Rukayah melesatkan mobilnya sekencang mungkin "Yipiiii !!!" mereka bertiga Jodha, Rukayah dan Moti berteriak kegirangan setelah bebas dari Jalal "Aku yakin setelah kejadian ini dia tidak lagi memandang kita sebelah mata !" Rukayah merasa optimistis "Tapi belum tentu, Ruku ,,, karena Jodha kita belum mengatakan apa interupsinya, iya kan, Jo ! Ayo katakan pada kami !" Moti menjawil bahu Jodha dari belakang, saat itu Jodha sedang mengenakan celana jeansnya di dalam mobil sambil mengangkat pantatnya ke atas lalu menghempaskan pantatnya ke kursi mobil lagi sambil menarik retsleting celana jeansnya ke atas "Jadi kalian ingin mengetahuinya ?" Jodha mulai menggoda teman temannya "Ya, iyalah ,,, kami ingin tahu, ayoolah, Jo ,,, jangan bikin kami mati penasaran" Jodha tertawa terbahak bahak mendengar ucapan Rukayah "Memangnya kalian mau mati penasaran ? Iiiihhhh takuuutt" Jodha kembali menggoda teman temannya "Oooh jadi kamu nggak mau cerita sama kami ?" Moti segera menggelitik pinggang Jodha dari arah belakang, Jodha menggelinjang kegelian "Mo ,,, Moti ,,, jangan Mo ,,, geli, geli tau ! Oke ,,, oke ,,, aku ceritakan tapi hentikan dulu serangan tanganmu itu" Moti segera menghentikan gelitikkannya setelah Jodha menyerah tidak berdaya
"Baiklah, aku akan katakan pada kalian ,,, tadi itu sebenarnya, aku tidak menang mutlak !" Rukayah kaget hingga langsung mengerem mendadak membuat tubuh Jodha dan Moti jadi condong ke depan "Ruku, kenapa jadi ngerem mendadak sih ?" sejenak mobil Rukayah berhenti di tepi jalan, Moti dan Jodha pun melontarkan pertanyaan yang sama "Oooh maaf ,,, reflek, spontan, oke lanjut Jo !" Rukayah kembali mengontak mobilnya dan kembali melajukan mobil Maserati Gran Cabrio Sport merah lombok miliknya "Apa maksud kamu tidak menang mutlak ?" Moti semakin memburu pertanyaannya ke Jodha "Sebenarnya tadi Jalal sudah berada di depanku, beberapa meter sebelum garis finish, aku tahu langkahnya lebar dan kuat, namun ketika hampir mendekati garis finish, aku bisa merasakan dia mulai memelankan ritme langkahnya, tidak seperti biasanya ketika baru awal kami lari, di situ aku ambil peluang untuk membalapnya" ujar Jodha sambil menerangkan dengan gerakan kedua tangannya "Dengan kata lain dia mengalah, agar kamu menang ?" Jodha langsung menjentikkan jemarinya ke arah Rukayah "Exactly ! Tepat banget ! Itulah mengapa aku tidak mau menerima hadiah mereka karena aku merasa kalau aku ini tidak menang, aku hanya mengambil peluang yang ada, iya kan ? Jadi sangatlah tidak adil kalau aku mengambil hadiah itu" Moti dan Rukayah mulai mengerti apa penyebab Jodha menolak hadiah yang di tawarkan padanya "Tapi sebenarnya, seru juga lhoo kalau Jalal jadi pelayan kamu, dengan begitu dia kan bisa jadi pelayan kita bertiga" Moti dan Jodha langsung menonyol kepala Rukayah "Wuuuuuu ,,, maunya ! Tapi kalau di pikir pikir seru juga sih" ujar Jodha sambil memandang kedua sahabatnya, lalu mereka bertiga tertawa terbahak bahak sepanjang perjalanan.
Keesokan harinya, ketika matahari sudah tidak malu malu lagi menampakkan dirinya, Jodha yang sedang tertidur pulas di kamar kos kosannya yang seluas 4 x 6, tiba tiba di kejutkan oleh suara ketukan di pintu kamar "Siapa sih pagi pagi yang sudah bertamu ?" di lihatnya jam beker vintage di meja kecil dekat ranjangnya yang berwarna pink menunjukkan pukul 6 pagi "Masih jam 6 pagi, siapa sih yang iseng amat" Jodha bangun dari ranjangnya empuk dengan malas, matanya masih mengantuk, sambil mengerjap ngerjapkan matanya Jodha menguap lebar dan merenggangkan kedua tangannya ke atas lalu menuju ke pintu kamar, diputarnya kunci pintu kamar dan di bukanya pintu itu perlahan, dilihatnya di depannya kali ini berdiri seorang laki laki dengan rambut merahnya yang dikucir kebelakang membelakangi Jodha dengan setelan casual celana jeans dan kemeja kotak kotak merah biru yang lengannya di gulung hingga ke siku "Yaa, ada apa ya ?" simpul abu abu di otak Jodha yang masih belum terkoneksi dengan baik, belum bisa menyimpulkan siapa laki laki yang nekat mengetuk pintu kamarnya pagi pagi seperti ini dan ketika laki laki itu membalikkan tubuhnya sambil membuka kacamata hitamnya, Jodha baru sadar siapa laki laki itu.
"Kamu ? Ngapain kamu kesini ?" Jodha terperangah hingga tanpa sadar kalau Jalal sedang memperhatikannya dari atas ke bawah dengan senyum nakalnya, Jodha kaget karena saat ini dia hanya mengenakan baby doll terusan selutut dengan tali spageti di bahunya "Auuuwww !!!" Jodha berteriak spontan dan langsung berlari masuk ke dalam kamarnya kembali sambil menutup pintu kamarnya "Ngapain kamu kesini ? Ini masih pagi tau ! Apa nggak bisa bertamu di jam yang pas ?" suara Jodha terdengar ketus dari dalam kamar "Ini adalah jam yang pas, Jo ! Mulai hari ini aku akan melayani kamu" Jodha segera membuka jendela kamarnya namun tetap menutup tirainya yang berwarna pink polkadot seraya berkata "Aku kan sudah bilang, kalau aku tidak mau menerima hadiahnya, kamu boleh pulang sekarang ! Dan lagi ini kost kostan cewek ! Berani beraninya kamu masuk ke kost kostan kami ! Tamu itu hanya boleh menunggu di ruangan ujung sana itu yang terbuka, bukan langsung ke kamar ! Apa kamu nggak tahu peraturannya ! Pergi sana kamu !" Jalal tidak menggubris ocehan Jodha, malah dengan santai duduk di kursi yang terletak di depan kamar Jodha "Eeeh ,,, ngapain juga duduk di situ ! Pergi sana kamu !" Jodha masih terus nyerocos dari dalam kamar

YOU ARE READING
Deja Vu
RomanceDeja vu adalah sebuah kata yang berasal dari Bahasa Perancis yang artinya suatu perasaan dimana seseorang merasa pernah mengalami sesuatu yang pernah terjadi sebelumnya, ada juga yang mengasosiasikannya dengan gangguan pada otak atau suatu keadaan y...