🌻 Genggaman Itu

121K 6.7K 31
                                    

Cast Fahmi

🌿


Ratih pov

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, rasanya malam ini begitu sepi.

Ini malam kedua aku resmi dan sah menjadi istri dari seorang Shakir Andrian Syah yang begitu pongah itu.

Aku tau betul, bahwa tidak ada cinta setitik pun diantara kami, aku tau bahwa aku hanya taruhannya, bahkan aku rela menikah dengan pria angkuh sepertinya, semua aku lakukan hanya untuk ibu panti dan adik-adik di panti. Karena, panti asuhan yang adalah tempat aku di besarkan, merupakan kepunyaan keluarga Shakir, mereka yang selalu memberikan donasi yang sangat besar untuk rumah hangatku itu.

Aku terlalu cinta pada kenangan pada tempat itu, tentang hal-hal yang mungkin menimpa adik-adik kecilku di sana.

Jika aku menolak untuk menikah dengan Shakir tentu saja ia mengancam akan lepas tangan pada panti asuhan itu.

Ya Tuhan, kenapa gadis bisu sepertiku harus di persatukan dengan pria sepertinya?

Katanya jodoh itu cerminan diri kita, tapi kok ya aku dapatnya suami yang bertolak belakang dari diriku, atau bisa jadi Shakir gak sering bercermin ya makanya gak ada akhlak begitu. Ish.

Jujur aku memang mengimpikan seorang pria akan menikahi gadis bisu sepertiku, melepaskan aku dari jerat keterbatasan ini, menjadi ibu dari anak-anak yang lucu, tapi sekali lagi harapan dan impianku terenggut oleh keadaan.

Yang seharusnya aku melanjutkan kuliah, aku harus berhenti karena ketiadaan biaya, aku hanya bekerja sebagai seorang pelayan paruh waktu di restoran atau justru cafe-cafe, semua aku lakoni dengan sabar agar dapat uang tambahan.

Ya semua karena keadaan, karena mulutku yang tak bisa mengucapkan sepatah katapun.

Tapi sudahlah, semua sudah aku lewati dengan baik kok. Yang perlu aku lakukan sekarang adalah menyadari statusku yang telah menjadi istri orang. Haruskah ku sebut Shakir itu orang? Di saat perilakunya tidak manusiawi sekali padaku.

Mau gimana lagi, nasi sudah jadi bubur. Aku sudah menjadi istri dari Shakir, ori artinya aku harus sebaik mungkin melayani suamiku dan menjaga sakral nya pernikahan ini.

Walaupun tidak akan pernah ada rasa cinta di antara kami.

Di saat aku tengah menonton televisi sambil menunggunya pulang, terdengar suara keras dari pintu.

Shakir ya?

Dengan cepat aku mematikan televisi lalu pergi membuka pintu.

Ya ampun, apa yang ia lakukan sampai larut malam begini, ugh. Mana badannya bau alkohol.

"Kucing, kucing udah makan?"

Kucing siapa coba maksudnya? Setauku dia gak pelihara kucing deh di sini.

Gak lama dia membuka sepatunya lalu melempar asal ke lantai.

"Bawain sepatu gue, gue mau---"

BRUK!

Tubuhnya jatuh menimpaku sehingga kami terbaring di lantai.

Uhh, berat banget lagi.

Aku memukul-mukul tubuhnya tapi sama sekali gak ada respon. Mau tak mau aku harus membantunya berbaring di sofa.

Gila, aku berasa habis angkat beban berat.

Melihat Shakir yang tidur di sofa dengan tubuh beraroma alkohol, aku segera mengambil baskom kecil berisi air hangat dan juga handuk untuk membilas tubuhnya.

Gapapa Ratih, kamu cuma buka baju dia, gak berniat apa-apa kok.

Aku mengatakan ini di dalam hati sambil memejamkan sebelah mataku lalu membuka satu persatu kencing kemejanya.

Mulai mengelap basah tubuhnya.

Duhh, inikah tubuh yang sering di agung-agungkan anak perempuan saat SMA dulu? Wajar saja, tubuhnya memang sangat bagus untuk ukuran pria berumur dua puluh enam tahun begini.

"Eunghh..."
Mampus, apa dia bangun?

Aku yang panik takut di kira ngapa-ngapain dia, langsung berdiri untuk pergi ke dapur mencuci handuk dan baskomnya. Tapi langkahku terhenti saat tangannya meraih lenganku.

"Jangan pergi, di sini aja."
Apa dia mengigau ya? Gak mungkin kan dia memintaku tetap bersamanya jika dia dalam keadaan sadar dan waras?

Tapi tak apa, aku akan menemaninya di sini, aku mau pergi pun tak bisa karena dia lebih dulu mencegkram lenganku.

Lucu juga melihatnya tidur begini. Lebih bagus kalau dia begini terus. Terlihat lebih baik.

Lalu besok pagi saat dia terbangun membuka matanya, sifat menyebalkannya muncul lagi.

"KOK GUE GAK PAKE BAJU?"
Bangun-bangun dia langsung heboh sambil nutupin dadanya, melihatku seperti curiga.

"LU NGAPAIN GUE? LU--JANGAN BILANG SELAMA GUE TIDUR LU NGAPA-NGAPAIN GUE YA?"

Ya ampun, suudzon banget ya jadi orang, perasaan aku cuma ngelap badan dia deh pake handuk, itu juga dia yang minta aku tetap di sini.

Tapi namanya juga Shakir, dia suka berlebihan sendiri. Menuduhku telah mengapa-ngapakan tubuhnya, padahal tidak sama sekali.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Married With A Mute Girl [PINDAH KE DREAME] Where stories live. Discover now