6. Menjauh

4.3K 229 10
                                    

Happy Reading~



Randy menggertakan giginya. Kalau saja Tari tidak menghentikannya saat itu mungkin Randy sudah membunuh laki-laki yang dengan teganya menyakiti Tari. Tari sangat ketakutan! Randy seperti orang idiot yang tidak bisa apa-apa. Randy ingin menenangkan Tari namun selama diperjalanan Tari hanya terisak dan lebih menyedihkannya lagi ketika Randy mendekat Tari merasakan ketakutan. Apakah Tari trauma dengan laki-laki termasuk dirinya?

"Tari!" Randy ingin mengusap kepala perempuan itu mencoba untuk menenangkannya namun entah bagaimana Tari malah menghindari Randy. Randy meringis. Kelakuan laki-laki busuk itu membuat Tari seperti ini.

"Maaf, Kak Ran. Jangan dekatin gue!" Tari keluar begitu saja dari mobil. Untungnya Riyan meminjamkan mobilnya pada Randy tanpa menanyakan lebih lanjut. Si Robert terpaksa Randy tinggalkan di parkiran kampu,s tidak mungkin Randy mengantar Tari dengan keadaan Tari yang sangat berantakan.

Randy mengikuti Tari dari belakang tapi hanya bisa sampai gerbang kost perempuan itu saja karena laki-laki memang dilarang masuk. Randy melihat sosok perempuan berkerudung panjang terkejut melihat keadaan Tari. Randy tahu jika perempuan berkerudung itu adalah teman sekamar Tari. Randy sangat bersyukur ada yang bisa menenangkan Tari walaupun itu bukan dirinya. Randy terdiam sebentar di luar gerbang sambil melihat Tari dari jauh. Tari bersama temannya itu sudah masuk ke dalam kost mereka tetapi saat Randy akan pergi. Seorang perempuan memanggilnya. Perempuan berkerudung itu.

"Ma..af. Boleh saya bertanya sedikit mengenai Tari? Mengapa dia seperti itu?" Perempuan berkerudung itu menunduk ke bawah saat bertanya pada Randy. Akhirnya Randy menceritakan seluruh kejadian yang menimpa Tari.

"Waktu gua mau nenangin dia, dia malah menjauh dari gua. Gua minta tolong tenangin dia, gua takut Tari trauma karena ini." Perempuan berkerudung itu masih saja menunduk. Randy sedikit bingung dibuatnya tapi ya sudah lah, pikir Randy.

"Iya, Kak. Makasih udah ngantar Tari pulang." Perempuan berkerudung itu pun kembali masuk ke dalam kost mereka.

Randy mengusap wajahnya dengan kasar. Apa jadinya jika Randy tidak datang?

Randy mengambil sebatang rokok. Begini lah Randy jika sedang banyak pikiran. Menurutnya Rokok adalah penyelesaian. Randy menghidupkan pemantik tapi Riyan duduk disebelah Randy menghalanginya.

"Rokok itu nggak ada gunanya. Rokok cuma ngasih racun buat diri lu sendiri. lu harus ubah mindset lu itu." Riyan memang sengaja tidak menanyakan apapun perihal Randy gusar seperti ini namun Riyan tahu jika Randy sedang memiliki masalah yang besar. Terbukti dari kebiasaan Randy jika sudah merokok berarti Randy memiliki masalah yang tak teratasi.

"Cih! Tahu apa lo? Biarin aja gua kayak gini. Gua ngerasa gua ini Cuma seorang pecundang yang nggak bisa apa-apa."

"Nggak kayak gini juga. Kalau lu ngerasa jadi pecundang kenapa lu nggak nyelesaikannya pelan-pelan? Bukannya malah melakukan hal yang nggak penting sama sekali. Bukannya bagus malah nyakitin diri sendiri itu malah membuat lu makin jadi pecundang."

"Tapi–" Randy tidak melanjutkan omongannya. Ini adalah aib Tari tidak pantas untuk diumbar kepada siapa pun walaupun Riyan adalah sahabat Randy.

Riyan mengerti. Randy tak dapat menceritakan masalahnya. Riyan tidak memaksa. Setiap orang pasti memiliki privasi masing-masing termasuk Randy. Yang pasti Riyan yakin masalah Randy ini bersangkutan dengan Tari –sahabat perempuan Randy satu-satunya. Riyan memang tidak begitu mengenal Tari hanya sekedar mengenalnya. Tetapi memang banyak penggemar Randy yang protes akan hubungan persahabatan Randy dan Tari dan hal itu sampai di telinga Riyan.

Detak Waktu Where stories live. Discover now