one;

6.3K 507 11
                                    


Untuk berpikir kalo seseorang itu gaada kelemahan ato kekurangan mungkin menjadi suatu hal yang aneh. Seenggaknya untuk kamu.



Slama 16 taun kamu idup, kamu gak pernah berinteraksi sama orang yg gak ada kelemahan.



Mungkin dia kaya, punya rumah yang bisa dideskripsiin sebagai mansion, punya banyak pembantu, kalo minta sesuatu pasti dikasih, tapi ternyata dia punya masalah di dalem rumah tangganya.



Ato mungkin dia orangnya biasa-biasa aja. Rumah di komplek sederhana, orang tua dua-duanya idup, kuota dibeliin tiap bulan dan gak lebih, tapi ternyata dia menderita insomnia karna sesuatu yang terjadi di masa lalunya.



Ada juga orang yang idup di rumah yang gak mewah-mewah amat, slalu tau hot topic terkini, slalu dikasih uang jajan, bahkan dibawain bekel. Tapi orang tuanya dibelit utang sana sini.



Kalo dipikirin tentang kemungkinan-kemungkinan kayak gitu, pasti bakalan lebih banyak. Tapi kemungkinan begitu salah ketika kamu mengenal cowok itu.



Bahkan pertanyaan kayak; apakah dia sesempurna itu? Kadang muncul di otakmu kalo orang-orang bicarain dia.



Jung Jaehyun adalah cowok di tahun skolah yang sama kayak kamu, meski dia beda kelas. Dia cowok modis yang slalu pake pakaian bermerek, cowok perhatian yang jadi wakil kapten klub basket cowok skolah kamu, cowok pengertian yang jadi murid lima besar se-antero skolah.



Keidupan di rumahnya juga sama, orang tua dua-duanya ada, ekonomi mungkin satu tingkat di bawah 'kaya', kakak yang jadi atlet.



Semua itu terlalu sempurna untuk kamu sampe hal itu kedengeran palsu di pikiranmu.



Bahkan mukanya sempurn



"Ngelamun mulu," Chan yang baru duduk muncul di pandanganmu. "Mikirin siapa? Gua?"



Kamu gak ngejawab, cuman ngenyerngitin muka kamu dengan pandangan jijik ke cowok di hadapanmu. Chan cuman ketawa sebelum dia ngeluarin bungkusan berisi roti.



"Nih buat lu," katanya sambil ngelempar si roti ke kamu. "Tanda trima kasih karna mau nungguin gua beol."



"Ya ya," kamu muterin bola mata sambil ngebuka bungkusannya, mulai makan sambil ngeliatin keadaan di sekitarmu. "Udah sejam stelah bel pulang kan ye?"



"Yoeh, ngapa mangnya?"



"Masi rame—"



"Kyaaaa! Slamat yaaa! Menang lagi!!"



"Ah." Kamu cuman bisa bilang gitu dengan muka datar. Ngalihin pandangan ke pintu kantin, kamu ngeliat grombolan cowok yang diikutin dan dikerumunin cewek-cewek masuk. Tim basket Hakyo udah balik dari tanding ternyata.



"Brisik banget anjing," Chan ngambil tasnya dan berdiri. "Gua pulang duluan, Y/N."



Dan dengan itu, kamu ngeliatin Chan yang natap tajem cewek-cewek dan beberapa cowok supaya dia bisa lewat. Chan pun menghilang dari pandanganmu.



"Padahal dia yang ngajak pulang bareng..." Gumammu, menggigit roti yang sempet terlupakan itu. "Mang kampret, seenaknya sendiri. Dikata gua apaa—"



"Makan jangan sambil ngomong dong."  Suara cowok dengan kekehan di akhir memotong kamu. Kamu langsung keselek ketika ngeliat siapa yang negur kamu.



Mr. Perfect [ j. jaehyun ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang