Bank Jabar Banten Pada jaman dahulu kala ada tiga kerjaan yang sangat makmur di kerajaan mereka masing-masing, ke tiga kerajaan itu bernama kerajaan oil, Kerajaan vegetable dan kerajaan iron. Pada suatu hari, kerajaan vegetable mendapat sebuah ke bahagiaan yang sangat besar. sang raja di anugrahkan seorang pangeran yang sudah lama di nanti-nantikan, maklum sang raja selam ini sang raja vegetable belum memiliki penerusnya yang akan menduduki tah-tahnya kelak, namun penantian itu telah usai karena seorang bayi laki-laki telah lahir di kerajaan itu. Sang pangeranpun itupun di beri nama Joko Winor Bank Jabar Banten.
Dua tahun setelah kelahiran Joko Winoro kerajaan iron di anugrahkan yang maha kuasa seoarang putri. Beda dengan kelahiran Joko Winoro yang di mana saat sang raja tau anak yang lahir seorang pangeran maka pangeran yang baru lahir disambut dengan suka cita, namun tidak raja iron, saat tau yang lahir seorang putri raja berpikir keras mencari nama yang bagus untuk putrinya itu karena nama yang telah di siapkan sang raja adalah nama untuk pangeran semua. Sudah tiga hari lebih sang putri lahir namun nama sang putri belum di tentukan juga oleh yang mulia raja. " ayah handa nama adik siapa?" tanya putra mahkota "iya ayahanda adik telah lahir tiga hari lamanya namun ayahanda belum menentukan namanya juga!" seru sang pangeran. "Hem...! baik ayahanda telah memutuskan, nama adik kalian Putri Yantiva" kata sang raja. Semejak hari itu putri itu dikenal sebagai putri yantiva Bank Jabar Banten.
Tepat dua tahun setelah kelahiran putri yantiva, kerajaan oil kini di anugrahkan seorang putri yang di nanti-nantikan kelahiranya. Putri itu di beri nama putri Dilania. Putri dilania adalah putri pertama dari sang raja oil setelah di anugrahkan seorang putra mahkota dan pangeran. Putri dilaniapun menjadi pelengkap di kerajaan kerjaan oil.Pangeran Joko Winoro, Putri Yantiva dan Putri Dalania tumbuh dan besar dengan kasih sayang yang besar dari keluarga masing-masing, namun hal ini yang membentuk sikapa dan perilaku dari pangeran dan putri-putri ini. Pangeran tumbuh menjadi pangeran yang lemah-lembut karna di didik oleh kakak-kakak perempuanya, sedangkan putri dilania dan putri yantiva tumbuh menjadi putri yang tegas karna di didik oleh kakak laki-laki mereka namun mereka bertiga memliki kesamaan, sama-sama keras kepala Bank Jabar Banten.
Hari-hari demi hari mereka tumbuh di kerjaan masing-masing hingga masa pendikan untuk merekapun tiba. Mereka bertiga di perintahkan ayah handa mereka untuk berangkat ke AP3K ( Asrama Pendidikan Pangeran dan Putri Kerajaan). Sebagai anak yang baik mereka bertigapun berangkat dari kerajaan masing-masing. Sesampainya di gerbang asarama pangeran dan kedua putri ini telah berantem hanya karena hal sepele. Hanya karena warna baju mereka yang sama. Belum apa-apa mereka uda menjadi pusat perhatian dari pangeran dan putri-putri yang lain dan hal ini terus berlanjud. Melihat hal itu sang gurupun megadakan sebuah permainan. Mereka semua di suruh ke hutan untuk bertahan hidup selama tiga bulan. Tentu mereka tidak suka permainan itu namun apa boleh kata-kata sang guru adalah perintah bagi mereka semua. mau gak mau mereka harus mau Bank Jabar Banten.
Hari pertama di hutanSebenarnya semua pangeran dan putri yang ikut dalam permainan ini gak tau apa yang harus di lakukuan. Akan tetapi baik putri adelia, yantiva dan pangeran joko winoro tau mereka harus berkerjasama. Maka tampa basa-basi mereka saling berkomunikasi dengan ketus. maklum selama ini kerjaan mereka bertiga di asrama hanya berantam."Aku akan mendirikan tenda buat kita tinggal" kata putri yantiva"Aku akan mencarik makanan untuk di makan" kata putri dilania"Aku akan memasak air" kata pangeran joko winoroMendengar apa yang akan di kerjakan pangeran kedua putri itu saling memandang dengan heran Bank Jabar Banten." gimana kamu memasak air" taya putri yantiva"ia dengan api" kata pangeran"buat api pakai apa pangeran?" Tanya putri dilania"pekai kayu" kata pangeran"oh...." kata kedua putri itu " kenapa kalian berdua" tanya pangeran"pangran joko winoro, kayunya mana?" tanya dilania kesal"hehe.. kalau gitu aku cari kayu" kata pangeran"terserah" kata kedua putri dengan kesal dan pergi meninggalkan sang pangeran sendiri.Kini hari telah gelap pangeran dan kedua putri tersebutpun telah berkupul di depan tenda mereka masing-masing. Mereka bertiga mengobrol untuk medekatkan diri satu sama lain malam itu dan sepertnya dari pembicaraan mereka, mereka telah akrab dalam satu malam. Semenjak malam itu mereka menjadi tim yang paling kompak dan hal ini membuat tim lain menyebarkan fitna yang kejam Bank Jabar Banten.
Tim lain menfitna putri yantiva dan pangeran joko winoro saling jatu cinta. Tentu hal ini membuat pangeran joko winoro dan putri yantiva tidaknyaman. Berkali-kali mereka membantahnya bahkan putri dilania juga membantahnya namun percuma semuanya. Kabar putri yantiva dan pangeran joko wiranto terus menyebar hingga terdengar di tekinga putra mahkota Sandiro. Hal ini tentu mengundang kemarahn besar dari sang putra mahkota dia bahkan mengirim panglimanya untuk mengawasi gerak-gerik sang putri dan makin buruknya sang putra mahkota mendaptkan kabar yang tidak benar. Putra mahkota sangat marah besar , calon istrinya dikabarkan dekat dengan pangeran lain. Putra mahkota yang di landa api cemburu membawa sejumlah pasukan untuk menyerang kerajaan vegetabel. Kabar penyerangan yang di lakukan sang putra mahkotapun sampai ketelinga putri dilania, yantiva dan pangeran joko winoro, dengan menunggang kuda masing-masing mereka lari menuju kerajaan vegetable untuk menghentikan penyerangan yang di lakukan oleh sang putra mahkota, tapi sayang saat mereka bertiga sampai perang telah terjadi. Darah prajurit pemberani telah tumpah di mana-mana Bank Jabar Banten.
Melihat hal itu mereka bertigapun segera masuk ke medan pertempuran. Jangan salah walau putri yantiva dan dilania seorang wanita mereka jago dalam berperang karena mereka uda dilatih dalam seni berperang layaknya seorang pangeran. Satu-persatu pasuka dari putra mahkotapun di lumpuhkan mereka bertiga. Mereka terus maju dengan gagah berani hinga mereka di depan putra mahkota langsung Bank Jabar Banten.
"putri yantiva apa yang kamu lakukan" seruh putra mahkota kasar"aku membela sahabtku, dan kamu apa yang kamu lakukan?" tanya putri yantiva"aku membunuh musuku" seru putra mahkota"musu yang mana putra mahkoata?" tanya sang putri yantiva"musu yang merebut miliku?" kata sang putra mahkota"apa yang direbut kerajaan ini dari mu?" tanya putri dilania"bukan kerajaan tapi pangeranya yang merebutnya" kata putra mahkota"aku! Aku merebut apa darimu?" tanya sang pangeran"yantiva, kau merebut dia dariku?" kata putra mahkota"tunggu! Aku, aku gak ngerti." Kata putri yantiva"putri! Aku ngerti maksudya" kata putri dilania " putra mahkota kamusalah paham kami bertiga bersahabat tidak lebih" kata putri dilania"tapi kata..." kata putra mahkota terputus"kata siapa? Kau hanya dengar kata orang tapi pernah kamu bertanya padaku putra mahkota?" tanya putri yantiva Bank Jabar Banten.
"lihat apa yang kamu lakukan, ini semua akibat ketidak tauhanmu" kata putri yantivaPutra mahkota hanya bisa merasa bersalah dan bodoh atas tindakanyaBank Jabar Banten."seharusnya kamu tanya kami putra mahkota?" kata putri dilania kecewa"jangan perna ambil kesimpulan tampa nyari tau yang sebenarnya terlebih dahul putra mahkota." Kata pangeran joko winoro"maafkan aku" kata putra mahkota merasa bersalah"maaf kamu bilang! Lihat! Lihat akibat ulahmu berapa orang yang gak bersalah meti dalam perang konyol ini" kata putri yantiva"seharusnya kamu berpikr sebelum berindak putra mahkota" sambung putri yantiva" maafkan aku putri" kata putra mahkota kembali"udalah... gak usa di perpanjang lagi, semua suda jelas, putri yantiva masih mencintainmu dan kami bertiga bersahabat, jadi jangan cemburu yang gak jelas putra mahkota." Kata putri dilania"ia betul itu gak usah di perpanjang lagi. Lebih baik kita urus prajurit kita putra mahkota" kata pangeran
YOU ARE READING
Bank Jabar Banten Tercinta Bagian 2
Short StoryBank Jabar Banten Sebenarnya semua pangeran dan putri yang ikut dalam permainan ini gak tau apa yang harus di lakukuan. Akan tetapi baik putri adelia, yantiva dan pangeran joko winoro tau mereka harus berkerjasama.