Terpisah: Bandung

10K 635 141
                                    

Halooo! 🤣

Ada versi terbarunya di DREAME yaaaa mulai update besok (01 September 2020) insya Allah

😄😄😄😄😄😄

Dua tahun kemudian.

Bandung.

Fasha masih di Bandung. Masih setia menikmati embun pagi yang jarang dirasakan di Jakarta. Masih setia bolak-balik Lembang demi mencuri liburan. Walau hampir setiap hari mendapat omelan dari ayahnya karena hampir tak pernah pulang lagi ke Jakarta. Akhirnya ibunya yang sering bolak - balik Jakarta-Bandung demi rasa rindu padanya. Seperti pagi ini, ketika Fasha membuka pintu apartemennya, muka ibunya muncul dengan mata sembap. Pasti berdebat dulu dengan ayahnya semalam demi bisa berangkat ke Bandung sebelum subuh. Karena Caca tahu kalau anaknya yang satu ini hanya akan terlihat di pagi dan malam hari di apartemen. Sisanya ia menghabiskan waktu lebih banyak di kantor atau di lapangan.

"Sarapan dulu ya, Sha. Ibuk bawa makanan! " tutur Caca. Sedangkan anak gadisnya itu malah meloyor ke kamar usai membuka pintu untuknya. "Tataaaaa masuuuk!" teriaknya saat sadar kalau bocah tujuh tahun yang merengek ikut ke Bandung dan bolos sekolah itu malah kedip-kedipin mata di depan bocah bule, tetangga apartemennya Fasha. Ini hasil ajaran sesatnya Rain yang membuat Caca sempat mengomel tiga bulan lalu. Rain sih cuma cekikikan walau berakhir dengan omelan dan jeweran ayahnya karena sudah sesat dalam mengajari Tata. Genit-genit manja ala Rain benar-benar diterapkan oleh Tata yang masih polos.

Tata segera berlari lantas cekikikan dan masuk ke dalam apartemen. Ia memang paling tahu sikon kapan si bocah ganteng nan bule, tetangga depan kakaknya itu bakal keluar apartemen. Tentu saja disaat jam segini di mana sekolah sebentar lagi akan membunyikan belnya. Omong-omong bocah bule itu masih sekolah di PAUD. Baru empat tahun. Hihihi.

Caca geleng-geleng kepala. Ia berjalan menuju dapur lantas membongkar semua bawaannya. Ia membuka semua makanan kemudian memanaskannya sebentar. Tak lama, ia sudah menaruh semuanya di atas meja makan. Terakhir, ia membuka kulkas Fasha kemudian mengambil susu dari sana. Ia menuangkannya di gelas kemudian berjalan menuju pintu kamar Fasha.

"Sarapan dulu!" panggilnya untuk ke sekian kali sambil mengetuk pintu kamar Fasha.

Gadis itu menjawab sambil keramas, "iya, buuuk!"

Caca menghela nafas. Ia kembali ke meja makan lantas menjumpai anak bungsunya yang sudah duduk di sana.

"Ganteeeng loh, buuuk," kali ini pujian untuk sekian kalinya pada bocah bule yang sama. Caca cuma geleng-geleng kepala. Berkat ajaran sesatnya Rain, Tata yang awalnya kagak bawel-bawel amat sekarang baweeeeeeel banget. Kagak ketulungan. Mana suka berantem pula sama Adel, sepupunya. Maklum, sesama mulut bawel yang susah akur. Mengingat itu hanya membuat Caca mengelus dada.

"Hari ini doang loh liburnya. Nanti sore dijemput ayah. Besok Tata harus sekolah," tutur Caca.

Diomelin begitu, ia hanya memonyongkan bibir. Syukurnya gak kayak Rain yang kalau diomelin malah balas menyolot. Baru akan berhenti kalau ayahnya menjewer telinganya lantas gadis itu akan terkikik-kikik masuk ke kamar.

Usai siap-siap, Fasha keluar dan mendapati Tata dan ibunya sudah menunggu di meja makan. Ia ikut duduk dan makan pagi ini. Ia sedang malas mendengar omelan ayahnya kalau membuat ibunya ini sedih. Karena sejujurnya ia pilu juga. Bukannya ingin egois, ia hanya belum siap menata hati. Apalagi ia merasa jika kehidupannya agak berantakan walau orang-orang di luar sana mungkin melihatnya hidup seperti manusia normal lainnya.

"Nanti pulang jam berapa?" tanya ibunya. Setelah hampir sepuluh menit mereka dian, akhirnya ia akan bicara. Sejujurnya Caca hanya mengamati perilaku anak sulungnya yang terlihat semakin dingin dan kadang mengirimkan keseganan pada orang-orang di sekitarnya. Ia tahu kalau Fasha masih terluka. Itu sangat terlihat dimatanya. Rasanya wajar sekali menilik Fasha memang kurang bisa beradaptasi pada sesuatu hal. Caca memaklumi. Hanya saja saat ini, Caca pikir anaknya sudah dewasa dan pastinya bisa menghadapi masalah-masalah hidup.

Jika CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang