17

106 5 0
                                    

Gue mendengus kesal sambil menuruni anak tangga satu per satu,mengintip ke bawah untuk memastikan keberadaan chanyeol di rumah ini. Benar saja,dia sedang duduk di sofa dengan menekuk wajahnya gusar, seperti terlihat ingin membanting benda" yang ada di depannya.

Gue memperlambat langkah, ketika jarak gue dengan chanyeol hanya tinggal beberapa meter lagi. Kalo dibilang, gue masih belum siap ketemu dia, rasa sesak karena kecewa itu kali ini gak bisa disembuhkan dengan tiap ekspresi di wajah chanyeol. Jauh berbeda dengan hari" sebelumnya

Entah karena langkah kaki gue yang terlalu ribut, chanyeol langsung menengok ke arah tangga. Seakan menyadari ada seseorang yang sedang menghampirinya.

Mata kita dipertemukan oleh cahaya redup dari lampu kristal yang tergantung tepat diatas kepala kita.

Tanpa ekspresi, gue menatap chanyeol hunus. Seakan jalan ini yang gue pilih untuk mencurahkan hancurnya perasaan gue ke dia

Dia bangkit dari duduknya dan langsung memeluk tubuh gue yang hanya seukuran dadanya. Tangan gue belum mampu membalas, kecewa itu masih tertinggal, bagaimanapun kali ini sangat sulit bagi gue untuk menyembuhkan luka.

Gue hanya bisa merasakan hangat tubuh chanyeol yang kali ini bukan lagi menjadi titik ternyaman di hidup gue, bukan lagi menjadi hal yang sukses membuat gue luluh seketika. Tapi kali ini, gue merasakan kekosongan, merasa pelukan ini hanyalah sebuah kebohongan, akting belaka, yang pastinya berasal dari titik kepalsuan.

"Maafin gue" chanyeol akhirnya membuka suara setelah lama suasana terbungkam oleh kekecewaan

"Gak perlu" ucap gue berusaha melepas pelukan chanyeol, yang notabenenya sangat mustahil bagi makhluk kecil kayak gue bisa melakukannya

"Tolong, maafin gue" chanyeol semakin menangkup badan gue erat dengan tangan kirinya meraih kepala gue agar turut jatuh di pelukannya

"Cukup lo kecewain gue kali ini kak, gue gak suka lo hanya baik di depan gue, dan dibelakang gue nol. Lo tiba tiba jadi sin 360 derajat. Maaf, tapi akting lo udah berhasil ketebak kali ini" gue menolak pelukannya kasar dan beranjak dari tempat beraura magis ini

"Vib, vib tunggu" ia menghentikan langkah gue dan menarik tangan gue sepihak hingga terseret dan berakhir jatuh di sofa

See? Bahkan caranya saja terlalu kasar

"Mau apa lagi? Mau bilang kalo gue gak pantes buat marah ke lo karena gue bukan siapa2 lo? Pantes! Wajar! Gue juga mikir hal yang sama, makanya gue udah terlalu males untuk berurusan lagi sama lo" Gue menghela nafas jutek

"Vib, kalo lo masih sayang sama gue, kalo lo masih percaya sama gue. Tolong, dengerin gue baik2" matanya menatap gue, memancarkan kata mohon yang mungkin tak bisa dia ungkapkan lagi dengan kata2

"Kalo engga? Gue boleh pergi?" Ucap gue kembali semakin malas

"Gak lo gak boleh pergi dari sini karena ini rumah lo, kali ini gue minta tolong atas nama chanyeol yang mencintai dan menyayangi vibi sepenuh hatinya" chanyeol menangkup pundak gue erat

"Trus mau apa?" Kalimatnya sedikit mematikan, tapi vibi gak boleh luluh kali ini

"Gue mau lo berhenti percaya sama berita tentang gue selain yang berasal dari mulut gue sendiri, berita emang mudah tersebar, tapi mulut gue akan selalu berada di satu tempat yaitu kebenaran." Ucapnya semakin meyakinkan

"Tapi kali ini, berita tersebar dari mulut yang lebih gue percaya lebih dulu dari mulut lo sendiri, jadi gak usah sok ngatur kepercayaan gue"

"Teman yang lama belum tentu berjalan bahagia sampai akhir, namun kadang bisa aja tergantikan teman baru yang datang dan lebih meyakinkan setiap kebahagiaan yang terjadi buat lo"

"Jadi lo tiba2 jadi puitis biar hati gue luluh dan maafin lo sekarang? Maaf gak semudah itu, gue vibi bukan chairil anwar"

"Bukan, intinya kalo lo pengen tau seseorang, ketahui dari orangnya langsung. Sama kayak sekarang, lo gak bisa seenaknya nuduh foto itu asli atau palsu, lo harus tau apa yang sebenernya terjadi dari orangnya langsung" dia semakin percaya diri untuk mengutarakan tiap katanya, seakan merasa tidak ada kesalahan yang telah dibuatnya

"Jadi kali ini lo nyuruh gue biar lebih percaya sama lo daripada kak sehun? Sorry ya lo bukan yang ngasi gue uang jajan tiap hari, jadi gausah sok ngatur" yatuhan baru kali ini gue jutek ke cowok, tolong ampuni saja setiap kata yang terucap dari bibir manisku ini. Percayalah semua ini hanya wujud dari kata khilaf

"Vib, biar gue jelasin itu foto irene sama suho. Kemarin mereka dateng ke beachclub bareng kakak lo, gue tau karena temen gue si kai juga lagi ngejob disana dan kebetulan kai ketemu mereka. Gue cuma mau nekanin itu bukan gue, dan gue sama sekali gak kenal sama cewek di foto itu lo ta-"

"Udah gausah banyak bacot gue masih tetep gak percaya" ucap gue memotong

"Vib,Yaudah gak apa, lo mungkin ngerasa baik2 aja ketika gak percaya sama gue. Tapi inget, ada orang yang hatinya lagi hancur ketika lo gak bisa mempercayai orang itu sepenuhnya. Dan orang itu, gue vib. Gue nunggu kepercayaan lo. Karena gue tau kebenaran baru akan terungkap setelah kesalah pahaman merajai. Selalu."

Chanyeol kemudian beranjak dari kursi, keluar rumah tanpa pamit. Gue tau mungkin dia ngerasa jengkel akan kata2 gue bahkan gue sendiri ngerasa jahat banget untuk ngungkapinnya. Tapi mau gimana lagi, gue sedang dilanda emosi

Dengan kemarahan gue ini gue masih memastikan chanyeol ,sampe bayangannya bener2 pergi dari sini. Sungguh rasa emang gak hilang semudah itu. Gue meneladahkan leher di sofa dan menghele nafas panjang

Akhirnya gue beranjak kembali, menuju kamar

"Ngapain kak?" Gue mendapati kak sehun berada di depan pintu kamar gue

"Dik, gue yang salah. Gue gak suka lo deket2 sama chanyeol" ucapnya tiba2

"Maksud lo kak?"

"Gue gak suka ada cowok yang deket sama lo, karena lo harus jadi milik gue vib"

-----

Naa lo ada bau2 incest nih disini wkwk

unexpected kiss ◇ pcy (SELESAI)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant