Skenario 7 : Goyah

1.2K 155 8
                                    

Seoul of Art University Hall, 10:13 pm

Yewon dan Sinb berjalan terburu-buru setengah berlari menuju aula universitas tempat acara puncak charity  tahunan di gelar. Yewon ingin datang melihat penampilan Yoongi meskipun ia tahu bahwa usahanya hanya sia-sia. Dari pintu gerbang universitas tadi banyak orang-orang keluar dan sayup-sayup ia mendengar bahwa acaranya sudah selesai sekitar 5 menit yang lalu.

Tadi, ketika ia duduk di sekitar vending machine, Sinb menemuinya dan memintanya untuk menemani mencari kado ulang tahun untuk Hobi, pacarnya. Sinb memohon padanya karena gadis itu lupa kalau ulang tahun pacarnya adalah jam 12 malam ini. Yewon jadi tidak tega, maka dengan berat hati ia bersedia. Mereka bergegas pergi ke daerah Dongdaemun yang tempatnya lumayan jauh dari universitas. Mereka berbelanja mencari kado untuk Hobi hingga 3 jam lamanya. Bodohnya lagi, Yewon menyetel ponselnya ke mode diam sehingga ia sama sekali tidak  tahu bahwa Yoongi menghubunginya puluhan kali. Ratusan pesan juga terlihat memenuhi layar notifikasinya. Tiba-tiba Yewon menjadi sangat khawatir. Entahlah, ia hanya merasa tidak enak hati, atau lebih tepatnya takut?

"Oh, Yewon, itu temanmu di klub kan? Kau bisa masuk ke dalam bersamanya, oke? Aku harus pergi mempersiapkan ulang tahun Hobi oppa", kata Sinb panjang lebar sembari membenarkan pegangan paper bag di kedua tangannya.

"Tidak, Sinb--"

"Oppa!"

Sinb dengan tidak tahu malunya berteriak dan melambai pada 'teman' Yewon yang berdiri tidak jauh dari tempatnya.

"Iya.. Oppa yang disana... Kemari...!"

Yewon meringis pelan. Sekali lagi, entah kebetulan atau memang permainan takdir, teman yang dipanggil Sinb tadi adalah Namjoon. Lelaki itu tampak kesulitan mengangkat  2 buah box besar berisi perlengkapan klub yang dia bereskan di standnya tadi. Lelaki itu benar-benar tidak menyadari keberadaan Yewon sehingga dia hanya menuruti permintaan seseorang yang sedang memanggilnya, Sinb. Begitu Namjoon menurunkan kedua box itu ke lantai, tatapan matanya berubah murung ketika kedua mata sipitnya lagi-lagi melihat gadis kesayangannya tengah berdiri di hadapannya.

"Yewon, aku harus pergi. Dahh~" kata Sinb memecah keheningan dan berlalu begitu saja.

Namjoon dan Yewon saling menunduk dalam keheningan. Sejujurnya Namjoon merasa sangat senang sekaligus sesak di hatinya. Senang karena ia banyak melihat dan bertemu dengan Yewon lagi hari ini. Sesak, karena bahkan setelah ia mengungkapkan semua perasaannya pada Yewon, gadis itu tidak memberikan jawaban apapun kepadanya. Namjoon menyunggingkan senyum miris untuk dirinya sendiri. Tanpa berlama-lama lagi, ia mencoba mengangkat kedua box tadi untuk dibawa ke ruang klub. Tapi, melihat Namjoon kesusahan membawa itu semua, Yewon kemudian dengan cekatan meraih salah satu box dan mengangkatnya dengan kedua tangan kecilnya.

Namjoon melirik ke arah Yewon sekilas dan tatapan mereka kembali bertemu karena Yewon melirik Namjoon saat itu juga. Yewon tersenyum tipis pada Namjoon, tapi lelaki itu dengan cepat memalingkan wajahnya kearah lain dan melangkah meninggalkan Yewon di belakang. Namjoon tidak bisa berlama-lama berada di dekat gadis itu atau perasaan cintanya kembali menyeruak ke permukaan.

Mereka berjalan ke arah klub dalam keheningan, sibuk dengan pikiran masing-masing. Yewon yang memikirkan Yoongi dan Namjoon, Namjoon yang memikirkan nasib hubungannya dengan Yewon... Ah, rasanya begitu rumit dan menyedihkan. Andai saja Tuhan membuat semuanya menjadi lebih mudah, maka mereka akan bersyukur dan bahagia, terlebih Namjoon yang setiap hari berdoa bahwa Yewon akan melihat, dan mungkin membalas cintanya suatu hari nanti.

Lama mereka berjalan dalam diam akhirnya mereka sampai pada koridor terakhir tempat ruang klub berada. Ruang klub sudah terlihat diujung koridor sana. Beberapa lampu di sisi kanan dan kiri koridor telah dimatikan karena ini sudah hampir tengah malam. Langkah mereka melambat begitu mereka menyadari seseorang tengah berdiri di depan pintu masuk klub. Cahaya lampu yang temaram membuat mereka kesusahan untuk menebak-nebak siapa orang itu sebenarnya. Orang itu tampak tidak tenang, terlihat menggigit ibu jari kanannya dengan tidak sabaran.

LOVE SCENARIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang