Obsession Brother (She is Mine)

Part 26

I'm free as a bird when I'm flying in your cage (so lost)
Aku bebas seperti burung saat terbang ke dalam kandangmu (amat kehilangan)
I'm diving in deep and I'm riding with no brakes (no luck)
Aku merasuki dan aku tak berhenti (tak beruntung)
And I'm bleeding in love, you're swimming in my veins
Dan ku korbankan demi cinta, kau berenang di pembuluh darahku
You got me now
Kau miliku sekarang

(For You - Liam Payne )

"Kau Jelas-jelas melihat jika barusan wanita itu sengaja menggoyangkan bokongnya di depan muka Archer." Bisik Elody dengan mata tajam.

Cassie menatap antara kesal, heran, dan cemburu pada wanita yang menjadi objek pengamatan Elody. Dia memutar otaknya beberapa jam yang lalu saat Bell berbunyi dan dia dapat melihat wajah heran, bersyukur, sekaligus bahagia Darell karena melihat kembarannya yang tiga hari menghilang akhirnya pulang. Tapi sesosok perempuan bertubuh ramping yang awalnya bersembunyi dibalik tubuh Andrian membuat mata bulat Cassie menyipit tidak suka.

Andrian tidak pulang sendiri. Dia bersama seorang gadis yang terakhir diingat Cassie adalah perempuan yang membuat kesal pada pertemuan terakhirnya. Gadis yang tubuhnya membuat para wanita iri, Wajahnya yang bisa menjadi rebutan photographer. Gadis itu, Mercie Carter.

Dylan yang duduk disamping kekasihnya ikut menatap dari balik koran pagi yang dibacanya. Cassie pikir orang yang suka humor seperti Dylan adalah tipe orang yang tidak masuk daftar orang yang suka membaca koran. "Siapa dia?"

"Mercie," Jawab Cassie singkat sambil sesekali melilik kearah Archer yang tengah berkumpul bersama Darell, Andrian, dan Mercie diruang Tamu. Gadis berambut Kemerahan itu sedari tadi melirik awas pada tiap pergerakan berbahaya Mercie jika seperti sedang menggoda Archer. Meski yang dapat ditangkap oleh Cassie saat ini adalah sebuah pembicaraan serius.

Dylan menggerakkan kembali matanya kearah antara Mercie, Elody, Cassie, dan kembali kekorannya. "Lalu Mercie ini siapa?"

"Dulu dia adalah teman Sma Kak Archer."

Dylan menaikkan sebelah alisnya. "Seingatku Archer bercerita tentang dia yang tidak punya teman berkat hasutan kedua saudara tirinya yang menyebarkan gossip jika Archer berasal dari agama Sekte dan siapapun yang mau jadi temannya harus rela dikorbankan untuk tumbal pemanggil Monster Buaya darat."

Elody berdecak sembari bergumam lirih. "Ada ya orang gila yang membuat cerita Dongeng?"

"Aku meralat dari kata 'teman' ke kata 'wanita yang menaksirnya' sehingga dulu kak Andrian dan kak Archer sering bertengkar," Cassie terdiam sesaat. "Tapi bukan karena memperebutkan wanita itu. Kak Andrian menyukainya jadi dia membenci kak Archer."

Entah apa yang mereka katakan kemudian Mercie menunjukkan sesuatu di tas Branditnya kepada Archer. Terlihat Mercie berdiri karena posisi mereka saling berhadapan. Archer bersebelahan dengan Darell dan Andrian bersebelahan dengan Mercie.

Mata Cassie mulai menyipit seperti teropong. Dia yakin gerakan Mercie yang menunduk agar Archer dapat melihat kertas yang ditunjukkan itu pasti akal-akalan. Gadis itu membuat gerakan menyebalkan yang membuat bajunya yang berleher rendah menyingkap sedikit dada menonjolnya.

"Kak Elody," Cassie berkata datar. Elody menoleh cepat melihat heran wajah Cassie yang dingin. "Tahan tanganku."

"Apa?" Elody membeo.

Cassie mengulang masih dengan mata menatap tajam. "Tahan tanganku sekarang sebelum aku melemparkan vas bunga kekepala wanita itu."

Cepat-cepat Elody menahan tangan Cassie. "Aku tahan."

Dylan disebelah mereka hanya terkekeh pelan. " Kau tenang saja Cassie," Dylan menutup korannya. "Archer itu selama kuliah bersamaku tidak pernah melirik wanita manapun meski banyak yang mengekorinya atau bahkan sampai menerbangkan roknya agar Archer melirik tapi nyatanya Archer sangat cuek pada wanita manapun dan Archer terlihat seimut kucing saat menelponmu dan segila hulk saat kau tidak mengangkat teleponnya selama satu hari."

Cassie terseyum bangga. "Aku tahu sejak dulu kak Archer hanya mencintaiku seorang."

"Nah,