52. Bipolar Guy .52

591 84 30
                                    

"Telat pulang. Abis darimana lo?" Gue berhenti melangkah lalu menoleh ke arah sumber suara.

Gue mendapati Jihoon yang terduduk di sofa ruang tamu dengan koran lokal ditangannya.

"Serah kek gue kemana." Jawab gue singkat lalu melanjutkan langkah menuju kamar.

"Eh ditanyain baik-baik malah ngeloyor aja lo."

Gue mendengar langkah kaki Jihoon ngikutin gue dari belakang, ni orang gabut bener ya hidupnya kalo nggak gangguin gue?

Sampai di depan kamar, gue berbalik lalu menatap Jihoon geram.
"Ngapain ngikutin gue!?"

"Yaelah sante napa gausah ngegas. Gue cuma mau ngambil handuk." Jawabnya gak kalah nyolot dari gue lalu melaju ke arah almari berwarna putih di dalam kamar.

Gue ngerebahin tubuh di kasur sambil menerawang jauh. Yakin gue mau ngedeketin Jihoon yang kelakuannya begini?

Gue membalikkan tubuh membelakangi Jihoon yang sedang mengotak atik almariya untuk mencari barang yang dimaksud.

"Tadi, lo dianterin siapa?"

Alis gue bertautan membentuk kerutan kecil di dahi.

Dia nanya ke gue?

"Ditanyain malah diem aja." Sebuah handuk kecil terlempar ke atas kepala gue yang ngebuat gue berbalik lagi menghadap Jihoon.

"Lo nanya gue?"

"Menurut lo?" Jihoon mengambil kembali handuk yang tadi dilemparkannya.

"Jaemin." Jawab gue singkat lalu membuka ponsel untuk mengecek beberapa chat yang masuk dan udah tertimbun dari tadi.

"Jaemin siapa?"

Gue menggeleng pelan dengan mata yang masih terfokus ke layar ponsel. Terlalu banyak chat yang masuk, dari grup angkatan.
"Yaelah lo nggak kenal."

"Ya makanya kenalin."

Gue nggak merespon Jihoon dengan segala kekepoannya, karena topik di grup chat lebih hot sekarang. Masa iya guru seni budaya gue jadi nikah sama guru mapel olahraga yang awalnya iseng-iseng di comblangin sama anak-anak seangkatan. Hell.

"Eh Ji, tau kabar hot nggak." Gue meletakkan ponsel sejenak.
"Bu Bo Young sama pak Hyung Sik mau nikah anjer! Demi apa, sejak kapan mereka pacaran???"

"Yaudah sih. Mereka yang nikah kok lo yang heboh." Jihoon melempar pandangannya tak tertarik.

"Yaudah sih. Mereka yang nikah kok lo yang sewot." Bantah gue dengan sedikit mengopi kalimat Jihoon yang membuatnya kesel seketika.

Gue mengalihkan pandangan kepada grup chat angkatan lagi. Apalagi sekarang muncul si Daehwi yang over bacot disana, pake spam gak karuan yang otomatis bikin grup makin rame.

Tapi gerakan jari gue berhenti pas gue ngerasa kalo Jihoon masih ditempatnya dengan tatapan datarnya dari tadi.

"Ngapain masih disini?" Tanya gue dengan mendongakkan wajah.

"Siapa Jaemin?"

"Lo masih kepo sama itu?" Gue meringis mau ketawa aja rasanya.

Jihoon masih diam belum berkutik dengan matanya yang memenjarakan manik mata gue dengan keji hingga akhirnya dia mengangguk samar.

"Kenapa? Ngerasa kalah gant-"

"Pacar?" Jihoon memotong kalimat gue dengan cepat.

Pacar? Ketemu aja baru tadi.

"Lah." Gue mengeluarkan napas panjang karena gak ngerti arah pemikiran Jihoon yang belok kemana mana ini.

"Hati-hati sama cowok yang tampangnya kek gitu."

Sarang.isasi [END] -parkjihoonWhere stories live. Discover now