Part 11 - Sakitnya Ratu Jodha

2K 89 39
                                    

Raja Jalal kembali ke kamar ratu Jodha keesokan harinya. Bukan ia tak tahu. Bukan. Bahkan ia hafal betul detik detik hilangnya kesadaran Ratu Jodha karena ulahnya.

Pagi sekali Raja Jalal menemuinya. Bahkan langitpun masih gelap. Raja Jalal mendekati kasur dimana istrinya itu tidur dengan terlelap. Selimutnya ia pakai hanya sebatas dad, posisinya masih sama seperti saat ia pergi kembali. Tidak ada yang berubah sedikitpun.

Fakta itu pun mengusik ketenangan Raja Jalal. Raja Jalal pun duduk di sebelah Ratu Jodha.
Dilihatnya banyak memar di sekujur tubuh Ratu Jodha. Bahkan gigitan pada bahunya terlihat jelas. Sudut bibi ratu Jodha pun tak absen dalam luka.

Mata Ratu Jodha begitu menyiratkan bahwa ia sudah banyak memproduksi banyak air mata. Raja Jalal mengelus kepalanya.

"Maafkan aku Ratu Jodha. Maafkan aku, karna rasa cemburuku kau harus menderita. Aku menuduhmu, aku menganggapmu tidak suci bahkan sampai aku sendiri yang merenggut kehormatanmu secara paksa seperti kemarin. Maafkan aku" Raja Jalal mengelus Rambut Ratu Jodha dengan lembut. Lalu mengecup keningnya. Hingga ia pun terlelap di samping ratunya.

Fajar menyingsing, matahari pun mulai merangkak ke tempatnya yang seharusnya. Sinar terangnya mampu membuat kelopak mata indah Ratu Mughal ini membuka dengan pelan.

Ratu Jodha terbangun dengan segala pesakitan yang dia miliki. Bahkan ia rasa bahwa tubuhnya remuk redam. Ratu Jodha sangat terkejut melihat sosok yang berbaring disebelahnya.

Memorinya tentang pria itu atas kejadian tadi malam terputar kembali dengan jelas. Dimana suaminya itu menyetubuhinya layaknya binatang. Sorot mata Ratu Jodha berubah menjadi ketakutan.

Ratu Jodha mulai merangkak, menuruni ranjang. Tubuhnya ia balut dengan selimut karna dapat ia temui bajunya yang koyak dilantai. Ia tak mungkin tidak menutupi tubuh polosnya.

Saat akan melangkah Ratu Jodha melihat suaminya membuka matanya. Membuat ketakutan pada Ratu Jodha meningkat drastis. Sehingga Ratu Jodha memilih berlari ketakutan. Belum dua langkah ia berlari ia sudah jatuh terduduk.

"Aarghh.." Ratu jodha mengaduh keaakitan. Sakit diarea sensitif nya membuat ia kesulitan berjalan. Air matanya jatuh meluncur bebas tanpa perintah.

Kejadian tersebut tentu saja membuat Raja Jalal panik. Ia bangun dari tempat tidurnya. Belum juga ia melangkah, suara nyaring Ratu Jodha membuat kakinya berhenti.

"Jangan mendekat kumohon. Pergi!" Suara nya lantang.

"Pergi. Pergi. PERGII!!" Teriak Ratu Jodha. Karna kerasnya teriakan tiba tiba Ratu Hamida dan Ratu Salima memasuki kamar Ratu Jodha untuk memastikan keadaannya.

Ketika mereka memasuki kamar Ratu Jodha. Kedua ratu Mughal yang berbeda generasi itu disuguhkan dengan pemandangan yang mengejutkan. Dimana Ratu Jodha yang terduduk di lantai dengan selimut untuk menutupi tubuhnya namun gagal karna luka luka itu dapat terlihat jelas oleh siapapun yang ada disini, belum lagi baju koyak Ratu Jodha yang berceceran.

Ratu Salima dan Ratu Hamida tertegun. Untung saja Ratu Salima segera sadar, lalu ia mendekat pada ratu Jodha.

"Ayo akan ku bantu" Ratu salima memegang tangan Ratu Jodha. Tatapannya begitu nanar. Ia juga tidak tahu kenapa Raja Jalal melakukan ini.

Ratu Jodha berjalan dengan susah payah ke tempat pemandiannya karna ia harus menahan sakit di tubuhnya. Ratu Salima pun dengan sabar menemani dan membantu Ratu Jodha.

Diluar sana Ratu Hamida baru sadar dari keterkejutannya namun ia harus mengetahui fakta. Bahwa sekarang ia melihat kasur Ratu Jodha yang berantakan dan bercak darah disana.

Ratu Hamida menutup mulutnya dengan telapak tangan, ketika mulutnya ternganga. Ia tak habis fikir atas perlakuan anaknya. Pada menantu yang disayanginya.

Tanpa banyak bicara Ratu Hamida melayangkan sebuah tamparan keras di pipi raja Jalal.

"Ibu tak habis pikir. Sekarang kau yang ganti sprai dan membereskan tempat tidurnya. Cepat, sebelum Ratu Jodha kembali" Ucap ratu Hamida. Ia memijat pelipisnya karna terasa pening.

Raja Jalal membereskan tempat tidur nya. Ketika ia dihadapkan dengan sprai, rasa bersalahnya semakin mengakar.

Setelah selesai tidak lama Ratu Hamida menuntun Ratu Jodha. Ratu Salima membaringkan tubuh Ratu Jodha dengan hati hati. Saat Raja Jalal mendekat tiba tiba Ratu Jodha menangis.

"Jangan.. kumohon jangan menyakiti aku lagi.." Suaranya begitu lirih.

"Aku tidak pernah disentuh oleh lelaki manapun.. pergilah kumohon. Jangan sakiti aku" Ratu Jodha merapatkan tubuhnya pada tubuh Ratu salima.

Mendengarnya, membuat Raja Jalal meringis. Karna Ratunya begitu ketakutan pada dirinya.

"Cepat panggilkan tabib. Tubuhnya sangat panas" Ucap Ratu Salima. Moti pun mengangguk.

"Tidurlah ratu Jodha"

Tak lama tabib pun datang untuk menangani Ratu Jodha. Ratu Jodha kembali mengaduh kesakitan saat lukanya tersentuh oleh tabib.

"Demam ini diakibatkan karena luka yang ada di tubuhnya" Ucap Tabob itu menatap Raja Jalal.

"Lakukan yang terbaik"

Tabib mulai mengoleskan salep yang sudah ia buat tadi pada luka luka di tubuh ratu Jodha.

"Sshh.. pelanlah" Ratu Jodha menggigit bibir nya.

"Ini obat yang harus diminum untuk menurunkan demamnya. Saya permisi" Tabib itu pergi setelah sebelumnya ia memberikan obat milik Ratu Jodha.

Raja jalal merangkak naik ke kasur milik ratu Jodha.

"Y..yang mulia jangan sakiti aku.." Ratu Jodha begitu kentara takut pada Raja Jalal.

"Sstt.. tenanglah aku takan menyakitimu" Raja Jalal merengkuh tubuh Ratu Jodha.

"Aku..aku tidak pernah mengizinkan laki laki manapun untuk menyentuhku" Ratu Jodha tetap merasa takut, namun ia tidak menolak pelukan dari suaminya.

"Sstt.. sudah tidurlah.." Raja Jalal mengusap lembut punggung Ratu Jodha. Agar Ratu Jodha nyaman dalam pelukannya.

Hingga terdengar nafas teratur dari ratunya itu. "Dia sudah tertidur" Jalal masih mengusap punggung Ratu Jodha.

"Jaga dia baik baik jalal" Ratu Hamida langsung pergi. Ia menampakkan sisi dinginnya. Disusul oleh Ratu Salima.

"Maafkan aku.." Raja Jalal.

***
Part 10 di privat ya. Jadi kalo mau baca harus follow. Happy reading. Ditubggu vote + komennya. Khusus hari ini aku kasih 2 part.

Permata Dari AmerWhere stories live. Discover now