Chapter 3

2.2K 222 60
                                    

Jaebum sudah lengkap dengan pakaian kerjanya. Ia berjalan menuju dapur untuk mencari keberadaan sang istri. Ia tersenyum melihat istrinya sedang membuat sarapan. Rupanya Jinyoung membuat omurice kesukaan suaminya. Setelah itu ia menyusunnya diatas meja makan beserta dua gelas susu.

"Selamat pagi" Sapa Jinyoung dengan senyuman manisnya. Ia menuntun suaminya agar duduk dikursi. Kemudian ia duduk di kursi seberang.

"Wah ini enak sekali. Tidak salah aku memilihmu"

Jinyoung hanya tersenyum menanggapi pujian suaminya.

"Hyung, apa aku boleh ikut denganmu?" Tanya Jinyoung.

"Wae? Bukankah kau harus menyelesaikan novelmu"

"Iya, tapi aku sedang tidak ada ide. Aku ingin melihat anak-anak yang dirawat disana. Apakah boleh?"

"Tentu saja"

"Jinja? Terima kasih hyung. Kalau begitu aku ganti baju dulu"

"Jinyoungie, habiskan saja dulu sarapanmu. Masih ada waktu satu jam lagi"

"Hm ne"

.

Tiffany memutar bola matanya malas mendengar celotehan adiknya.

"Aku bilang juga apa, jangan membawanya ke lokasi syuting. Sekarang dia demam karena ke hujanan" Mark masih setia mengompres kening anaknya.

"Daddy sudah, jangan marah-marah lagi. Aku tidak apa-apa" Ujar Hyunjin dengan suara seraknya.

"Tidak apa-apa bagaimana? Badanmu panas. Kau harus dibawa kerumah sakit"

"Shireo~"

Mark mengambil baju tebal Hyunjin dari dalam lemari kemudian memakaikannya ke tubuh mungil sang anak. Ia menggendong Hyunjin memasuki mobil. Hyunjin tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya karena Mark selalu mengutamakan kesehatan anaknya tersebut. Tapi kemaren Tiffany mengajak Hyunjin ke lokasi syuting hingga pulang malam, alhasil Hyunjin jatuh sakit seperti ini. Dan Mark menyalahkan Tiffany atas kejadian ini.

Sesampai dirumah sakit, Mark segera menemui dokter kenalannya. Tidak memakan waktu yang lama, Hyunjin dibawa keruang rawat kelas atas. Ingat, Mark selalu mengutamakan kesehatan Hyunjin, ya walaupun terkadang ia suka memarahi dan bersikap dingin terhadap anak tersebut.

"Anakmu terserang demam berdarah Mark. Itulah sebabnya suhu tubuhnya naik-turun"

"Ya apapun itu, aku ingin yang terbaik untuknya"

Dokter muda itu mengangguk. Setelah memeriksa dan memberikan obat kepada Hyunjin, ia keluar dari ruangan karena masih ada pasien lain yang harus ia tangani.

"Dad, apa aku akan tidur disini?"

"Iya. Untuk beberapa hari kau akan dirawat disini"

"Aku tidak mau. Aku mau pulang"

"Tidak bisa. Kau harus dirawat agar cepat sembuh. Sekarang istirahatlah, Daddy akan keluar sebentar"

"Daddy disini saja. Aku takut"

"Tidak apa-apa. Daddy keluar hanya ingin sarapan. Apa kau mau melihat Daddy sakit juga? Kalau Daddy sakit, siapa yang akan menjagamu?"

Hyunjin menatap wajah Mark cukup lama. Selama ini Daddy-Nya tidak pernah bicara selembut ini. Apa karena ia sakit? Kalau begitu ia ingin sakit setiap hari agar ia diperlakukan seperti ini terus oleh Daddy-Nya.

"Ya sudah. Tapi jangan lama-lama"

"Iya. Sekarang kau tidur. Daddy janji akan membelikanmu mainan kalau kau sudah sembuh"

Affair -Complete-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang