Paket Komplit

149 8 6
                                    



A heart to unbreak.

A soul to rest in peace.

Gemina Inesita: mahasiswi Desain Komunikasi Visual, calon ilustrator. Tugas kuliah seabreg, Tante Kost bertingkah, pemasukan pas-pasan.

IgGy (benar, G kedua kapital): Cowok angkuh dan pemarah, penulis Trilogi Runako, dark thriller untuk remaja yang kurang laku.

Radmila: penulis best seller serial Algis, idola Gemi.

Oliva: tunangan IgGy yang overprotective.

Hidup Gemina pun jungkir balik dihadapkan pada banyak misteri, drama, dan kejutan. IgGy dan Radmila tidak seperti yang mereka tampilkan. Bahkan Runako dan Algis lebih dari sekadar tokoh fiksi.

***

Gemi, mahasiswi jurusan DKV yang ngekos di kosan tantenya sendiri, mendapat keberuntungan bertubi setelah berjumpa IgGy, penulis buku tak laku, yang tengah marah-marah di toko buku tempat sepupunya bekerja. Dijanjikan set lengkap serial Algis favorit Gemi beserta tanda tangan pemiliknya, mendapat nilai bagus, serta tawaran bekerja di studio. Akan tetapi, keberuntungan itu rupanya diikuti serentetan masalah. Tak hanya dengan sang tante yang telah berlangsung lama. Tetapi juga berkaitan dengan misteri Garin dan orang-orang sekitarnya. Bagaimana usaha Gemi menghadapi dan menyelesaikan rangkaian masalah tersebut?

Saya membaca kisah ini dua hari menjelang beberapa bagian akan dihapus. Jalan ceritanya sangat mudah diikuti meski dibaca dengan kecepatan tinggi. Seperti karya-karya Kak Ary yang pernah saya baca sebelumnya, setiap tokoh mempunyai 'nyawa'. Berkenalan sebentar, dan saya langsung merasakan kedekatan dengan mereka.

Dunia DKV yang awam bagi saya, disajikan dengan ringan tanpa harus berkerut kening membaca istilah-istilah asing.

"Aku suka humor provokatif di iklan Runako itu. Menggunakan jukstaposisi dengan buku pelajaran Matematika SMA yang out of focus, cerdas! Desain grafis sejatinya adalah perjalanan pesan dari mata ke otak, menggerakkan orang untuk melakukan sesuatu. Anak SMA yang menjadi target iklanmu, sadar atau tidak, akan membandingkan Runako dengan pelajaran itu. Suka atau benci Matematika, tidak masalah. Karena pesan kamu secara ajaib membidik keduanya. Karena otak perlu istirahat dan ada buku yang tepat untuk dipilih." (Juno, bab 3: Dari Mata ke Otak)

Dunia penulis, penerbit, dan sekitarnya juga dihadirkan dengan menarik dan menangkap realita yang ada.

"Bagaimana buku bisa jadi bestseller kalau display-nya kacau begini? Jangan bilang buku harus survive sendiri di toko buku. Penerbit harusnya lebih peduli dan proaktif. Tampak punggung di rak belakang saja sudah buruk, apalagi begini." (IgGy, bab 1: Tampak Punggung)

Nama-nama tokohnya unik. Setiap karakter memiliki peranan tersendiri dalam menggerakkan alur cerita. Tiap bab diakhiri dengan apik. Menimbulkan penasaran seperti menonton sinetron yang bersambung pas lagi seru-serunya. Apalagi bab-nya selang-seling antara random dan sudut pandang Gemi. Makin geregetanlah dibuatnya.

Saya paling suka dengan Bisma-Loka. Sepasang sahabat Gemi yang tak hanya mampu menyegarkan suasana, tetapi juga selalu ada untuk Gemi kapan pun ia membutuhkan mereka. Sempat tidak suka pada sosok Oliva atas sikapnya pada Gemi di awal. Sebal sekaligus bersimpati pada IgGy dan RaKa. Muak pada Tante Vira dan Radmila. Akan tetapi, saya tidak pernah bisa benar-benar membenci karena selalu ada alasan kuat di balik kelakuan buruk mereka yang justru menimbulkan iba.

"Beberapa menit saja bersama RaKa, kamu bisa marah, tertawa, sedih, dan takut. Dan pada akhirnya, kamu enggak pernah tahu juga apakah kamu sayang atau benci kepadanya." (IgGy, bab 7: Garin)

Novel ini paket komplit. Kisah tak biasa yang mengaduk emosi, lucu, romantis, dan menghibur. Penuh hikmah serta quotes-quotes menarik. Juga berlimpah ilmu. Salut sama penulisnya. Keren!

Review Novel Favorit: The Visual Art of LoveWhere stories live. Discover now