07.

1.6K 209 5
                                    

Pagi ke empat aku di Korea, seperti biasa aku selalu melihat ke luar dari jendela. Aku melakukannya untuk meyakinkan diriku bahwa saat ini aku memang sedang berada di Korea, dan aku tidak bermimpi. Aku melihat Ri El masih terlelap, dia terlihat begitu lelah. Sejak aku di sini aku hanya sesekali mengobrol dengan ini, mungkin karena kamu belum begitu akrab tapi aku yakin kami akan menjadi akrab.

Hari ini aku mulai masuk kuliah, empat hari cukup untukku beristirahat aku harus kembali fokus pada tujuan awal aku datang ke Korea yaitu kuliah. Sebenarnya aku belum terlalu hafal jalan menuju kelasku meski Kevin sudah menunjukkan padaku kemarin.

Aku menuruni satu persatu anak tangga yang  ada di asrama, sebenarnya aku sangat membenci menuruni tangga aku punya trauma, waktu SMP aku pernah jatuh dan menggelinding dari lantai dua. Sebenarnya traumaku tidak terlalu parah hanya saja sedikit membuat aku gemetaran jika tangga terlalu banyak dan sempit.

“Sudah aku bilang kan, kalau mengalami kesulitan kamu bisa menelponmu,” ucap Kevin yang langsung menggenggam tanganku yang gemetaran.

“Kenapa kamu bisa di sini?” tanyaku heran karena dia tiba-tiba muncul.

“aku tau kamu takut menuruni tangga, jadi aku pikir kamu akan kesulitan jadi datang dan terbukti kan kamu wajahmu sudah pucat  seperti mayat hidup,” jawabnya.

“Kata siapa aku takut?”

“Dy aku ini mahasiswa psikologi, aku bisa tau hanya dengan melihat cara kamu waktu meneruni tangga waktu kira habis dari atap.”

“Sok tau!”

“Emang tau!” ucapnya dengan nada dan ekspresi wajah yang menyebalkan namun tetap terlihat lucu seperti Kevin biasanya.

Rasa takutku berkurang karena Kevin menggenggam erat tanganku, terlebih lawakan-lawakan garing yang dia keluarkan sungguh membuatku menjadi lebih baik.

©©©©

Kevin mengantarku hingga depan kelas, dia langsung pergi karena dia juga harus masuk ke kelasnya. Aku merasa gugup karena ini pertamaku harus berinteraksi dengan banyak setelah sampai di sini.
Kelas masih sedikit lengang karena kelas baru akan di mulai setengah lagi. Aku sengaja datang lebih awal seksi tidak ingin terlambat aku juga ingin membuat dirimu lebih nyaman sehingga bisa belajar dengan lebih optimal.

Mereka menatapku dengan tatapan penuh tanda tanya m, mungkin mereka bertanya-tanya siapa aku. Aku mencoba menarik bibirku meski terasa sedikit lebih berat dari biasanya. Aku duduk di kursi ujung yang kebetulan masih kosong, aku merasa seperti terbuang ke luar angkasa aku merasa begitu asing. Kalau di Indonesia aku pasti akan membicarakan banyak hal dengan Arum, akh aku merindukan mahluk satu itu.

“Anyeong! Kau mahasiswa pindahan ya?” tanya seorang gadis berambut pirang kulit putih.

“Anyeong! Aku mahasiswa pertukaran dari Indonesia,” jawabku.

“Kau rupanya mahasiswa yang dosen kita ceritakan kemarin,” ujar gadis satunya lagi yang tidak kalah cantik dari gadis yang pertama.

“Aku Kim Ja Hye.” Gadis berambut pirang itu mengulurkan tangan padaku.

“Melody.” Aku membalas uluran tangannya.

“Aku Shin Mi Jung.” gadis kedua juga

“Melody.”

Aku merasa sedikit bisa bernapas, setelah Mi Jung dan Jangan Hye mengajakku mengobrol. Aku adalah orang tidak bisa diam, bagiku siksaan terbesar untuk di saat aku tidak bisa bicara.

Dosen yang akan memberiku ilmu baru memasuki ruangan, ku beri tahu bahwa di Indonesia dengan di Korea itu berbeda, jika di Indonesia dosen selalu benar, walaupun mereka telat atau tidak masuk, mereka tidak akan merasa bersalah apalagi meminta maaf dan mahasiswanya akan bahagia jika dosen tidak datang aku adalah salah satunya. Berbeda dengan di sini meski hanya telah beberapa menit para dosen di sini akan meminta maaf, dan mahasiswa akan mereka kesal jika dosennya tidak hadir karena itu artinya mereka telah kehilangan waktu mereka sia-sia.

Berada di ruangan seperti ini yang biasa hanya aku lihat di drama Korea membuatku sangat bahagia, seperti hal-hal yang terjadi sebelum aku masih merasa ini seperti mimpi.

@@@@

Kelas selasai, aku menikmati hari ini. Mi Jung dan Ja Hye mengajakku ke perpustakaan. Ya benar salah satu tempat yang ingin aku kunjungi saat di sini adalah perpustakaan. Aku bukan orang yang suka membaca tapi aku hanya ingin melihat melangsungkan tempat yang biasa hanya ku lihat dari layar ponsel.

Melody, kau tahu ada idol yang berkuliah di kampus ini,” ujar Mi Jung

“Sincha?” aku sedikit merasa tidak percaya.

Iya, kau tahu Jaehyun member NCT dia berkuliah di sini.” Timpal Jadi Hye

“Bukankah dia tidak berkuliah?” Setahuku Jaehyun memang tidak, aku maksudku belum melanjutkan pendidikannya jadi bagaimana bisa dia berkuliah di sini.

“Menurut kabar yang beredar, dia ingin berkuliah seperti mahasiswa pada umumnya jadi dia berkuliah secara diam-diam bukankah dia sangat keren,” ujar Mi Jung antusias.

Aku tahu sekarang kenapa dia tahu tentang taman belakang universitas yang sepi karena dia juga berkuliah di sini.

“Mi Jung-ah kau pernah melihatnya secara langsung?” tanyaku.

“Aku belum pernah melihatnya dia masuk jurusan apa aku juga tidak tahu.”

“Aku juga tidak pernah melihat.”

“Tapi ada beberapa mahasiswi yang melihatnya di sekitar fakultas musik.”

Mi Jung dan Ja Hye asik membicarakan tentang rumor itu, aku ingin ikut bicara tapi aku takut jika aku justru berbicara terlalu banyak. Pertemuanku dan dia memang bukan sesuatu yang spesial tapi tetap saja aku tidak ingin menimbulkan gosip yang justru akan membuat dia bahkan diriku sendiri sudah.

Aku putuskan untuk berkeliling perpustakaan dari ujung ke ujung mencari buku yang bisa aku baca. Aku memang bisa berbahasa Korea tapi tetap saja jika harus membaca satu buku dengan huruf hanggul di dalamnya bisa-bisa kepalaku meledak.

Aku menemukan buku yang sepertinya bisa aku baca, sebuah buku cerita bergambar tapi letaknya ada di rak paling atas. Sekalipun aku tinggi aku hanya bisa menggapai rak dua dari atas. Aku mencoba mencari sesuatu yang bisa membantu menggapai buku itu atau aku melompat saja sepertinya beberapa kali lompatan aku bisa menggapainya.

Aku mulai melompat seperti bola bekel, meski sudah berulang kali mencoba aku belum bisa menggapainya.

Akwww..... Teriakku saat terpeleset setelah melompat, tapi ada yang aneh karena aku tidak jatuh sepertinya ada seseorang yang menahanku, dan orang menahanku juga mengambilkan buku itu untukku.

“Jika tidak bisa, lebih baik meminta bantuan orang lain, jika kau terlalu memaksa kau bisa membuat dirimu terluka,” ujarnya.

Suata itu, suara yang beberapa hari ini sering aku dengar, aku mendongak untuk melihat sosok yang menolongku itu dan benar saja dia Jung Jaehyun.

“Jaehyun-sshi,”  ucapku

“Kau mengenaliku?” tanyanya

Aku mengangguk untuk mengiyakan  pertanyaannya. Sekalipun dia memakai topi dan juga masker yang menutupi sebagian wajahnya aku masih dapat mengenalinya dari suara yang dia keluarkan. Suara lembut namun terdengar manly itulah suara dia, Jung Jaehyun.

“Senang bisa melihatmu di sini Melody,” ucap ya sambil melepas maskernya.

Untuk kesekian kalinya dia membuat duniaku berhenti, hanya karena ucapannya dan juga senyumnya.

-ooOoo-

























Spring Melody ✓ ( END)Where stories live. Discover now