLAYERS 2 - REPOST)Where stories live. Discover now