02 ~ Bertemu, lagi

87 54 27
                                    

Sebuah keberuntungan bagi kelas XI IPS-3 dikarenakan pada pelajaran setelah Bu Ani yang mengajar mapel matematika jamkos, dikabarkan bahwa jamkos lagi karena Bu Yasmin, guru yang mengajar mapel Bahasa Inggris sedang menemani murid yang mengikuti lomba.

Begitupun bagi Gisha yang sekarang mencurahkan kesenangannya pada membaca. Tak heran bahwa ia memiliki mata minus karena keseringan membaca.

Aktivitas Gisha terganggu oleh kedatangan Aurel yang dengan heboh memanggilnya, seakan sudah tidak bertemu lama.

"Udah deh! Jangan teriak-teriak. Eh nyet, lo darimana aja sih? Gue cariin gak ada." Gisha memutar arah duduknya ke sebelah guna menghadap Aurel.

"Gue habis dari kantin. Hehehe" Jawab Aurel diakhiri kekehan kecilnya.

"Oh gitu ya sekarang, gak ngajak-ngajak ke kantinnya." Ucap Gisha.

"Tadi kan gue niatnya kekantin sama lo. Eh gue cari-cari lo-nya gak ada, ya udah gue diem di kelas. Nah! Tak lama kemudian ada kelas lain yang disuruh Bu Ani buat ngasih tugas. Gue kan anak teladan tuh, gue kerjain dulu lah tugasnya. Sehabis gue ngerjain tuh tugas, sampailah gue di kantin. The end." Cerocos Aurel.

Gisha hanya manggut-manggut tanda sudah paham. Aurel anaknya memang cerewet. Jadi jangan kaget bila ia suka menjelaskan secara rinci.

"Eh ya, Dilla sama Rossie mana?" Tanya Aurel.

"Tadi katanya sih ke toilet. Coba lo WhatsApp aja." Ucap Gisha.

"Oh ya udah, kebetulan gue mau ngomong sama lo masalahnya si Dilla." Aurel memelankan suaranya.

"Lo lihat gak postingannya dia yang meet up sama Fina dan Alen itu?" Tanya Aurel.

Gisha menggelengkan kepalanya tanda tidak tau.

"Emang kenapa sih?" Tanya Gisha.

"Ya aneh gak sih lo sama si Dilla." Ucap Aurel pelan.

"Aneh gimana?" Tanya Gisha, lagi.

"Baru kali ini dia meet up gak ngajak kita 'kan? Bentar gue kasih lihat fotonya." Aurel mengambil HP-nya.

Aurel menunjukkan foto pada Gisha.

"Hmm iya sih. Tapi masa kita gak ngebolehin dia jalan sama temannya yang lain, 'kan gak enak juga." Ucap Gisha.

"Bukan gitu maksud gue Gish. Ya lo pikir deh, dia dulu waktu susah, terus waktu gak ada yang mau temenan sama dia. Siapa coba yang nerima dia? Kita kan. Sekarang aja waktu udah bahagia cari teman lain." Ucap Aurel agak meninggikan suaranya.

"Hust! Kita sekarang ada di kelas Rel. Iya gue tau. Terus selain diam kita bisa apa? Nanti gue coba omongin ke Dilla." Gisha mengusap bahu Aurel mencoba menenangkan Aurel yang terlihat kesal.

Tak berapa lama kemudian yang sedang dibicarakan memasuki kelas. Dilla dan Rossie menghampiri Gisha dan Aurel.

"Hai guys!" Sapa Dilla yang hanya ditanggapi oleh Gisha.

Aurel hanya diam sembari memainkan HP. Gisha menyenggol lengan Aurel menyuruh Aurel untuk membalas sapaan Dilla.

"Kalian dari toilet mana sih, lama amat." Ucap Gisha.

Sedangkan Dilla dan Rossie hanya cengengesan tidak jelas.

"Kita habis lihat doinya si Rossie, Gish." Jelas Dilla.

Rossie memang sedang menyukai murid dari kelas lain yang menempati kelas XI IPA-2.

Gisha hanya memutar bola matanya malas.

Imperfect Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang