Sebelas

45 26 16
                                    

Itu semua gara-gara Ong dan Bona. Kalau saja dua orang itu tadi tidak meminta tumpangan mobil Seongri untuk pulang dengan mengajaknya, ia tidak akan seperti itu. Bayangkan saja, selepas Ong dan Bona turun, ia hanya berdua saja di mobil dengan Seongri. Ya, berdua saja dengan Seongri bersama kebisuan yang menyelimuti.

Saat di rumah sakit tadi, padahal ia sudah berusaha sebisa mungkin untuk bersikap biasa saja di hadapan Seongri meski tidak saling bicara. Kalau tidak begitu, jelas ia akan ketahuan kalau belum move on termasuk untuk menolak ajakan Bona.

Saat mobil berhenti di lampu merah perempatan jalan, Seongri diam-diam mendesah pelan sembari meremas kuat stir kemudi. Seandainya saja bisa, ia pasti sudah membentur-benturkan kepala ke stir kemudi karena merasa begitu bodoh. Bagaimana tidak? Ia melupakan fakta bahwa Youngmin kekasih Bona dan Bona teman Seola.

Saat lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, Seongri segera menginjak pedal gas. Tidak hanya ingin membenturkan kepala selama perjalanan, pemuda berjaket hitam kulit tersebut juga berusaha menahan gejolak yang begitu membuncah di hatinya. Salah satunya adalah ingin bertanya bagaimana kabar Seola yang sejak tadi terus memandang keluar jendela di sisi kanan.

Tak berselang lama, mobil pun tiba di depan flat Seola. Baik Seongri ataupun Seola sama-sama langsung menghembuskan napas lega.

"Makasih."

Nada ketus Seola saat berujar demikian sebelum membuka pintu mobil benar-benar mengingatkan Seongri pada masa-masa itu. Apalagi kalau bukan masa-masa pengejarannya terhadap Seola di semester dua lalu. Bedanya, sekarang keadaan sudah terbalik.

Tubuh Seola serasa ingin merosot turun setelah mobil sang mantan kembali melaju. Namun hal itu mati-matian ia tahan dengan segera melangkah menuju anak tangga.

Tap tap tap tap.

Awalnya, Seola memang mengabaikan suara langkah yang tertangkap indera pendengaran sesaat setelah menaiki anak tangga. Namun lama-lama ia merasa seperti sedang diikuti sebelum akhirnya memutuskan untuk berhenti lalu berbalik.

"Kamu ngapain-"

Ucapan Seola terhenti bersaamaan dengan kedua pupil matanya yang melebar begitu melihat sosok Seungwoo dengan tas plastik di tangan kanan.

"Apa?"

Seola langsung berbalik tanpa merespons. Perlahan semburat merah juga muncul di wajah. Malu.

"Aku nggak ngikuti kamu, ya. Orang habis belanja di minimarket juga." Lalu tanpa menunggu respons si tetangga, Seungwoo segera berjalan mendahului.

Sepeninggal si tetangga, gadis yang masih berdiri di anak tangga itu langsung mendengus.

Cakep sih, tapi menyebalkan.

To be continued

Sebenarnya, part ini mau di post pas ultah Seongri hari Jumat kmrn. Tapi gara2 aku keasyikan nulis cerita anak2 92L jadi terbengkalai. 😅

Jangan lupa baca project cerita WJSN lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jangan lupa baca project cerita WJSN lain.

💞💞💞

Move On ; Seola x SeongriWhere stories live. Discover now