Prolog

35 4 0
                                    

Hari Senin.Hari yang sudah dinobatkan Devan sebagai hari tersial dalam hidupnya.Entah mengapa hari terkutuk itu selalu berhasil mengusik ketenangan Devan.Seperti sekarang ini,ia berdiri ditengah lapangan dengan tangan kananya yang membentuk gestur hormat.

Keringat bercucuran dari pelipisnya.Karena itu pula banyak siswi yang berteriak keras,menyaksikan betapa berhasilnya Tuhan menciptakan seorang makhluk bernama Devan Airlangga Reffito.

Sementara Devan hanya diam sambil menatap lekat kearah tiang bendera.Tak peduli dengan teriakan para siswi yang semakin keras.Ia memikirkan cara terbaik agar dia bisa bebas dari hukuman yang menurutnya sangat tidak manusiawi ini.Bayangkan saja,dia disuruh berdiri tegak dengan posisi hormat ditengah teriknya matahari selama tiga jam berturut turut.

"Pak!sudah ya?panas nih.Kasihan dikit lah sama saya!"

Devan berteriak kencang.Sementara Pak Yanto,guru piket yang menghukumya itu hanya tersenyum sinis dan kembali fokus pada koran yang sedang dibacanya.

Sebuah ide gila muncul dikepala Devan.Sebuah ide yang dengan mudahnya bisa membebaskan dirinya dari hukuman kejam satu ini.

Brukk

Suara berdebam keras itu mampu menarik perhatian hampir seluruh siswa maupun siswi yang berlalu lalang.Para siswi berteriak heboh,melihat tubuh Devan yang lemas tak berdaya tersungkur ke tanah.Sontak hal itu membuat Pak Yanto panik.Ia menghampiri Devan dan menepuk pipinya pelan,mencoba membangunkannya.Namun nihil Devan tetap bergeming di tempatnya.

Pak Yanto memanggil para petugas PMR untuk membawa Devan ke UKS.Sementara Devan yang sejatinya hanya pura pura pingsan tertawa dengan penuh kemenangan di dalam hatinya.

Rasain lo Yanto!!selamat menikmati omelan panjang dari si tua bangka!hahaha

.
.
.
.
Hai hai guys!!
Ini adalah Teen fiction pertamaku jadi maklumin aja lah kalau agak ngawur.Untuk cast di next chapter yak!

HorizonWhere stories live. Discover now