00. PROLOG

31.7K 964 61
                                    

SELAMAT MEMBACA💘

•••

00. PROLOG

Di awal tahun ajaran baru Diamond High School, Divara resmi menjadi siswi kelas XII. Divara saat ini berada di kelas XII IPA 1 bersama kedua temannya yaitu Marsya Velisa Gavrel dan Sarila Rishi Radipta.

"GUYS ADA ANAK BARU 3 COGAN SEMUA GILAAA!!!" teriak Vina salah satu siswa di kelas Divara yang suka stalking tentang cogan.

Semua murid yang ada di kelas pun seketika langsung membicarakan 3 cogan tersebut, berbeda dengan Divara, Marsya, dan Sarila mereka hanya ingin menjadi pendengar yang baik.

"Eh lo bertiga kok biasa aja, nggak kepo gitu sama 3 cogan itu?" tanya Vina duduk di bangkunya. Vina duduk dengan Sarila di belakang bangku Marsya dan Divara. Bangku mereka berada di sudut ruangan kelas XII IPA 1.

"Nggak!" sentak Divara, Marsya dan Sarila bersamaan, membuat Vina terkejut.

"Biasa aja kek, jangan main sentak-sentak gitu!" omel Vina.

"Kenapa sih lo hobi banget stalk cogan?" tanya Sarila yang mulai geram dengan hobi Vina teman sebangkunya.

"Karena ganteng," jawab Vina enteng.

Divara, Sarila dan Marsya hanya bisa geleng-geleng menanggapi hobi Vina yang amat sangat meresahkan. Siapa sih yang nggak suka sama cogan?

"Guys hari ini kita full sampe pulang free class, tapi nggak boleh keluar lingkungan sekolah soalnya akan ada pengumuman penting." Itu tadi suara Sela ketua kelas di XII IPA 1.

Sela sifatnya tegas dan bijaksana maka dari itu semua murid di kelas ini memilihnya untuk jadi ketua kelas 3 periode sekaligus.

"Div, Sar, kantin yuk!" ajak Marsya berdiri dari bangkunya.

Divara dan Sarila mengiyakan dan mereka keluar kelas melewati koridor menuju kantin yang ramai karena free class.

Banyak murid yang menganggumi ketiganya, karena hal itu hampir setiap hari Divara, Marsya, dan Sarila mendapatkan hadiah dari para pengagum itu. Seperti cokelat, surat cinta, bunga, bahkan misteri box yang berisi gelang couple.

"Subhanallah bidadari tak bersayap."

"Kelewat cantik."

"Pengen gue fotbar bareng mereka."

"Mau cari sensasi lo?"

"Iya, kenapa? Gue mau pansos sama mereka biar terkenal."

"Nggak malu? Harga diri lo dimana?"

"Di dengkul! Yang pansos gue yang sewot lo!"

Ucapan-ucapan seperti itu sudah akrab terdengar di telinga ketiga Most Wanted Girl itu. Ucapan itu tidak membuat raut datar wajah Divara berubah menjadi berekspresi, beda dengan Marsya dan Sarila yang mengumbar senyum ramah mereka.

Penganggum Divara pun tau jika Divara memiliki sifat dingin tetapi tidak masalah bagi mereka karena itu menjadi daya tarik tersendiri.

Divara Marsya dan Sarila pantas dikagumi karena kecantikan, body goals dan kepintarannya. Apa lagi Marsya anak dari salah satu pemilik sekolahan ini.

•••

Saat mereka tiba di kantin pun, tak jarang pasang mata yang memandangi mereka apalagi saat ini free class dan kantin sangat ramai.

Mereka bertiga duduk di bangku paling ujung tempat biasa mereka kumpul bertiga.

"Mau pesen apa? Gue yang pesenin," tawar Marsya.

"Spagetti seperti biasa sama lemon tea," jawab Sarila.

"Lo Div?" tanya Marsya.

"Sama," jawab Divara terbilang cukup singkat dan dingin.

Marsya mengangguk kemudian berjalan menuju stand yang menjual berbagai makanan serta minuman.

Tak berselang lama, tiga murid cowok datang dan bergabung dengan Most Wanted Girl itu.

"Kalian cuma berdua? Marsya mana?" ucap seseorang dari ketiga cowok tersebut.

"Marsya lagi mesen makanan, Aldi, " balas Sarila.

Cowok yang bernama Aldi pun hanya mengangguk, lalu pergi menghampiri Marsya.

"Diem diem bae lo, Div," celetuk Satria.

Tak ada jawaban dari Divara, ia masih sibuk bermain game di ponselnya. Jika orang lain memilih ngobrol untuk mengurasi rasa bosan, Divara memilih untuk bermain game.

"Dia lagi main game, Sat," kata Sarila.

Satria pun mengangguk singkat dan melirik sahabatnya yang satunya lagi. Rayn, cowok itu juga sedang sibuk dengan ponselnya entah chatting dengan siapa.

Marsya dan Aldi datang dengan masing-masing membawa satu nampan berisi beberapa pesanan makanan dan minuman.

Marsya duduk di sebelah Divara dan menaruh semua makanan dan minuman yang ada di nampan ke meja. Begitu pula dengan Aldi.

"Lo berdua kayaknya nempel mulu udah kaya surat sama perangko," sindir Satria sembari menuang kecap ke mangkok baksonya.

"Biarin, sepupu gue aja nggak sewot kenapa lo yang sewot?" tanya Marsya melayangkan tatapan tajam ke arah Satria sedangkan Aldi sudah terkekeh melihat muka tidak suka Marsya.

"Divara aja juga diem, Aldi nempel sama gue," tambah Marsya melirik sekilas ke arah Divara yang menatapnya malas.

"Lah emang Divara siapanya Aldi?" tanya Satria menakutkan kedua alisnya.

"Sepupunya bego!" geram Marsya mengetok kepala Satria menggunakan kepalan tangannya.

"Santai dong Bu, sakit ini," keluh Satria sambil mengusap-usap kepalanya.

"Heh lo berdua ngapain diem mulu? sama-sama main hape lagi!" cecar Marsya.

"Suka-suka gue lah," ucap Rayn mendongakkan kepalanya dan menyimpan ponselnya kedalam saku celana abu-abu miliknya.

"Sok banget lo, gue pecat jadi sepupu mampus lo!" Marsya menatap bengis sepupu laknatnya itu.

Mereka berenam langsung menikmati pesanan mereka hening sangat hening tidak ada pembicaraan di situ. Hanya terdengar suara dentingan garpu dan sendok yang beradu dengan piring.

Saat mereka selesai makan pun tidak ada yang membuka suara dan satu sura terdengar dingin dan datar menghiasi keheningan itu.

"Gue cabut," ucap Divara dingin nan datar itu.

Mereka semua pun menganggukan kepalanya. Divara beranjak dari kantin saat seperti ini biasanya Divara akan menuju rooftop untuk menghilangkan rasa bosannya.

"Gue ke rooftop," pamit Rayn,langsung beranjak dari duduknya dan berjalan keluar kantin.

"Bakalan ada kisah baru nih," celetuk Marsya tiba-tiba.

Semua mata mengarah padanya,Marsya terkejut saat sorot mata mereka tiba-tiba bingung.

"Iya kan tadi Divara pamit, biasanya dia suka pergi ke rooftop. Terus tadi Rayn pamit mau ke rooftop kan? Bisa jadi mereka ngobrol kan itu kisah baru, jarang lho Divara bisa ngobrol," ucap Marsya menjelaskan kebingungan mereka.

"Bener juga," timpal Aldi.

To Be Continue

Makasih yang udah mampir, jangan lupa baca cerita VEKTOR (Kisah Miko-Dania, ada Rayn Aldi dan Satria saat mereka gabung geng motor Vektor)

Jangan lupa ajak temen-temennya buat baca juga.

Will Be Together (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang