Chocolate Feel

883 85 34
                                    

Sana menatap coklat ditangannya. Dia tersenyum lalu memakan coklat itu. Coklat gratis yang diberikan petugas keamanan untuknya.

Bapak tua itu tadi bilang "Sana-si. Ini makanlah." Sungguh Bapak yang baik hati, batin Sana.

Sana pikir memang dirinya tidak benar-benar pintar. Dia menerima pemberian orang asing dan langsung memakannya tanpa berfikiran yang aneh-aneh. Ini sebenarnya berbahaya. Tapi, karena kepercayaannya akan takdir. Ya sudahlah, toh matipun bukan manusia yang menentukan.

Sana memang terlihat cengeng, tapi dia benar-benar gadis yang punya sedikit ketakutan. Dia tidak takut gelap, dia tidak takut ketinggian, dia suka makanan pedas, dia suka melihat film horror, dia tidak takut dengan orang asing, dia tidak takut berpendapat.

"Wah... Enaknya makanan gratis." Hari sudah malam, dan ini adalah waktunya untuk Me Time. Dia berkeliaran disekitaran asrama. Tubuhnya terbalut mantel biru dan celana komprang bewarna merah, lalu memakai sendal selop bulu bewarna hijau terang. Tidak match memang, tapi nyaman. Karena hidupnya harus berwarna, 🔙padahal dia hanya sedang malas.

(Jika kalian ingin tahu. Ini Desember 2016.)

Sana menyukai berjalan-jalan. Tapi tidak terlalu dengan olahraga, apa lagi jika itu bola, entah itu bola sepak, basket, pimpong, tenis, gundu, bowling, takrau. Salah-duanya olahraga yang dia sukai adalah bulu tangkis dan berlari. Karena menurutnya 2 olahraga itu cukup mudah, apalagi lari -Sana merasa jago lari dari kenyataan. Hanya dari kenyataan, karena dia bahkan tidak pernah mendapat gelar juara di cabang olahraga manapun. Huft. Dia benar-benar merasa payah.

Jalanan yang benar-benar sepi, udara yang lumayan sejuk, memakan coklat gratis. Seakan-akan Sana tidak memerlukan yang lain, tidak juga sih heheheh. Entah sampai kapan ia akan menjalankan rutinitas ini, mungkin 5-7 tahun, atau lebih jika tuhan mengijinkan. Twice yang sedang naik daun, dia sangat bersyukur, mempunyai banyak fans, dia berterima kasih alih-alih mengeluh.

Tapi bukan berarti dia tidak pernah memikirkan masa depannya selain TWICE. Karena dia tahu tidak ada yang abadi didunia ini, kelincahan yang dimiliki para member termasuk dirinya juga akan berkurang dimakan waktu. Jadi mungkin dia akan berfikir jodohnya juga.

Jika ditanya dia ingin pria yang bagaimana, jawabannya sudah pasti baik hati. Klise. Kisah cinta dengan seorang pria baik hati, menikah, punya anak, hidup bahagia selamanya, sampai maut memisahkan. The end.

Sana bukan gadis yang polos, dia hanya mencoba menjadi realistis dan sebisa mungkin memilah hal yang mengharuskannya menggunakan logika atau perasaannya. Hal itu memberi kesan 'tidak peka' dalam dirinya.

Sana adalah anak tunggal. Jadi dia sudah biasa disayangi banyak orang dan sudah biasa juga merasa kesepian. Karena banyak sekali orang yang datang dan pergi selama ini, Sana jadi terbiasa dengan kedatangan orang baru. Yang diperlukan hanyalah bersikap saling menghargai dan seutas senyuman, niscaya hubungan kalian akan berjalan dengan baik nantinya.

Seperti hubungannya dengan ketiga senior super tampannya di dunia hiburan ini.

Mereka jadi sedikit akrab, yah... Sedikit saja.

Mark yang semakin merasa dekat dengan Sana, menyukai hal yang gadis itu sukai, memberikan perhatian lebih pada gadis itu, dan tak jarang mereka duduk berhadapan saat makan malam perusahaan. Mark seperti keluarganya, Kakak yang melindunginya.

Jungkook dan Sana juga berhubungan seperti teman dekat. Bahkan Jungkook pernah cerita bahwa tipe idealnya di Twice adalah Nayeon. Mereka saling menghargai dan yah mengobrol. Mereka adalah sahabat sekarang, Jungkook yang meskipun lebih muda tetapi sangat dewasa, membuat Sana merasa terus dijaga.

Oh Sehun yang terhormat. Membuatnya sedikit menderita karena kekikukannya kala menerima sebuah pesan dari seseorang yang bagi Sana sangat 'mustahil', dia mendapat kontak pria itu setahun yang lalu, dulu dia bahkan mengira nomor pria itu palsu atau telah hangus. Hubungan mereka juga sedikit dekat. Mereka seperti tetangga yang saling memberi saran satu sama lain, atau memberi buah tangan satu sama lain. Tentu saja hanya lewat pesan.

Pekain Adek. (OSH. JJK. MT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang