Negative Film

23 3 0
                                    

Nyatanya setiap insan tidak bisa memaksa akan jatuh cinta kepada siapa, tidak akan sanggup mencegah objek. Membayangkan dia tersenyum atau bahagia dengan orang lain terasa seperti uji skripsi dengan dosen perfeksionis dan kejam, akan terasa gelisah setiap saat. Tidak mendapatkan kabar darinya seperti terabaikan dan tersisihkan sedangkan nyatanya kita tidak tau sebenarnya apa yang dia rasa. Membayangkannya saja membuat sakit, terpikir skenario untuk membencinya tersusun dengan rapi saat tanpa kabar darinya.

Jika perasaan memiliki seperangkat mulut, lidah dan lainnya maka akan mampu berteriak kencang melafalkan "Hai kamu, dasar insan manusia tidak peka! Apakah kamu tau kalau aku mencintaimu? Hmm" tapi sayangnya hal seperti ini tidak akan terjadi. Tuhan sudah men-design dengan tepat indera yang kita punya dengan fungsinya masing-masing tanpa bisa digandakan.

Sudah lebih dari 3 malam aku mengingat dengan tepat bahwa ponsel ku enggan menampilkan notif pesan dari mu. Mengakibatkan mood ku menjadi berantakan. Setiap hembusan napas yang keluar berbarengan dengan bahwa aku membenci dirimu ah bukan lebih tepatnya membenci sikapmu. Kau tidak paham akan diriku! atau memang aku yang ingin dipahami? Kau tidak peka akan diriku! atau aku yang terlaku ke-pede-an? Kau tidak acuh dengan ku! atau aku yang ke-jablay-an?. Menyalakan dan meratapi diri sendiri sungguh dua hal yang sangat menyedihkan.

Ku letakan dengan kasar ponsel yang tidak memiliki kesalahan apapun diatas meja. Hal sepeleh karena sudah tiga malam tidak membalas pesan ku. Mampu memporak-porandahkan segalanya. Ku habiskan coklat panas yang sudah mulai menuju suhu normal. Sepertinya hujan mulai redah, "Terima kasih kunjungannya." Ku berikan senyuman sebisa ku dan berlari menembus gerimis sore.

---Lima Malam---

Malam itu malam pertama kau menjabat tangan ku dan mulai menganggap apa yang aku lakukan salah. Kau memberikan larangan yang aku patuhi begitu saja. Hey!! selagi larangan itu tidak menyesatkan dan membuat menjadi lebih baik kenapa aku tolak? jadi aku tidak salah kan.

Tidak lupa percakapan kita yang sederhana walau hanya sebuah emoticon yang saling berbalasan membuat aku tersenyum sendiri dan menjadi candu.

Panggilan dengan fitur video yang menampikan wajahmu mampu membuat kedua alisku akan mencoba menyatu dan menghantarkan kupu-kupu yang berterbangan didalam perut sampai mendobrak hati. Sunggug konyol dan menggelikan.

Apakah ada sesuatu kesalahan dengan sistem operasi di ponsel yang ku beli yang katanya dengan perdikat ponsel pintar tapi nyatanya menampilkan pemberitahuan atas pesanmu saja tidak bisa!. Sialnya lagi icon di ujung kanan sudah menunjukan warna merah dengan presentase 5%. Ah sepertinya aku isi daya ponsel ini, mungkin alasan pemberitahuan atas pesan mu tidak muncul karena ponsel pintar ini sudah tidak sanggup dan kekurangan daya seperti mata ku yang mulai berat dan membutuhkan istirahat sejenak.

---Tujuh Malam---

Mendung semakin pekat tidak menyurutkan niat untuk kembali pulang tapi sayangnya hujan semakin lebat sehingga mengakibatkan kita harus berhenti dan meneduh ditepi jalan.

"Apakah hari ini kau sudah mengisi lambungmu?" Pertanyaan sederhana yang sialnya membuat tingkat rasa memelikimu meningkat.

Aku menggelengkan kepala.

"Setelah hujan reda ayo kita mencari kedai terdekat, jangan sampai cacing-cacing itu berdemo. Ada ide kemana?".

"Sepertinya junk food berlogo bapak jenggot atau Ayam dari produk wafer keju itu pilihan yang enak" Saran ku.

Dia menatap ku dan tersenyum, "Maafkan aku, untuk sementara aku harus menghemat isi dompet ku yang mulai menipis, mungkin kedai bakso sekitar 1km dari sini patut kita coba. Kamu tidak keberatankan? rasanya menurut ku enak".Aku yang lupa akan masalah keuangan mu akhir-akhir ini membuat aku merasa bersalah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 22, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Negative filmWhere stories live. Discover now