Selang enam bulan setelah berakhirnya pemboikotan itu wafatlah Abu Thalib, kemudian menyusul seorang mujahidah yang sabar -semoga Allah meridhai beliau-
tiga tahun sebelum hijrah.
Di dalam melalui saat-saat sakarat ditemani suami tercinta, Rasulullah SAW. Dalam keadaan kesakitan yang amat itu, dia mengungkapkan kata-kata yang menyebabkan Jibril juga teruja. Katanya,
”Wahai rasul utusan Allah, tiada lagi harta dan hal lainnya yang bersamaku untuk aku sumbangkan demi dakwah. Andai selepas kematianku, tulang-tulangku mampu ditukar dengan dinar dan dirham, maka gunakanlah tulang-tulangku demi kepentingan dakwah yang panjang ini”.
Rasulullah SAW berasa sayu mendengar semua itu. Jibril naik bertemu Allah. Jibril bertanyakan Allah, adakah Allah mendengar kata-kata Saidatina Khadijah itu? Allah menjawab pertanyaan Jibril – bukan hanya kata-katanya sahaja yang Allah dengari malah bisikannya juga. Allah meminta Jibril menyampaikan salam buat Saidatina Khadijah.
Jibril turun dan memberitahu Rasulullah SAW akan hal itu. Rasulullah SAW menyampaikan salam tersebut kepada isteri tercinta. Ustadz turut menceritakan bahwa dalam sesetengah riwayat tangan Saidatina Khadijah seakan bersilang saat menyambut salam itu dan Saidatina Khadijah melafazkan bacaan yang begitu masyhur yang sering kita lafazkan selepas solat:
Allaahum ma antas salaam - waminkas salaam
Wa ilaika ya 'uudus salaam
Fahayyina rabbanaa bis salaam
Wa adkhilnal jan nataka daaras salaam
Tabaa rakta rabbanaa wa ta 'aalaita yaa dzal jalaali wal ikraam.
Ya Allah, Engkaulah kesejahteraan, dariMulah asal kesejahteraan dan kepadaMu pula kembali kesejahteraan, maka hidupkanlah aku dengan kesejahteraan dan masukkanlah aku kedalam surga kampung kesejahteraan. Maha Mulia Engkau Ya Allah yang memiliki kemegahan dan kemuliaan.
Dan pergilah Saidatina Khadijah menghadap Allah SWT, kekasih yang dirindui. Terlalu hebat wanita ini. Dialah insan pertama yang mengimani Rasulullah SAW. Tidak cukup dengan harta, tulang-tulangnya juga ingin digunakan untuk membantu perjuangan Rasulullah.
Begitulah Nafsul Muthmainnah telah pergi menghadap Rabbnya setelah sampai pada waktu yang telah ditetapkan, setelah beliau berhasil menjadi teladan terbaik dan paling tulus dalam berdakwah di jalan Allah dan berjihad dijalan-Nya.
Dalam hubungannya, beliau menjadi seorang istri yang bijaksana, maka beliau mampu meletakkan urusan sesuai dengan tempatnya dan mencurahkan segala kemamapuan untuk mendatangkan keridhaan Allah dan Rasul-Nya. Karena itulah beliau berhak mendapat salam dari Rabb-nya dan mendapat kabar gembira dengan rumah di surga yang terbuat dari emas, tidak ada kesusahan didalamnya dan tidak ada pula keributan didalamnya.
Karena itu pula Rasulullah bersabda: “Sebaik-baik wanita adalah Maryam binti Imran, sebaik-baik wanita adalah Khadijah binti Khuwailid”.
Ya Allah
ridhailah Khadijah binti Khuwailid, As-Sayyidah Ath-Thahirah.
Seorang istri yang setia dan tulus, mukminah mujahidah di jalan diennya dengan seluruh apa yang dimilikinya dari perbendaharaan dunia.
Semoga Allah memberikan balasan yang paling baik karena jasa-jasanya terhadap Islam dan kaum muslimin.
Dengan wafatnya Khadijah maka meningkatlah musibah yang Rasul hadapi. Karena bagi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, Khadijah adalah teman yang tulus dalam memperjuangkan Islam.
Di dalam kerinduan dan kesedihan Rasulullah saw di atas pemergian Abu Thalib dan isterinya tercinta, Allah menggembirakan Rasulullah dengan membawanya naik ke langit di dalam peristiwa Isra' dan Mikraj seterusnya memberikan ibadah teragung iaitu ibadah solat.
Wallahua'lam
**
Saya dari dulu paling nggak bisa ngga nangis kalo baca kisah kewafatan Siti Khadijah
Semoga dapet feel nya

YOU ARE READING
KISAH SITI KHADIJAH RA (COMPLETED)
Spiritualia adalah wanita yang paling terhormat nasabnya, paling banyak hartanya, dan paling cerdas otaknya dikalangan kaumnya